UMS, pabelan-online.com – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) turut serta mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek). Dalam rangka mendukung program tersebut, UMS juga telah menyusun kebijakan-kebijakan terkait MBKM dan diikuti pula dengan kebijakan setiap fakultas.
Program MBKM merupakan program yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan sesuai minat dan bakat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan karier di masa depan. Program Kemendikbud-Ristek ini dapat membantu mahasiswa memperluas jaringan di luar program studi dan memudahkan mahasiswa untuk menimba ilmu secara langsung dari mitra yang berkualitas.
Program yang ditawarkan dalam kampus merdeka pun bermacam-macam, seperti kampus mengajar, Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), membangun desa (KKN Tematik), proyek kemanusian, riset atau penelitian, wirausaha, pertukaran mahasiswa merdeka, dan lain-lain.
Adanya program dari Kemendikbud-Ristek tersebut bertujuan untuk meningkatkan kompetensi lulusan baik soft skills maupun hard skills agar lebih relevan dengan kebutuhan zaman, menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian, dan sebagai jalur fleksibel yang dapat membantu mahasiswa dalam mengembangkan potensinya sesuai passion.
Harun Joko Prayitno selaku Wakil Rektor I menyampaikan, kebijakan umum yang ada di UMS berbasis Outcame Based Education (OBE). Konsep yang berbasis OBE ini diharapkan dapat menghantarkan mahasiswa untuk menjadi penggerak perubahan, mendewasakan mahasiswa, memandirikan mahasiswa, dan memartabatkan manusia.
“Selama bisa menghasilkan OBE maka SKS bisa dikonversi, tidak langsung otomatis bisa dikonversi 20 SKS, harus sesuai dengan OBE mata kuliah, tetapi juga bisa lebih dari 20 SKS,” tuturnya saat ditemui secara langsung oleh reporter Pabelan-online.com, Sabtu (26/2/2022).
Ia juga menjelaskan, bahwa untuk kebijakan setiap fakultas tidak bisa sama, karena masing-masing fakultas mempunyai sebaran mata kuliah yang berbeda-beda. “Satu fakultas yang prodinya beda-beda pun tidak bisa sama aturannya karena menyesuaikan luaran yang ingin dicapai mata kuliah di tiap prodi itu,” ungkapnya.
Anton Agus Setyawan, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) mengungkapkan bahwa jumlah mahasiswa FEB yang mengikuti program MBKM meningkat dari tahun sebelumnya. Untuk periode ini ada sekitar 130-an mahasiswa yang turut serta dan yang terbanyak mengikuti magang.
Ia juga menyampaikan bahwa FEB tidak menyarankan mahasiswa mengikuti kampus mengajar dikarenakan tidak sesuai dengan capaian pembelajaran. Namun, FEB tetap memperbolehkan bagi mahasiswa yang ingin mengikuti program kampus mengajar.
“Yang mengikuti kampus mengajar tetap diakui, tetapi tidak boleh menuntut konversi 20 SKS, bisa maksimal 6 SKS, tetapi tidak boleh menggantikan skripsi,” ujarnya.
Kebijakan terkait konversi SKS yang diterapkan di setiap fakultas pun berbeda-beda, begitu pula antara FEB dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Fathia Gurnita Damayanti, salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) sekaligus mahasiswa yang mengikuti kampus mengajar juga mengatakan hal yang sama, untuk kebijakan konversi SKS sebenarnya kembali lagi sesuai kebijakan prodi masing-masing. Ia menyampaikan bahwa konversi SKS tetap dilakukan, tetapi tidak serta merta langsung 20.
“Sejauh ini yang memiliki konversi sama satu FKIP hanya beberapa matkul seperti PLP dan KKN. Kalau dua matkul itu bisa langsung dikonversi dengan mengerjakan tagihan luaran yang ada, sedangkan matkul lain tergantung kebijakan masing-masing prodi,”jelasnya, Minggu (27/2/2022).
Ia juga turut merasakan manfaat dengan mengikuti program kampus mengajar. Dirinya menjadi tahu bagaimana kehidupan nyata di dunia kerja yang sebenarnya. Selama lima bulan mengikuti kampus mengajar, banyak arahan-arahan yang didapatkan dari pihak sekolah.
“Dengan program ini saya mendapat banyak relasi dan juga pengalaman baru tentang mengajar. Program ini sangat berkesan bagi mahasiswa yang kelak ingin menjadi guru,” ujarnya.
Reporter : Jannah Arruum Sari
Editor : Munasifah Rahmawati