Isu permasalahan pembangunan di Desa Wadas yang masih bergulir hingga kini ternyata masih dikawal oleh mahasiswa. Hal ini sedikit banyak menunjukkan partisipasi dan kepedulian sosial mahasiswa pada permasalahan masyarakat.
Meski dalam beberapa kali ada aksi demo mahasiswa yang tidak menyertakan masyarakat, dengan alasan rawan disusupi, tetapi tidak menjadikan adanya kerenggangan pada hubungan keduanya. Bagaimanapun tujuan utama dari aksi demo tersebut adalah untuk menyalurkan suara rakyat.
Dalam pemberlakuan kebijakan pemerintah, sering kali terdapat suatu hal yang tidak disetujui oleh masyarakat. Di sinilah peran mahasiswa sebagai agent of change dalam menyalurkan pendapat dan aspirasi dari masyarakat itu sendiri. Terlebih mahasiswa memiliki peran sebagai control social yang independen dan tidak disetir oleh suatu pihak.
Maka, di Indonesia, sebagai negara demokrasi yang memberikan kebebasan berekspresi dan menyatakan pendapat, sudah sewajarnya terdapat wujud-wujud penyampaian pendapat yang sesuai dengan norma dan aturan yang ada.
Dalam hal ini, kehadiran para mahasiswa yang turut mengawal isu sosial diharapkan bukan hanya sebatas kajian dan aksi demo saja. Namun juga pada aksi lapangan dengan memberikan bantuan baik dari segi moral maupun materiil yang barang kali dibutuhkan pada masyarakat terdampak konflik.
Mahasiswa harus peka dengan kebutuhan masyarakat dan mengawal adanya ketertindasan rakyat kecil yang tidak mampu menyuarakan pendapat dan perlu didukung.
Kemudian pengawalan itu alangkah baiknya bukan dimaksudkan untuk mencari panggung dan nama baik semata. Akan tetapi murni dari adanya empati dan rasa persaudaraan yang dimiliki sebagai saudara sebangsa dan setanah air.