UMS, pabelan-online.com – Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMS berikan memorandum kepada Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB UMS yang telah dikeluarkan pada 15 Oktober 2021 lalu. Salah satu penyebab dikeluarkan memorandum ini karena adanya kesalahan yang terulang dari BEM FEB.
Berkaitan dengan memorandum tersebut, beberapa penyebab hingga akhirnya DPM FEB memberikan memorandum satu kepada BEM FEB, yakni karena adanya kesalahan yang terulang dari BEM FEB berdasarkan Rapat Dengar Pendapat Lembaga (RDPL) I hingga V. Pemberian memorandum satu ini sebenarnya sudah lama direncanakan. Namun, ada beberapa pihak yang belum setuju dengan dikeluarkannya memorandum satu kepada BEM FEB.
“Ketidaksetujuan ini disebabkan oleh beberapa pihak lembaga yang ingin melihat progres dari BEM FEB,” ungkap Muhammad Zakky Hakkim, selaku Ketua Umum DPM FEB kepada Tim pabelan-online.com, Jumat (29/10/2021).
Berdasarkan pengawasan DPM FEB, banyak ketidaksesuaian antara gerak BEM FEB terhadap Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) Keluarga Mahasiswa (KAMA) FEB. Kurangnya komunikasi dan interaksi dari BEM FEB terhadap KAMA FEB juga menjadi penyebab dikeluarkannya memorandum satu.
“Dasarnya adalah komunikasi, BEM tidak hanya kurang berkomunikasi kepada DPM, tetapi juga kepada KAMA,” tambah Zakky, Jumat (29/10/2021).
Putusan dari memorandum satu dalam jangka waktu dua minggu setelah diterbitkan, jika BEM FEB tidak menindaklanjuti hal tersebut, maka akan dikeluarkan memorandum dua. Walaupun di tiga hari terakhir deadline, BEM FEB sempat merespons dengan meminta daftar inventaris penyebab dikeluarkannya memorandum satu, tetapi hal tersebut tetap tidak berprogres. Hingga akhirnya, pada 29 Oktober 2021, DPM FEB mengeluarkan memorandum dua kepada BEM FEB.
BEM yang merupakan pemimpin semestinya bersifat menerima. Hasil RDPL, aspirasi lembaga dan mahasiswa harusnya bisa diterima oleh BEM, tetapi BEM justru melemparkan hal tersebut kepada organisasi mahasiswa (ormawa). Hal tersebut dikarenakan pihak BEM merasa sudah melaksanakan berbagai hal, sehingga mereka tidak menerima hal-hal tersebut.
“Semoga BEM lebih bisa merasa bukan merasa bisa, lebih ramah terhadap anak-anaknya supaya komunikasi menjadi lebih baik,” harapnya, Jumat (29/10/2021).
Selaras dengan Zakky, Aziz Ardian Putra, selaku Ketua Umum Himpunan Eksekutif Mahasiswa (HEMa) Manajemen mengungkapkan, bahwa inti dari semua masalah hingga dikeluarkannya memorandum satu dan dua yaitu kurangnya komunikasi yang dibangun oleh BEM FEB.
Alasan dari pemberian memorandum, yakni karena beberapa kritikan yang disampaikan oleh lembaga melalui DPM FEB tidak direspons oleh BEM. BEM FEB tidak mampu memberikan bukti akan adanya perubahan dari kritikan yang sudah diberikan sejak awal periode.
Para pimpinan Lembaga, DPM FEB, dan juga BEM FEB pernah mengadakan pertemuan informal. Di mana, dalam pertemuan itu digunakan untuk menyampaikan keresahan serta saran yang bisa dilaksanakan oleh BEM FEB. Namun, hingga keluarnya memorandum satu belum ada upaya yang masif untuk memperbaiki komunikasi.
“Karena ini sudah memasuki akhir periode, lebih baik BEM meningkatkan komunikasi terlebih dahulu sembari memperbaiki kinerja yang sebisa mungkin diselesaikan sebelum berakhirnya periode kepengurusan,” ungkapnya, Selasa (2/11/2021).
Reporter : Anisa Fitri dan Rifaa Husnul K
Editor : Rifqah