UMS, pabelan-online.com – Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengadakan seminar nasional dengan tema “Optimalisasi Potensi Mahasiswa yang Inovatif, Kreatif, dan Produktif di Masa Pandemi”. Acara yang dilakukan melalui Zoom Meeting tersebut membicarakan tentang penyaluran ide kreatif, inovatif, dan cara menjadi pribadi yang produktif.
Dhika Widayat adalah seorang founder akun Instagram @ngajimatematika yang menjadi pembicara pada seminar ini mengungkapkan, bahwa pada tahun 2025-2030, Indonesia diperkirakan akan mengalami bonus demografi. Kondisi di mana usia produktif lebih banyak daripada usia non produktif.
Hal tersebut merupakan keuntungan yang besar bagi Indonesia. Namun, hal ini menjadi tantangan juga bagi anak muda yang tidak mampu berkarya dan hanya mengandalkan lapangan pekerjaan yang ada.
Sebenarnya, Indonesia adalah negara yang kreatif. Di masa pandemi ini dengan segala keterbatasan yang ada mampu membuat seseorang menjadi lebih kreatif. Banyak ide-ide kreatif muncul karena keterbatasan, hanya saja masalahnya kita mampu atau tidak untuk memunculkan ide kreatif tersebut.
Ada dua cara untuk mencari ide kreatif dan inovatif, yakni jalan-jalan atau traveling dan nongkrong. Jalan-jalan mengunjungi tempat-tempat sekitar yang belum pernah dikunjungi mampu membantu menemukan banyak ide kreatif dan inovatif. Selain itu, nongkrong atau main bisa menumbuhkan ide kreatif dan inovatif karena interaksi dengan orang lain.
Dari dua cara tersebut seseorang mampu menemukan permasalah baru yang akan membuat dirinya berpikir untuk mencari solusi. “Sekolah dan kuliah hanya memberikan sedikit ilmu penting, tetapi dengan interaksi sosial, kita mampu memunculkan ide-ide kreatif,” ungkap Dhika, Sabtu (5/12/2020).
Baca Juga: Kondisi Belum Kondusif, Perpustakaan UMS Kembali Layani Secara Daring
Dhika juga mengatakan, ketika memulai sebuah karya pasti akan mengalami hambatan, seperti “takut jelek”. Namun, pada dasarnya semua hal yang pertama itu memanglah jelek. Mulai saja dulu dari apa yang kita bisa, lalu buatlah yang lebih baik dan nikmati prosesnya. Tak semua orang mampu memulai karena mereka belum siap, padahal untuk berkarya itu jangan menunggu siap, tapi jalani dulu apa yang kita bisa.
Satu cara supaya karya kita mampu muncul diantara banyaknya karya yang ada, yaitu buatlah sesuatu yang berbeda dari yang telah ada. Jika kita menghasilkan karya yang sedikit lebih baik maka orang-orang tidak akan perduli. Namun, jika kita membuat yang sedikit berbeda maka orang-orang akan memperhatikan karya kita.
“Sedikit lebih beda, lebih baik dari pada sedikit lebih baik,” tambah Dhika, Sabtu (5/12/20/2020).
Di akhir acara, Dhika menyampaikan jika tidak semua orang sibuk itu produktif dan tidak semua orang produktif itu sibuk. Produktif adalah kegiatan yang memiliki tujuan dan hasil akhir, sedangkan sibuk hanyalah kegiatan untuk mengisi waktu tanpa tujuan. Sibuk yaitu bekerja keras, sedangkan produktif adalah bekerja cerdas.
Kita hidup dengan Pareto Principle, yaitu prinsip yang berdalil 20% waktu yang kita gunakan itu menghasilkan 80% hasil yang mampu kita nikmati atau sebaliknya. Cara supaya bisa mampu menemukan Pareto Principle diri sendiri adalah dengan riset dan kerja keras, serta coba semua kesempatan yang ada. Dengan Pareto Principle kita akan lebih efektif dan produktif.
Untuk memulai berkarya memanglah berat, tetapi coba saja sedikit demi sedikit. Kebiasaan kecil yang dilakukan secara berulang mampu menjadi sebuah kebiasaan baru bagi diri sendiri. Dalam satu tahun, apa yang kita inginkan dimulai dari apa yang kita lakukan saat ini.
Anggi Dodo Saputri, salah satu peserta seminar mengungkapkan bahwa acara seminar tersebut menarik untuknya, karena ia penasaran dengan pembicara yang diundang oleh HMP Pendidikan Matematika. Selain itu, tema seminar yang diangkat dalam acara ini mampu menambah rasa ketertarikannya.
“Seminar nasional yang dilaksanakan oleh HMP Pendidikan Matematika sudah berjalan dengan baik, tetapi sempat terdapat kendala jaringan ketika menyanyikan lagu Indonesia Raya,” ungkapnya, Sabtu (5/12/2020).
Reporter : Rifa Husnul Khotimah
Editor : Rifqah