Selasa, Maret 28, 2023
Pabelan Online
  • Warta
    • Ranah Mahasiswa
    • Liputan Khusus
  • Kilas Balik
  • Opini
  • Resensi
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Sanggar Foto
  • Sosok
  • Editorial
  • Investigasi
  • Wawancara
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
  • Warta
    • Ranah Mahasiswa
    • Liputan Khusus
  • Kilas Balik
  • Opini
  • Resensi
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Sanggar Foto
  • Sosok
  • Editorial
  • Investigasi
  • Wawancara
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Pabelan Online
No Result
View All Result
Home Kilas Balik

Soroti Radikalisme Ideologi Kampus

15/10/2021
in Kilas Balik
0
Soroti Radikalisme Ideologi Kampus
0
SHARES
1
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

(Tulisan ini pernah dimuat di Tabloid Pabelan Pos Edisi 119 rubrik Teropong pada tahun 2018, ditulis oleh Ummu Azka Amalia, Yusmi Dwi Putri dan ditulis ulang oleh Anisa Fitri)

Sering kali terdengar kata radikalisme yang semakin panas di Indonesia setelah adanya rangkaian aksi teror oleh para teroris. Kini, kampus juga ikut disoroti karena dianggap sebagai tempat yang mudah terpapar oleh radikalisme. Hal ini pun berdampak negatif pada dunia akademik Indonesia.

Menelisik dari kata radikalisme, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, radikalisme adalah paham atau aliran yang radikal dalam politik; paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis; serta sikap ekstrem dalam aliran politik. Wakil Rektor Bidang Akademik, Muhammad Da’i mengatakan, bahwa radikalisme saat ini sudah mempunyai penafsiran yang berbeda, konotasinya menjadi negatif, identik dengan kekerasan, ekstrem, atau tidak mau menerima perbedaan pendapat. “Radikalisme itu seharusnya mengakarkan suatu value tertentu,” ungkapnya.

Hal-hal yang seharusnya dihindari yaitu ketika radikalisme dipahami sebagai pemikiran yang terlalu ekstrem, terutama dalam ranah dakwah amar ma’ruf nahi munkar, seperti melakukan kekerasan dalam berdakwah. Sedangkan Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi keagamaan yang berlandaskan amalan pada Alquran dan sunah, menolak kekerasan dan cara yang tidak baik dalam amar ma’ruf nahi munkar.

Kampus atau perguruan tinggi sebagai pusat peradaban diharapkan dapat menjadi lingkungan yang bisa menanamkan dan membentuk peradaban damai. Namun, pada kenyataannya, kampus justru menjadi salah satu tempat berkembangnya radikalisme. Paham radikalisme menyusup di lingkungan kampus dan mengancam kalangan mahasiswa

Tolak Radikalisme dan Teroris

Dikutip dari laman cnnindonesia.com, bahwa pemerintah sudah mulai aktif bergerak ‘masuk kampus’ untuk menangkal radikalisme. Hal tersebut tak lepas dari keterangan sejumlah pihak mengenai kampus sebagai tempat menyemai benih-benih radikalisme sejak lama, serta temuan keberadaan bukti terorisme pada beberapa kampus di Indonesia.

Cara pemerintah ‘masuk kampus’ itu pun beragam, seperti penggrebekan terhadap terduga teroris oleh Detasemen Khusus 88/Antiteror Polri bersenjata yang menangkap terduga teroris bersama bom siap ledak saat menggeledah Gelanggang Mahasiswa Universitas Riau pada 2 Juni November 2018. Hal ini menuai kritik dari Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Fahri Hamzah. Menurutnya, kampus sebagai pusat intelektual seharusnya steril dari keberadaan senjata.

Media sosial sebenarnya menjadi salah satu sarana yang perlu diwaspadai dan diperhatikan dalam hal penyebaran paham radikal. Selaras dengan hal itu, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir meminta para mahasiswa baru untuk mencatat akun media sosialnya pada perguruan tinggi masing-masing. Selain itu, para rektor diminta untuk memverifikasi lagi data alumni dan melakukan pengawasan ketat bagi alumni yang masih berkegiatan atau berinteraksi dengan civitas academica.

Maka dari itu, peran media kampus sangat penting dalam hal ini. Pers Mahasiwa (Persma), merupakan media kampus yang memegang peranan penting untuk menjalankan fungsinya sebagai kontrol sosial di lingkungan kampus. Dalam konteks menangkal radikalisme, Pers Mahasiswa bisa menjadi pengawal berbagai kegiatan dan kehidupan sosial kampus lewat liputan dan laporan jurnalistiknya.

