Pengalihan sementara dalam dunia pendidikan untuk menahan penyebaran rantai virus Covid–19 di seluruh dunia memengaruhi sistem pembelajaran di Indonesia. Seluruh kegiatan pembelajaran dilakukan secara online, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
Pembelajaran online tidak hanya sebagai literacy center, namun juga platform yang dapat mengkoordinir sistem pembelajaran. Maka dari itu, pengalihan pembelajaran secara online merupakan salah satu solusi yang tepat pada masa pandemi.
Perkembangan sains semakin pesat, terutama di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi. Perkembangan teknologi tersebut memberikan dampak perubahan baik pada bidang politik, ekonomi, pendidikan, dan lain lain.
Hasil riset Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dengan Pusat Kajian Komunikasi (PusKaKom) Universitas Indonesia (UI) menunjukan pertumbuhan penggunaan internet di Indonesia yang terus meningkat. Riset yang dilakukan tahun 2012 melaporkan bahwa sebanyak 24,3% pengguna internet di Indonesia, dan riset yang sama dilakukan pada 2014 dengan hasil pengguna internet di Indonesia sebanyak 34,9%.
Penggunaan internet untuk keperluan pendidikan yang makin meluas merupakan salah satu bukti, bahwa bisa berinovasi dengan media ini dalam bidang pendidikan. Salah satu pemanfaatan internet dalam dunia pendidikan, tepatnya pembelajaran jarak jauh yakni online learning. Terdapat berbagai istilah untuk menjabarkan hal tersebut; online learning, e-learning (pembelajaran elektronik), internet enabled learning, virtual learning, virtual classroom atau web based learning (Sihaan,2003)
Riset kali ini bertemakan tentang “Respons Mahasiswa Terhadap Transformasi Pembelajaran”. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Menggunakan instrument berupa pedoman wawancara, kuesioner, dan jurnal ilmiah. Responden berangkat dari tujuh orang tiap fakultas, dengan total 98 responden. Wawancara dilakukan kepada Prof. Dr. Muhammad Da’i, M.Si., Apt selaku Wakli Rektor I UMS Bidang Akademik dan Kerjasama, serta Drs. Yuli Priyana, M.Si selaku Dekan Geografi UMS.
PEMBAHASAN
Transformasi Pembelajaran
Pengalihan metode pendidikan dari luring ke daring menimbulkan beberapa hal yang perlu dipersiapkan lebih matang. Kuliah daring menuntut dosen dan mahasiswa menguasai teknologi informasi dengan berbagai macam platform, seperti Zoom, Google Meet, Schoology, Open Learning, dan lain-lain. Sehingga dosen bekerja keras untuk memenuhi hal tersebut agar pembelajaran tetap efektif dan efisien.
Sekiranya sudah memungkinkan, kuliah daring kembali akan menjadi komplementer dari perkuliahan luring. Berbagai kebijakan sudah di keluarkan. Penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dengan metode pendekatan daring ataupun luring sudah dilakukan. Indikator yang dibuat yakni seperti dosen wajib menggunakan materi Power Point (PPT), wajib kuliah sinkron 30-50 menit, menyediakan modul, PPT bernarasi, media diskusi, dan lain lain.
Untuk praktikum memang menjadi masalah, karena hanya beberapa praktikum saja yang bisa dipandu dengan video secara daring, yang lain tidak bisa. Program vokasi yang bersifat non degree saat ini belum ditemukan permasalahan. Mengingat jumlah mahasiswa yang tidak terlalu banyak, maka pola daring dan luring berjalan secara optimal.
Kelebihan dan Kelemahan Online Learning
Melihat dari sisi lain, nampaknya online learning juga memiliki nilai positif. Para mahasiswa bisa mengikuti perkuliahan kapanpun dan di manapun, sehingga lebih fleksibel menyesuaikannya. Selain itu, dengan kuliah jarak jauh juga dapat menghemat biaya transportasi. Untuk mahasiswa yang merantau ke kota lain juga menghemat biaya kehidupan dan biaya kos.
Lalu untuk materi perkuliahan bisa dipilih sesuai tingkat kemampuan. Tanya jawab mengenai materi perkuliahan bersifat fleksibel via chatting. Durasi perkuliahan juga cenderung lebih singkat, antara 30-50 menit. Mahasiswa juga bisa mereview ulang secara mandiri dengan mendownload materi yang tersedia.
Hal tersebut bisa melatih mahasiswa untuk lebih bertanggung jawab, kreatif, dan memiliki sifat mandiri. Namun, di sisi lain banyak kelemahan dari perkuliahan daring, seperti koneksi internet yang harus bagus agar mahasiswa tidak ketinggalan materi saat perkuliahan berlangsung. Biaya untuk membeli kuota internet bagi mahasiswa kian meningkat. Lalu, materi yang disampaikan juga tidak se-efektif saat perkuliahan luring.
Mahasiswa sebagai pusat proses belajar memang harus diwajibkan lebih aktif dalam mencari sumber belajar sebagai tambahan materi kuliah. Kuliah daring memang tidak bisa menggantikan sepenuhnya perkuliahan luring, namun sebagai emergency exit harus ditempuh dan diupayakan agar lebih efektif.
Hasil Pengisian Kuesioner
Ketika responden ditanya mengenai kualitas perkuliahan online sama baiknya dengan perkuliahan offline, 27% menjawab mungkin dan 0% menjawab iya.
Responden diminta untuk memberi skala 1 – 10 mengenai keefektifan pelaksanaan online learning, mayoritas responden menjawab 7/10 dan 8/10.
Responden ditanya mengenai keputusan kampus menerapkan online learning selama pandemi merupakan keputusan yang tepat, 51% menjawab iya, 20% menjawab tidak, dan 29% menjawab mungkin.
Selanjutnya, responden diminta menanggapi berapa persen keefektifan onlinelearning selama pandemi, 22% responden menjawab 10-25%, 29% responden menjawab 25-50%, 41% responden menjawab 50-75%, dan 8% responden menjawab 75-100%.
Lalu, responden diminta menanggapi tentang keefektifan online learning di masa pandemi, 22% mengatakan iya, 47% mengatakan mungkin, dan 31% mengatakan tidak.
- 98 responden dimintai pendapat terkait isu online learning sebagai masa depan Indonesia, berikut rangkuman jawaban:
Online learning adalah pilihan yang tepat saat dalam keadaan pandemi seperti ini. Pembelajaran secara online cukup baik mengingat akan kemajuan zaman saat ini yang semuanya menggunakan teknologi modern, salah satunya dalam pembelajaran. Tetapi, persentase pemahaman mahasiwa saat online learning itu sangat kecil, mungkin hanya sekitar 25% saja. Online learning baik dan mungkin juga efektif, tetapi online learning masih membutuhkan perbaikan dan penyempurnaan dalam pelaksanaannya.
Manajer Penelitian
Departemen Penelitian dan Pengembangan (Litbang) LPM Pabelan 2020