UMS, pabelan-online.com ̶̶̶ Sekumpulan mahasiswa yang tergabung dalam Aksi Kamisan Solo kembali menggelar aksi di Bundaran Gladag pada Kamis 31 Maret 2022. Aksi ini sebagai bentuk pengingat serta tuntutan keadilan terhadap kasus Gilang dan Naila, serta tindakan senioritas yang masih terjadi di lingkungan kampus.
Aksi Kamisan Solo dalam aksinya berusaha menjelaskan bahwa senioritas serta militerisme di lingkungan akademik Perguruan Tinggi masih saja terjadi hingga saat ini. Meninggalnya Gilang dan Naila saat mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Dasar Resimen Mahasiswa (Menwa) di kampus tidak serta-merta bisa disebut sebagai sebuah tragedi.
Secara pasti, kejadian tersebut menjadi bukti yang kesekian kalinya, sekaligus semakin mematahkan argumentasi nasionalis naif yang menempatkan Menwa sebagai yang katanya bagian dari unsur pertahanan rakyat semesta. Padahal faktanya, organisasi intrakampus itu telah mengekalkan budaya kekerasan di lingkungan kampus.
Zoik, selaku Koordinator Aksi Kamisan dalam orasinya mengatakan, budaya senioritas dan militerisme di lingkungan kampus ini harus diberantas hingga ke akar-akarnya. Ia juga menambahkan, demokrasi berorganisasi di lingkungan kampus hendaknya tanpa penindasan. Justru, kata Zoik, sudah seharusnya demokrasi berorganisasi menciptakan ruang aman untuk berpendapat. Hal tersebut pula yang melatarbelakangi tema pada aksi kali ini.
“Senioritas di lingkungan kampus ini kan memang sudah menjadi budaya yang susah untuk diruntuhkan kalau dari tidak diri sendiri yang sadar dan mau bergerak. Harapannya dengan aksi ini akan memancing dan membuka kesadaran tentang hal-hal seperti ini (senioritas dan kekerasan –red) harus segera dituntaskan dan tidak terulang lagi,” ujarnya, Kamis (31/3/2022).
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa target dari aksi kali ini adalah membuka ruang diskusi terbuka bagi peserta yang ingin menyampaikan aspirasinya, serta menjawab kegundahan dan bergerak bersama-sama dalam ruang aksi ini untuk mencapai satu sinergi.
Dihubungi di kesempatan yang sama, Yusuf Mahmudi salah satu mahasiswa Universitas Tunas Pembangungan Surakarta yang ikut dalam aksi mengatakan bahwa aksi ini merupakan cerminan atas keresahan terhadap tindak senioritas yang terus terjadi di lingkungan kampus.
“Terkait aksi hari ini, semoga teman-teman mempunyai ruang terbuka untuk berdiskusi agar kesadaran dapat terpupuk dan terawat terus menerus. Jadi, aksi kamisan terus berjalan dan Menwa serta senioritas di lingkungan kampus segera hilang,” harapnya, Kamis (31/3/2022).
Reporter : Widyawati Dian Putri Utami dan Dwi Pepilia Pita Sari
Editor : Jannah Arruum Sari