Pandemi yang berkepanjangan membawa banyak permasalahan beserta kebijakan dan kinerja pemerintah dalam menangani hal itu. Permasalahan mulai dari konflik agraria, perencanaan ibu kota negara (IKN) baru, penundaan pemilu, kenaikan harga minyak goreng dan sembako, yang kini disusul kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dirasa cukup meresahkan masyarakat yang tengah berusaha bangkit dari pandemi Covid-19.
Berbagai kegiatan aksi sudah dilakukan oleh mahasiswa di beberapa kota dan daerah, menunjukkan kepedulian dan keseriusan para mahasiswa sebagai agent of change untuk bergerak menegakkan dan menilai kinerja pemerintah dalam menangani permasalahan yang ada. Pun mereka (para mahasiswa –red) merencanakan lagi aksi-aksi yang telah besar dalam menuntut pertanggungjawaban kinerja pemerintah.
Salah satunya adalah aksi konsolidasi nasional dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Seluruh Indonesia (SI) Â Bangkit. Dalam aksi tersebut salah satu tuntutannya yakni meminta Joko Widodo untuk bersikap tegas menolak dan memberikan sikap terhadap penundaan Pemilu 2024 atau masa jabatan tiga periode.
Aksi yang telah dilakukan pada 28 Maret 2022 lalu itu kemudian dilanjutkan permintaan jawaban dan pertanggungjawaban dari presiden setelah diberi waktu 14 hari menjawab, sebelum diikuti aksi pada 11 April mendatang.
Jika dari pemerintah nantinya tidak mengambil tindakan dan mengabaikan tuntutan yang telah dikeluarkan oleh mahasasiswa, maka bukan tidak mungkin jika mahasiswa tidak akan tinggal diam dan muncul gerakan-gerakan mahasiswa lainnya.
Kinerja pemerintah yang terlihat saat ini, jelas tidak sesuai dengan harapan rakyat. Pemerintah yang seharusnya menyejahterakan rakyat, malah menyiksa rakyat dengan berbagai kebijakannya, sebut saja yang terbaru yaitu kenaikan minyak goreng dan bahan pangan. Belum lagi mengevaluasi kinerjanya dan menangani perkara ini, muncul wacana memperpanjang masa jabatan hingga tiga periode dan penundaan pemilu.
Mahasiswa selaku pengamat dan penilai kebijakan dan kinerja pemerintah, harus menyatukan kekuatan, dan terus menyuarakan jeritan rakyat dengan mengumpulkan massa dan gagasan.
Dengan menyatukan gagasan idealis dan massa yang dapat dikolektifkan bersama dapat meminimalisir konflik-konflik secara horizontal antara mahasiswa. Harapan akhirnya agar semua aksi dan konsolidasi yang telah diupayakan oleh mahasiswa dalam menyuarakan aspirasi dan tuntutannya dapat menjadi kontrol atas kebijakan pemerintah.
Selain aktif mengikuti dan mendukung aksi-aksi yang marak, banyak hal yang dapat dilakukan mahasiswa sebagai penggerak dan corong aspirasi masyarakat. Di antaranya dengan gencar mengedukasi dan menyebarkan informasi serta fakta kajian atas kinerja pemerintah. Mahasiswa diharapkan dapat berkreasi dalam edukasi dan informasi demi mencerdaskan masyarakat agar tidak mudah terpecah dan kalut akan keadaan yang ada.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan membaur di masyarakat serta memanfaatkan pengetahuan dan ilmu yang didapat di perguruan tinggi.