Program fast track mungkin sudah tidak asing di Indonesia, program ini sendiri mirip dengan kelas akselerasi yang ada di tingkat sekolah. Fast track atau yang berarti jalur cepat adalah program percepatan perkuliahan yang bisa langsung menempuh studi di jenjang Strata Satu (S1) dan Strata Dua (S2) sekaligus dalam jangka waktu hanya lima tahun.
Di Indonesia sendiri sudah ada beberapa kampus yang telah menerapkan sistem kuliah fast track ini, seperti Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Kemudian, yang baru-baru ini Universitas Negeri Surabaya (Unesa) sedang merencanakan adanya program fast track.
Dengan mengikuti program ini, tentu mahasiswa harus mempersiapkan perencanaan yang matang dan sedini mungkin. Bagi mahasiswa yang mungkin dari awal sudah berencana untuk lulus cepat, program ini tentu sangat menggiurkan apalagi langsung menempuh S2. Manfaat yang bisa diambil selain akan lulus cepat, program ini tentunya juga bisa menghemat biaya pendidikan dan biaya hidup, serta bisa memulai kerja lebih cepat.
Program ini tentu merupakan kebijakan yang baik untuk dilakukan oleh universitas. Selain untuk lulus cepat, kampus memastikan generasi yang memiliki keunggulan bisa belajar lebih cepat dan treatment yang juga tepat. Tentu dengan beberapa persiapan yang matang dari kampus.
Perlu diingat bahwa fast track ini bukanlah program yang bisa untuk semua orang, program ini diperuntukkan bagi mahasiswa yang memang benar-benar ingin lulus cepat dan mengejar gelar S2 sekaligus.
Namun, mereka yang ikut program ini akan dihadapi dengan konsekuensi, yaitu mempunyai jadwal yang lebih padat dan libur yang lebih singkat. Selain itu, jadwal yang padat ini dikhawatirkan bisa menghambat mahasiswa untuk mengasah soft skill dan sosialisasi mereka terhadap lingkungan sekitar.
Pilihan untuk lulus cepat ataupun tidak itu tergantung dengan mahasiswa yang akan menjalaninya. Dosen atau orang tua boleh hanya boleh membantu dan mengarahkan ke sesuatu yang memang merupakan pilihan terbaik bagi si mahasiswa.
Proses pembelajaran itu harus dinikmati dan tidak perlu tergesa-gesa. Apalagi memaksakan diri untuk lulus cepat karena dorongan dari luar bukan dirinya sendiri sehingga berkemungkinan ia tidak siap terjun ke lapangan kerja karena sudah terlanjur stres. Sistem kerja otak itu sama rumitnya dengan proses pencernaan yang tidak boleh tergesa-gesa.
Jika mahasiswa tidak benar-benar pandai mengatur waktu, fisik, dan mentalnya, maka fast track sama dengan fast food, instan tetapi tidak sehat.
Jadi, lebih baik selesaikan jenjang S1 dengan baik dan tepat, baru setelah mengistirahatkan otaknya bisa melanjutkan S2 jika ingin. Untuk yang sedang atau akan menempuh pendidikan di perguruan tinggi, tentukan dan persiapkan pilihan kalian sedini mungkin karena apa yang akan terjadi di masa depan adalah hasil dari keputusan kalian, baik di masa lalu maupun masa sekarang. Maka bersiaplah.