Lewat idealisme pers dan independensinya, Pers Mahasiswa juga memiliki peluang mengungkap segala hal di lingkungan kampus tanpa intervensi atau pengaruh dari mana pun, termasuk dalam mengungkap penyebaran paham radikalisme di kalangan mahasiswa.

Menanggapi kembali, Muhammad Da’i mengganggap jika kebijakan di atas dilakukan pendataan, maka nantinya akan bersifat represif, kemudian akan timbul kecurigaan terhadap mahasiswa dan berakhir pada penindakan. Akan lebih baik, jika pemerintah lebih berfokus terhadap program-program konkret yang bisa dilakukan untuk meminimalkan ekstremisme dan kekerasan di kampus.

Da’i juga menambahkan, perihal radikalisme di kalangan mahasiswa, menurutnya mahasiswa berada dalam fase pencarian dan berusaha untuk menemukan jati dirinya melalui kegiatan keorganisasian yang dikutinya selama di kampus. “Tapi paling tidak, mahasiswa juga harus berhati-hati. Ikutilah kajian-kajian yang sepaham atau sejalan yang di gariskan oleh Alquran dan as-sunah,” tambahnya.

Menangkal paham radikalisme di kampus menjadi tanggungjawab semua pihak. Baik pimpinan kampus, para dosen, mahasiswa, dan semua elemen di dalamnya. Semua diharapkan bisa bersinergi melawan berbagai bentuk penyebaran paham radikal lewat peran dan tugas masing-masing. Jika semua pihak kompak bersatu, diharapkan bisa semakin memperkecil celah bagi kelompok radikal untuk menyebarkan pahamnya di lingkungan kampus.

 

Editor             : Rifqah

Tags: Kampus menjadi tempat berkembangnya radikalismePemikiran yang ekstremPersma sebagai kontrol sosialPersma sebagai media kampus yang menangkal radikalismeradikalisme
Previous Post

1.201 Lulusan UMS Ikuti Prosesi Wisuda Secara Luring

Next Post

Mahasiswa Travelling, Kebutuhan atau Pelarian?

Related Posts

Kecenderungan Mahasiswa yang Ingin Kebebasan
Kilas Balik

Kecenderungan Mahasiswa yang Ingin Kebebasan

by pabelan
16/03/2023
Menelisik Pers Mahasiswa Prospek Dan Tantangan Kedepannya
Kilas Balik

Menelisik Pers Mahasiswa Prospek Dan Tantangan Kedepannya

by pabelan
09/03/2023
Mulai Menurun, Gerakan Mahasiswa Harus Dibangun Kembali
Kilas Balik

Mulai Menurun, Gerakan Mahasiswa Harus Dibangun Kembali

by pabelan
03/03/2023
Fasilitas Internet: Lebih dari Sekadar Penunjang Kebutuhan Akademis Mahasiswa
Kilas Balik

Fasilitas Internet: Lebih dari Sekadar Penunjang Kebutuhan Akademis Mahasiswa

by pabelan
08/12/2022
Perlunya Idealisme Kampus dalam Sistem Pendidikan
Kilas Balik

Perlunya Idealisme Kampus dalam Sistem Pendidikan

by pabelan
24/11/2022
Next Post
Mahasiswa Travelling, Kebutuhan atau Pelarian?

Mahasiswa Travelling, Kebutuhan atau Pelarian?

Premium Content

Taman Kampus 2 Alih Fungsi Jadi Parkiran

Membludak, Parkir Kampus 2 Dialihkan

19/09/2015

Mahasiswa UNS Kenalkan Desain Interior Bertema Industrial Minimalist

23/04/2018
Dekan FKI: Kuliah di PTS Juga Bisa Dapat Beasiswa

Batasan Kuliah 5 Tahun Ternyata Hoax! Ini Penjelasannya

12/11/2017
Pabelan Online

© Copyright - LPM Pabelan 2023

Profil LPM Pabelan.

Navigasi

  • Cara Mengirim Tulisan
  • Home
  • REDAKSI Pabelan-Online 2023
  • Struktur Pengurus LPM Pabelan Periode 2023
  • Warta
  • Tentang LPM Pabelan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Headline
  • Warta
    • Liputan Khusus
    • ranah mahasiswa
  • Kilas Balik
  • Opini
  • Resensi
  • Sastra
    • Puisi
    • Cerpen
  • Sanggar Foto
  • Sosok
  • Editorial
  • Investigasi
  • Wawancara
  • Gaya Hidup
  • Cara Mengirim Tulisan

© Copyright - LPM Pabelan 2023

Profil LPM Pabelan.