UMS, pabelan-online.com – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) lakukan demo kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menjadi pembicara di UNS pada Rabu, 15 Juni 2022 lalu. Di sana, aliansi mahasiswa mengangkat poster-poster penolakan terhadap proyek pembangunan di Wadas.
Dilansir dari detik.com, demo ini berawal dari Ganjar yang memberikan pemaparan dalam talk show bertajuk Peran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam Membangun Kemandirian Ekonomi Melalui Transformasi Digital yang diselenggarakan di Tower Ki Hadjar Dewantara UNS. Tiba-tiba sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM se-UNS di lantai atas mengangkat poster berlatar hitam yang bertuliskan bentuk dukungan terhadap Desa Wadas.
Melihat apa yang dilakukan mahasiswa-mahasiswa tersebut, Ganjar pun menantang mahasiswa tersebut untuk datang langsung ke lokasi (Wadas –red) agar mendampingi petani UMKM di sana.
Kepada reporter Pabelan-online.com, Shoffan Mujahid selaku Presiden BEM UNS mengungkapkan pengawalan yang dilakukan oleh Aliansi BEM se-UNS ini terdiri dari BEM UNS dan BEM tingkat fakultas di UNS.
Pengawalan ini dilakukan dengan cara mengingatkan para eksekutif, stakeholder yang ada di Wadas untuk menyampaikan bahwa warga Wadas memiliki hak atas tanahnya dan memiliki daerahnya. Dari situlah mereka ingin menyampaikan jika aliansi BEM se-UNS bersama Wadas.
“Kelanjutan kasus Wadas sampai saat ini melihat dari elemen organik masyarakat tentu saja masih mengawal isu-isu yang ada di Wadas dan masih mempertahankan masyarakat yang ingin menjaga hak atas tanah mereka,” ungkap Shoffan, Minggu (26/6/2022).
Ia juga mengungkapkan jika per-Februari lalu, BEM se-UNS diwakili oleh Presiden Mahasiswa (Presma) masing-masing lembaga terjun ke Wadas untuk memberikan dukungan dan solidaritas terhadap warga Wadas yang konsisten menolak Izin Penetapan Lokasi (IPL) pertambangan Wadas.
Shoffan juga menanggapi mengenai pernyataan Ganjar jika Wadas sudah save, ia mengatakan bahwa setiap pejabat sudah menyampaikan hal tersebut.
“Akan tetapi, kita ingin lebih melihat kondisi realitas yang ada di lapangan serta melihat bagaimana perjuangan kawan-kawan Wadas dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat yang ada di sana,” ujarnya.
Ananda Guntur Saputro, Menteri Aksi Kreatif dan Propaganda BEM UNS, mengungkapkan latar belakang Aliansi BEM se-UNS mengawal kasus ini, yaitu ketidaksetujuan mereka bila negara menerapkan pola perencanaan pembangunan yang top-down tanpa melibatkan partisipasi publik dalam membuat kebijakan yang berdampak langsung terhadap masyarakat di sekitarnya, dalam hal ini proyek bendungan Bener di desa Wadas dan desa-desa lainnya.
“Perjuangan warga Wadas menolak IPL Wadas akan terus kami dukung sampai terwujudnya tuntutan masyarakat Wadas berupa penghentian proyek bendungan Bener dan pencabutan IPL pertambangan di Wadas,” ungkapnya, Minggu (26/6/2022).
Ia juga mengungkapkan jika hingga saat ini pemerintah masih bersikeras melanjutkan proyek bendungan Bener. Akibatnya, warga Wadas kehilangan tanah dan diancam akan ditangkap bila menolak menandatangani dokumen terkait. Masyarakat Wadas berhak untuk menolak ganti kerugian tanah, BEM UNS selama ini telah memberikan bantuan secara immaterial dalam mendukung perjuangan warga Wadas memperoleh haknya.
Menurutnya, tanggapan Ganjar ketika dikritik oleh mahasiswa UNS tempo hari lalu tidak memiliki arti apa pun. Jika ditinjau, bahwa saat ini masyarakat Wadas masih konsisten menolak IPL. Gubernur juga masih belum bisa memberikan solusi nyata untuk menyelesaikan persoalan Wadas dan cenderung mengabaikan aspirasi dari masyarakat Wadas.
“Apa yang diucapkan oleh Ganjar hanya retorika belaka dan tidak menjawab substansi kritik mahasiswa atas kasus Wadas karena hingga saat ini masyarakat Wadas masih memperjuangkan haknya,” kata Guntur.
Reporter : Rhamadhani Nisa Al Hanifah
Editor : Ashari Thahira