UMS, pabelan-online.com – Pekerjaan paruh waktu tidak lagi asing di masyarakat apalagi di kalangan mahasiswa. Pekerjaan ini dapat dijadikan alternatif mengisi kegiatan mahasiswa ketika sedang luang atau sebagai jalan untuk membantu meringankan beban orang tua. Pekerjaan paruh waktu juga disebut sebagai kegiatan yang dapat menjadikan mahasiswa lebih mandiri dan mendapatkan pengalaman di dunia kerja.
Sebagai seorang mahasiswa, ia dibebaskan untuk memilih kegiatan yang diinginkan selama menjadi mahasiswa. Sebagian dari mereka memilih untuk mengikuti kegiatan organisasi di kampus, berbisnis, bahkan bekerja paruh waktu.
Mahasiswa yang memilih mengisi waktunya dengan bekerja paruh waktu bukanlah hal baru. Pekerjaan paruh waktu atau part-time ini adalah pekerjaan yang memiliki waktu setengah dari jam kerja normal. Hal ini lah yang membuatnya sangat cocok untuk mahasiswa yang memang memiliki kewajiban menuntut ilmu serta berkegiatan di kampus. Alasan utama mahasiswa melakukan pekerjaan paruh waktu biasanya untuk membantu ekonomi keluarga. Tetapi, tidak menutup kemungkinan jika pengalaman dan mengisi waktu luang lah yang menjadi alasan kebanyakan mahasiswa melakukan pekerjaan paruh waktu.
Seperti halnya Wisnu Novian seorang mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) yang kini duduk di semester 7. Berawal dari usaha orang tuanya yang terdampak pandemi Covid-19. Terhitung dari bulan Agustus 2020, sudah satu tahun lebih ia bekerja paruh waktu. Saat ini ia bekerja di sebuah warung yang berlokasi di Gentan, Baki, Sukoharjo.
Wisnu mengaku, pekerjaan paruh waktu yang ia jalani dapat membiayai kuliahnya dan juga dapat ia sisihkan untuk ditabung. Ia juga mengatakan jika pekerjaan paruh waktu ini membuatnya lebih mandiri sehingga tidak terus bergantung pada orang tua. Ia juga memahami bagaimana sulitnya mencari uang sehingga tidak mudah mengeluarkan uangnya untuk hal yang tidak penting.
Selain Wisnu, Ummi Farichatin Fadilla mahasiswa Program Studi Teknik Kimia ini juga memilih untuk melakukan kerja paruh waktu disela-sela kuliahnya. Saat ini ia sedang menjalani kerja paruh waktu sebagai pramuniaga di sebuah toko. Ia mengaku memilih kerja paruh waktu agar ia menjadi mahasiswa yang lebih mandiri. Selain itu, ia ingin mencari wawasan di dunia pekerjaan walaupun sekedar part-time.
Memiliki banyak kegiatan di luar jam kuliah tidaklah mudah. Mahasiswa memiliki tanggung jawab lebih agar tidak ada kegiatan yang terabaikan. Mahasiswa yang memutuskan untuk kerja paruh waktu harus konsisten dengan apa yang ia pilih. Tentunya juga harus bertanggung jawab dengan apa yang sudah ia ambil.
Ini memang sulit. Mahasiswa yang bekerja paruh waktu harus memiliki beberapa tanggung jawab yang berbeda. Mereka harus pintar membagi waktu supaya semua kegiatan dapat ter-cover dengan semestinya. Setiap mahasiswa yang mengikuti kegiatan di kampus serta bekerja paruh waktu tentu memiliki masalah terkait pembagian waktunya. Hal ini turut dialami oleh Wisnu. Lelaki asal Klaten itu terlalu fokus pada pekerjaannya, sehingga tugas kuliah yang memang menjadi tanggung jawabnya menumpuk.
Wisnu yang juga merupakan anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) mengaku jika menjalani kuliah, bekerja, dan organisasi tidaklah mudah. Untuk menyiasati pembagian waktu dari kegiatan yang ia lakukan maka harus sadar mana yang menjadi prioritasnya. Adakalanya salah satu kegiatan harus ia korbankan karena hal tersebut sudah menjadi konsekuensi dari apa yang sudah ia pilih.
Sedangkan Ummi juga menceritakan bagaimana cara ia membagi waktu antara kuliah dan perkerjaan paruh waktunya. Pekerjaan yang sedang ia lakoni ini menggunakan sistem sif, jadi saat ia mendapat jadwal kuliah pagi maka ia akan mengambil sif malam atau sore dan begitu sebaliknya. Namun, ketika jadwal kuliah bertabrakan dengan sif kerja, Ummi membawa peralatan untuk kuliah seperti laptop dan buku ke tempat kerjanya.
Walaupun ia sudah berkerja part-time, tetapi ia masih bisa aktif dalam berorganisasi. Ummi membagi waktunya antara kerja dan organiasasi dengan cara mengambil hari liburnya untuk mengikuti suatu program kerja yang berlangsung. Jika ada rapat, ia biasanya izin dahulu ataupun menyusul menyesuaikan sif kerjanya dan melihat posisinya ketika rapat. Ketika hari libur kerjanya usai, sesekali Ummi memilih mengikuti program kerjanya walaupun hal tersebut berakibat dengan potong gaji.
Ummi menambahkan disela-sela kesibukannya berkerja paruh waktu, kuliah, dan berorganisasi, ia tetap meluangkan waktu untuk refreshing. Walaupun hanya sekadar jalan-jalan di kota, baginya refreshing itu tetap penting untuk disempatkan melakoninya.
Bekerja paruh waktu bagi seorang mahasiswa tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Soal kelebihan, pekerjaan paruh waktu dapat menjadikan mahasiswa lebih mandiri, memiliki wawasan lebih tentang pekerjaan yang dijalani, menambah relasi, serta memanfaatkan waktu luang untuk hal positif. Mahasiswa yang kerja part time pasti keteteran dalam pembagian waktunya, karena pikiran mereka terbagi antara kuliah dan kerja. Ini lah seringkali menjadi kekurangan bagi mahasiswa yang memilih bekerja paruh waktu.
Kebanyakan hambatan yang dialami oleh mahasiswa yang bekerja paruh waktu adalah manajemen waktu. Ada kalanya pekerjaan yang mereka lakukan bertabrakan dengan jam mata kuliah. Mereka yang sudah mengetahui resikonya pasti akan siap dengan kemungkinan yang akan terjadi dalam menjalaninya.
Reporter : Rhamadhani Nisa Alhanifa dan Anisa Fitri Rahmawati
Editor : Muklis Sirotul Munir
Baca juga: Politik Mahasiswa, Wujud Ekspresi Kebebasan Berpendapat