UMS, pabelan-online.com – Lembaga Pengembangan Pondok Al-Islam Kemuhammadiyahan (LPPIK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) memutuskan untuk tetap melaksanakan kegiatan Baitul Arqam (BA) UMS secara daring. Hal itu dilakukan atas dasar instruksi dari rektorat sehubungan dengan adanya pandemi Corona Virus Disease-19 (Covid-19) yang sudah masif di Indonesia.
Baitul Arqam adalah salah satu unit dari LPPIK yang mana menjadi support dari universitas. Mengingat kondisi pandemi Covid-19 yang belum memungkinkan dilakukan secara luring, kegiatan Baitul Arqam akan tetap dilaksanakan secara daring mengikuti instruksi dari rektorat. Hal tersebut dipertimbangkan karena Baitul Arqam merupakan kegiatan yang berpotensi mengumpulkan banyak orang.
Konsep pelaksanaan dari Baitul Arqam daring hampir sama dengan Baitul Arqam luring. Baitul Arqam akan dilaksanakan selama empat hari tiga malam dan dibagi menjadi beberapa kloter yang diampu oleh fasilitator melalui grup WhatsApp. Selain melalui WhatsApp, fasilitator juga dapat menggunakan media lain yang sekiranya dapat menunjang pembelajaran.
Suwinarno, selaku penanggung jawab kegiatan Baitul Arqam menyatakan bahwa kegiatan Baitul Arqam memiliki tiga ranah yaitu konsep pengetahuan tentang ilmu agama secara komprehensif dan tidak dikotomis, penanaman sikap serta penanaman nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. Selain bertujuan untuk memenuhi mata kuliah Ibadah dan Muamalah di semester dua, Baitul Arqam juga sebagai sarana mendidik mahasiswa agar ilmu yang diperoleh dapat diterapkan dalam kehidupan.
“Model pengasuhan yang diterapkan dalam Baitul Arqam adalah dengan harapan bahwa mahasiswa dapat memiliki wawasan yang integratif tentang islam dan kehidupan. Selain itu mahasiswa diharapkan mampu memiliki kepedulian sosial yang tinggi serta karakter yang kuat terhadap perilaku-perilaku islami,” ujarnya, Rabu (24/2/2021)
Ashari Thahira, salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Ekonomi Pembangunan (EP) mengungkapkan bahwa kegiatan Baitul Arqam daring cukup efektif. Namun mahasiswa dituntut untuk selalu online agar tidak ketinggalan materi dan cekatan dalam pengerjaan tugas mengingat deadline tugas yang sebentar.
Menurutnya, penyampaian materi cukup singkat, sehingga mahasiswa diharuskan untuk aktif membaca materi yang diberikan. Ia berharap, untuk kedepannya ketika memberi deadline tugas disesuaikan dengan tingkat kesulitan tugasnya dan memberi keringanan kepada mahasiswa yang kesulitan jaringan internet.
“Untuk fasilitator sebaiknya menyampaikan materi dengan menarik sehingga mahasiswa tidak merasa terbebani saat mengikuti Baitul Arqam,” ungkapnya, Rabu (24/2/2021).
Reporter : Nur Rohmah dan Aidha Nur Rahma
Editor : Rhamadhani Nisa Alhanifa