UMS, pabelan-online.com- Sudah hampir dua tahun lamanya pendidikan di Indonesia beralih yang semestinya dilakukan secara tatap muka kini berganti menjadi daring menggunakan platform pendukung. Menyikapi perkembangan situasi dan kondisi, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) rencanakan sistem perkuliahan secara full luring setelah Ujian Tengah Semester (UTS) masa perkuliahan semester genap atau setelah libur lebaran mendatang.
Hal ini disampaikan oleh Harun Joko Prayitno, selaku Wakil Rektor (WR) I UMS kala ditemui oleh reporter Pabelan-online.com. Ia menyampaikan, hakikat pembelajaran yang sebenarnya adalah tatap muka. Ia pula merasa lebih senang jika pembelajaran dilakukan tatap muka daripada secara virtual.
“Pertimbangan bagi yang belum bisa hadir selama bisa divalidasi orisinalitas alasannya. Misal kondisi yang jauh, kondisi belum bisa hadir kesini, belum vaksin, maka boleh ikut hybrid,” jelasnya, Kamis (21/4/2022).
Di dalam wawancara tersebut, Harun menegaskan bahwa dalam kondisi seperti ini menjaga kesehatan merupakan poin yang lebih utama. Untuk tetap menjaga kesehatan tersebut, diterapkan beberapa syarat yang wajib dilakukan oleh mahasiswa yang akan mengikuti perkuliahan tatap muka. Di antaranya seperti sudah vaksin minimal dosis dua dan tetap menjalankan protokol kesehatan. Sedangkan persiapan dari pihak universitas, yaitu koordinasi dengan dosen, tenaga pendidik dan civitas academica.
Harun mengungkapkan untuk perkuliahan luring nantinya akan menganut Surat Keputusan (SK) yang telah diterbitkan sebelumnya. Ia juga mengungkapkan kendala yang akan terjadi jika perkuliahan dilaksanakan secara luring yaitu dapat mengubah kebiasaan. Menurutnya, orang saat ini tengah dimudahkan dalam berbagai aktivitasnya secara daring. Sehingga setiap orang harus ada kesadaran, sama-sama memiliki panggilan, passion, kebutuhan, dan tujuan yang sama bahwa belajar luring itu lebih utuh, lengkap, dan sempurna.
Di akhir wawancara, ia menyampaikan harapannya agar para mahasiswa, dosen, civitas academica di seluruh Indonesia dan tokoh pendidikan dapat menyambut dengan hangat dan baik tentang rencana pembelajaran luring ini. Bukan hanya di UMS, tetapi di semua lembaga pendidikan.
“Karena ini kalau tidak terjadi akan ada lost generation, akan terjadi education dead. Karena anak itu tidak sadar kalau harusnya sekolah. Menghadirkan pendidikan kembali hanya melalui luring,” tutupnya, Kamis (21/4/2022).
Laura Tya Pratiwi, salah satu mahasiswi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UMS menyampaikan rasa bahagianya dan menyambut dengan baik berkenaan dengan rencana perkuliahan luring. Setelah beberapa waktu lalu hanya sekadar wacana dan berakhir tidak terlaksana.
Ia mengaku jenuh dengan perkuliahan secara daring dan lebih memilih secara luring. Ia menyatakan dari penyerapan materi perkuliahan lebih mudah dan jelas jika dilakukan secara luring, karena tidak ada hambatan sinyal dan kuota internet. Dilihat dari sisi sosial pun juga sangat berbeda, jika secara luring bisa bertukar pikiran langsung dengan sesama teman.
“Semoga rencana luring ini benar-benar terlaksana, dalam pelaksanaan kuliah dapat berjalan lancar, dan bisa sampai seterusnya luring,” harapnya, Jumat (22/4/2022).
Reporter : Anisa Fitri Rahmawati
Editor : Mulyani Adi Astutiatmaja