UMS, pabelan-online.com – Mahasiswa Program Studi (Prodi) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berhasil menciptakan HYDRA UV 3in1 yang merupakan produk dari Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K). Produk tersebut berfungsi sebagai penolak nyamuk, pelindung dari sinar ultraviolet (UV) sekaligus pelembap kulit.
Tim PKM-K beranggotakan Lavenya Yulita, Siska Yuniar, Anisa Nursyifa dan Aktif Cahyaning Tyas yang merupakan mahasiswa Prodi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan UMS. Dengan didampingi dosen pembimbing Mitoriana Porusia, tim tersebut membuat repellent non-kimiawi yang diberi nama HYDRA UV 3in1.
Ketua Tim PKM-K, Lavenya Yulita, menjelaskan bahwa terciptanya produk HYDRA UV 3in1 ini berawal dari tugas kuliah yang berhubungan dengan vektor (hewan pengganggu). Lavenya dan kelompoknya memilih vektor nyamuk karena obat anti nyamuk yang beredar dipasaran masih berbentuk lotion dan mengandung bahan kimia yang dapat menimbulkan efek buruk pada kulit.
“Kalau pemilihan nama produk itu dari hydra sendiri yang berarti air dengan bulir yang sangat kecil sehingga dapat melembabkan kulit dan lebih mudah menyerap. Kalau 3in1 karena produknya yang memiliki 3 manfaat dalam 1 botol yaitu anti nyamuk, pelembap kulit, dan pelindung UV,” ujarnya, Jumat (8/10/2021).
Dalam membuat produk, tim menggunakan bahan-bahan yang dinilai cukup aman untuk kulit dan mampu menjadi obat anti nyamuk. Seperti ekstrak hydrosol citronella (serai wangi- red) sebagai anti nyamuk, ekstrak aloevera sebagai pelembab, zinc oxide sebagai tabir surya, serta essential oil sebagai aroma.
Bahan-bahan ini telah memiliki certificate of analysis sehingga sudah teruji keamanannya. Proses pembuatan produk ini dilakukan di Laboratorium Kimia Prodi Kesehatan Masyarakat. Lavenya mengungkapkan, bahwa tim membutuh waktu sekitar dua bulan untuk menjadikan produk ini benar-benar aman.
Ia juga menyampaikan, bahwa terdapat kendala yang dihadapi selama proses pembuatan produk. Mulai dari kendala yang dialami kelompoknya, seperti ada salah satu anggota kelompok yang sempat terkena Covid-19. Sehingga harus melakukan isolasi mandiri hingga pemberlakuan PPKM darurat yang mempersulit mereka dalam pembuatan produk di laboratorium.
Tidak hanya itu, selama pembuatan produk kelompoknya juga sempat mengalami kegagalan, mulai dari produk yang tidak tercampur dengan baik, aroma yang tidak pas, dan produk yang tidak efektif sehingga harus mengulanginya dari awal. “Dari kendala-kendala yang terjadi kami tidak pernah putus semangat hingga akhirnya produknya bisa dipasarkan, semoga produk kita ini nantinya akan dikenal, diterima, dan dimiliki oleh semua kalangan dan mampu menekan angka DBD di Indonesia,” harapnya, Jumat (8/10/2021).
Mitoriana Porusia, selaku Dosen Pembimbing Kelompok PKM-K menyampaikan, bahwa ia sangat bersyukur serta bangga karena produknya bisa lolos sampai tingkat Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS). “Kami merasa cukup senang karena produk kami bisa menang dan menamai prestasi bagi UMS,” ujarnya (7/10/2021).
Ia juga mengungkapkan, bahwa semangat para anggota harus tetap membara, dan tidak berhenti sampai disini. Terdapat banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengembangkan produk agar dapat diterima lebih luas oleh masyarakat.
“Harapan kami semoga produk ini dapat memenuhi berbagai kebutuhan legal seperti paten, Badan POM, dan sebagainya agar produk dapat diperjualbelikan lebih banyak,” ujarnya, (7/10/2021).
Reporter : Chesarisa Nugraheni Putri
Editor : Mulyani Adi Astutiatmaja