Di tengah pandemi tahun ini, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) telah meraih piagam penghargaan untuk pelaksanaan Masa Ta’aruf (MASTA) Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) 2020 dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai Perguruan Tinggi pertama di Indonesia yang melakukan Penyambutan Mahasiswa Baru secara daring.
Hal tersebut disambut gembira dari berbagai pihak, salah satunya perwakilan dari MURI yaitu Sri Widiyati karena dirasa UMS tetap berkarya dan berprestasi walaupun berada di tengah pandemi. Penghargaan ini pun dapat dijadikan maba 2020 untuk alasan berbangga diri dan tetap semangat belajar di UMS.
Di balik kegembiraan tersebut, pelaksanaan Masta PMB tahun ini terlihat sedikit grasah-grusuh. Pada tahun-tahun sebelumnya, Masta PMB selalu dilaksanakan akhir bulan Agustus, berbeda dengan tahun ini yang dimajukan pada awal Juli, dengan alasan jumlah maba yang sudah memenuhi kuota untuk dilaksanakannya penyambutan maba.
Apabila dibandingkan dengan jadwal yang lain, seperti jadwal Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dan pengumuman SBMPTN yang diundur karena Covid-19. Sama dengan kampus-kampus lain yang bermawas diri dan mengundurkan jadwal orientasi mahasiswa yang rata-rata diundur pada bulan September, bahkan diundur hingga tahun depan. Tetapi UMS tanpa rem tetap melaksanakan penyambutan maba dan memajukannya.
Baca Juga: Membangun Psikologi Positif dan Produktif di Era Pandemi
Mengingat kondisi Covid-19 yang meresahkan secara finansial dan infrastruktur, jadwal pelaksanaan Masta PMB ini dapat dinilai dari dua sisi. Pihak kampus yang member semangat pada maba dengan acara penyambutan maba yang menyenangkan atau kampus yang memanfaatkan momen pandemi dan memajukan jadwal untuk sebuah penghargaan rekor Muri.
Apalagi mengingat pelaksanaan daring di tengah pandemi harus melewati banyak persiapan, bukan hanya persiapan dari pihak kampus tetapi tentu dari pihak mabanya sendiri. Apakah maba secara finansial dan infrastruktur sudah siap untuk menyambut acara penyambutan maba secara daring yang ujug-ujug dimajukan dan mengingat setelahnya harus mempersiapkan pembelajaran daring.
Memang benar penghargaan itu penting untuk citra kampus dan menaikkan semangat dan rasa bangga mahasiswa di tengah pandemi. Namun, semoga UMS tidak langsung puas setelah menyabet penghargaan Muri.
Masih banyak hal-hal yang lebih penting dan perlu diperhatikan untuk ke depannya. Seperti pelayanan fasilitas secara infrastruktur dan finansial kepada mahasiswa selama daring nanti. Tentu setelah diraihnya penghargaan ini, kita berharap UMS selanjutnya meningkatkan pelayanan-pelayanan yang nyata kepada mahasiswa UMS ke depannya.