UMS, pabelan-online.com – Salah satu mahasiswi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mendirikan sekolah modeling khusus untuk penyandang disabilitas. Sekolah Fira Modeling Disabilitas (FMD) bertujuan untuk menyalurkan serta mengembangkan minat dan bakat para disabilitas dalam bidang modeling.
Disabilitas secara umum merupakan ketidakmampuan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Akan tetapi, tidak sedikit juga seseorang dengan penyandang disabilitas dengan kondisi kekurangannya, tidak menjadikan sebuah alasan untuk seseorang tersebut tidak beraktivitas dan mengukir prestasi.
Sekolah yang berlokasi di Surabaya dan diberi nama FMD adalah salah satu sarana belajar untuk para disabilitas yang mempunyai hobi atau minat sebagai model, sehingga mereka bisa menyalurkan bakat modelnya dengan rasa percaya diri dan berani. Serta mengubah pandangan orang tua yang malu terhadap anaknya yang mempunyai kebutuhan khusus.
Desy Ramadhani Maghfiroh Ayu Putri atau akrab dipanggil Fira adalah seorang mahasiswi jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) Unesa. Fira merupakan penyandang disabilitas yang juga merupakan pendiri Sekolah FMD.
Tak hanya itu, Fira kerap kali menjadi model dengan torehan banyak juara yang telah ia raih, menjadikan dirinya masuk ke dalam sepuluh daftar perempuan dan lembaga inspiratif pada edisi Inspiring Women yang rilis Mei 2022 lalu.
Dengan keterbatasan fisik yang dimilikinya tidak membuat Fira untuk berhenti berprestasi. Ia mengatakan, yang menjadi latar belakang didirikannya sekolah ini ialah rasa prihatin dirinya ketika melihat salah satu penyandang disabilitas yang sulit berbaur dengan manusia normal lainnya.
Selain itu, kata Fira, sejak dirinya duduk di bangku Taman Kanak-Kanak (TK), Fira sudah dikenalkan dunia modeling oleh ibunya dan mengikuti acara-acara fashion atau dance di sekolah.
“Dari model ini membuat saya menjadi percaya diri dan menambah banyak teman-teman,” ujarnya kepada Reporter Pabelan-online.com, Minggu (10/7/2022).
Keinginan Fira membangun sekolah model ini sudah lama. Puncaknya pada saat Hari Disabilitas Internasional, di mana banyak teman-teman Fira terinspirasi dengannya, maka muncullah keinginan untuk mendirikan sekolah fashion khusus disabilitas.
Dengan kesibukannya antara kuliah dan acara model tidak menjadi kendala dalam menjalankan aktivitasnya. Akan tetapi, Fira mengungkapkan banyak kendala yang dialaminya ketika harus menjadi seorang model sekaligus mengurus sekolah FMD, di mana masih banyak dari mereka penyandang disabilitas selalu di nomor duakan.
“Kendalanya banyak sekali karena pada kenyataannya disabilitas itu selalu dapat perlakuan sebagai orang nomor empat atau lima. Jadi, ada perbedaan,” ungkap Fira.
Luqman Alhakim, salah satu Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menanggapi kisah inspiratif Fira. Ia mengatakan bahwa itu adalah hal yang luar biasa disela-sela kesibukannya sebagai mahasiswa.
Ia menilai kalau sosok Fira telah banyak melakukan kegiatan-kegiatan positif yang salah satunya yaitu menjadi model dan mendirikan sekolah FMD.
Menurutnya, dengan keterbatasan fisik tidak menjadi sebuah halangan bagi seseorang untuk membantu banyak orang yang membutuhkan.
“Apalagi di zaman sekarang kebanyakan orang mulai menurun rasa kepeduliannya terhadap sesama. Sosok Fira ini tetap gigih dan semangat untuk membantu kaum disabilitas.Menurut saya dia pantas disebut perempuan inspiratif,” ungkapnya, Minggu (10/7/2022).
Reporter : Nurrahman Assa’adah
Editor : Ashari Thahira