UMS, pabelan-online.com – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) akan melakukan konversi dari akreditasi A menjadi akreditasi unggul. Hal ini bertepatan dengan berakhirnya akreditasi A UMS pada Desember 2021 mendatang.
Diketahui bahwa kedepannya akreditasi perguruan tinggi maupun program studi (prodi) mengalami transisi menuju sistem yang baru. Pada sistem yang baru ini instrumen akreditasi memiliki empat kategori, yakni tidak terakreditasi, baik, baik sekali, dan unggul.
Selaku Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LJM) UMS, Hari Prasetyo mengatakan bahwa akreditasi unggul merupakan kategori terbaik pada sistem yang baru, sedangkan akreditasi A merupakan kategori terbaik di sistem yang lama.
Keduanya tidak dapat disamakan karena untuk mencapai akreditasi unggul, persyaratannya lebih berat dibandingkan dengan akreditasi A. Sistem yang lama, titik beratnya terdapat pada input dan proses, sedangkan pada sistem yang baru titik beratnya terdapat pada output dan outcome.
Ia juga menjelaskan mengenai contoh ilustrasi dari aspek kemahasiswaan, di mana pada sistem yang lama rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) lulusan yang tinggi sudah bisa mendapatkan nilai A. Namun, dengan sistem yang baru ini juga akan dilihat dari level apa lulusan bekerja.
“Sehingga pada sistem baru kuantitas penting tapi tidak cukup, perlu dilihat kualitasnya juga,” tambah Hari ketika diwawancarai via WhatsApp, Jumat (12/6/2020).
Hari mengungkapkan, jika mulai tahun ini sudah dirintis upaya konversi agar tahun depan UMS bisa menjadi akreditasi unggul.
Beberapa usaha juga terus diperjuangkan, diantaranya adalah aspek kualitas dosen yang terus ditingkatkan dari segi jumlah maupun kualitas tiap dosen, penjaminan mutu universitas terus ditingkatkan dengan melakukan survei kepuasan pelanggan, peningkatan kualitas lulusan lewat berbagai program seperti magang di industri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang digaji, dan peningkatan kualitas publikasi dosen dan mahasiswa.
Baca Juga: Aliansi 11 Fakultas Tuntut Pihak Kampus Sediakan Platform Khusus Perkuliahan
Hari mengatakan, bahwa seluruh civitas akademika UMS harus saling bahu membahu memerjuangkan hal tersebut, sesuai dengan porsinya masing-masing.
Saat ini, mahasiswa sedang diminta untuk banyak melakukan pengisian survei. Hal itu bertujuan untuk memantau jaminan mutu universitas dan juga sebagai media perbaikan internal UMS secara lanjut melalui feedback dari semua pihak.
“Lewat survei yang sedang disosialisasikan pengisiannya, dimohon agar survei diisi dan diberikan masukan yang konstruktif bagi kemajuan UMS,” ujar Hari.
Sejalan dengan upaya universitas untuk meningkatkan mutu, mahasiswa dari Fakultas Komunikasi dan Informatika (FKI) Prodi Informatika UMS, Reza Aristo Rifandi mengatakan bahwa langkah untuk menyosialisasikan survei kepada mahasiswa yang dimulai dari fakultas merupakan langkah penting. Menurutnya, hal tersebut bersifat logis karena fakultas merupakan pusat mahasiswa berkumpul.
“Jika memang sudah baik ataupun belum baik, maka konversi ini bisa jadi solusi untuk mengubahnya,” ujar Reza saat dihubungi tim Pabelan Online via WhatsApp, Jumat (12/6/2020).
Reporter : Sarah Dwi Ardiningrum
Editor : Novali Panji Nugroho