Kebanyakan mahasiswa lebih memilih untuk berfokus pada perkuliahan akademiknya daripada kesulitan membagi waktu dengan aktif berkegiatan di organisasi. Mereka khawatir akan kemungkinan prestasi yang menurun akibat terlalu sibuk berorganisasi. Namun tidak demikian halnya dengan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB), Lydia Husen Kartadinata atau yang dikenal dengan panggilan Lydia.
Mahasiswi yang lahir di Bogor pada 29 Oktober 1998 ini merupakan Mahasiswa Berprestasi ITB 2019. Semasa berkuliah, Lydia aktif mengikuti beberapa organisasi diantaranya, Forum Komunikasi Mahasiswa Bogor ITB (Formasi B), Student English Forum ITB (SEF ITB), Himpunan Mahasiswa Farmasi (HMF), dan International Pharmaceutical Students Federation – Asia Pacific Regional Office (IPSF APRO).
Lydia bersemangat untuk menjalani perkuliahan dan kegiatan organisasinya, karena ia merasa dibalik kesibukannya ada amanah dari orang tua dan bangsa untuk menjadi generasi penerus di masa depan. Ia juga selalu menyikapi setiap tahap perkuliahan dan kegiatan organisasinya sebagai ajang untuk belajar dan mengembangkan diri.
Lydia yakin mahasiswa dapat belajar tidak hanya di dalam kelas, tapi juga melalui organisasi dan lomba-lomba yang ikuti, atau melalui kegiatan informal lainnya seperti mengikuti dan membangun kegiatan sosial. Contohnya kegiatan public health campaign, pengumpulan koin untuk sumbangan, dan bakti sosial yang diikutinya bersama teman-temannya. Dalam menghadapi kesibukannya, ia membagi waktu dengan membuat agenda dan jadwal harian.
Berkat ketekunan dan keaktifannya mengikuti organisasi dan perlombaan, Lydia berhasil meraih banyak prestasi baik kelompok atau individu diantaranya Champion of Indonesian Marketing Debate Competition (2017), Best Speaker and 1st Runner Up of Pharmacy Festival Pharmaceutical Debate Competition (2017), 2nd Runner-Up Industry Case Competition of 17th Asia Pacific Pharmaceutical Symposium (2018), Champion of Pharmacy Debate Competition The 8th Pharmacy Expo PHOENIX (2018).
Selanjutnya, Champion of Asian Law Students’ Association Universitas Padjadjaran (ALSA UNPAD) English Challenge Debate Competition (2019), 2nd Runner-Up of Aku Untuk Indonesiaku English Debate Competition (2019), dan Champion of IPSF Inter-Regional Industry Skills Competition Production Category (2020),
Motivasi yang mengantarkan Lydia pada seluruh prestasi yang diraihnya adalah ia ingin mengaplikasikan ilmu kefarmasian yang didapatnya, serta mengembangkan soft skills seperti public speaking, riset dan analisis, teamwork, dan membangun relasi dengan orang-orang baru.
Lydia mengakui bahwa persiapan dan perjuangan selama lomba itu tidak mudah. Tidak jarang terdapat kegagalan dalam perlombaannya, namun baginya penting untuk tidak menyerah dan menjadikan kegagalan sebagai pembelajaran. Menurutnya, kegagalan merupakan hal yang wajar dialami setiap orang.
“Aku berusaha mempelajari apa yang menyebabkan kegagalan tersebut, ini juga bisa dilakukan dengan berdiskusi dengan teman-teman kita. Lalu, aku akan berusaha memperbaiki hal tersebut, bisa dengan belajar sendiri atau bersama dengan teman-teman,” tuturnya.
Tak lupa Lydia membagikan kiat-kiat menjadi sukses versinya, yaitu pertama mengenali diri sendiri bisa dengan analisis SWOT (Strength-Weakness-Opportunities-Threats), supaya tahu kelemahan dan kelebihan serta hal apa yang sebenarnya sukai dan ingin pelajari lebih dalam. Kedua, mencari cara untuk mengasah kelebihan diri, bisa dari ikut organisasi, lomba, les, atau sharing dengan teman-teman dan kakak tingkat. Ketiga, disiplin dalam membagi waktu dan menjalankan tanggung jawab serta berusaha untuk selalu bersikap positif.
Menurut Lydia, tidak ada satu cara yang benar untuk menjalani kehidupan berkuliah. Kembali lagi dalam hal pengenalan diri sendiri dan harus tahu sejauh mana dapat mengimbangi kehidupan kuliah dan organisasi. Dari pengalamannya, organisasi tidak menghambat nilai akademik, asalkan dapat membagi waktu dan mengetahui kemampuan diri. Salah satu caranya bisa dimulai dengan mengikuti organisasi yang sesuai dengan minat dan bakatnya agar tidak terbeban ketika menjalaninya.
Baginya mahasiswa kupu-kupu yaitu tak ada salahnya untuk mencoba ikut organisasi, karena menurutnya mahasiswa bisa banyak belajar hal-hal yang tidak didapat di kelas dari organisasi; misalnya tentang kepemimpinan, manajemen team dan masalah, cara berdiskusi yang baik, dan sebagainya. Menurutnya ketika lulus nanti, sebenarnya soft skills inilah yang dapat menunjang mahasiswa untuk berkarir.
“Hidup adalah sebuah pembelajaran yang tidak akan berhenti (a never ending learning process atau life-long learner),” Ujarnya
Ia selalu berbesar hati untuk menyambut hal-hal baru dalam hidup dengan beradaptasi, selalu mau belajar, dan tetap menyikapi semuanya dengan positif. Kini Lydia tengah sibuk dalam pendidikan Profesi Apoteker di ITB. Salah satu impiannya adalah membuat platform pembelajaran seputar obat dan isu-isu kesehatan terkini yang bisa berguna untuk masyarakat luas.
Selain itu, ia ingin mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah untuk melakukan riset tentang kefarmasian atau kesehatan masyarakat yang bisa membantu pemerintah dalam membuat kebijakan-kebijakan.
Lydia berpesan bagi seluruh mahasiswa di Indonesia yang tengah berjuang bahwa dalam perjalanan untuk mencapai mimpi memang pasti terdapat tantangan dan kegagalan yang akan ditemui. Untuk itu tidak perlu berkecil hati, dan tetap lakukan yang terbaik dalam setiap hal, serta jangan membanding-bandingkan pencapaian dengan orang lain karena setiap orang mempunyai perjalanan, garis start, mimpi, tantangan, bekal, dan waktu yang berbeda-beda.
“Yang terpenting bukanlah menjadi lebih baik dari orang lain, tapi jadilah lebih baik dari diri kita yang sebelumnya. Tetap semangat dalam menjalani tanggung jawab kita. Jangan lupa beri jeda dan rehat untuk diri sendiri jika sedang merasa lelah,” ujarnya
Reporter : Aliffia Khoirinnisa
Editor : Rhamadhani Nisa Alhanifa