UMS, pabelan-online.com – Lembaga Pengabdian Masyarakat dan Pengembangan Persyarikatan (LPMPP) telah mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Muhammadiyah Aisyiyah (MAs) pada 3 Agustus hingga 8 September 2022 kemarin. KKN MAs ini digelar di Kabupaten Gowa, Kabupaten Maros, dan Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Kegiatan ini diikuti oleh 1.018 peserta mahasiswa dari 47 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah dari seluruh Indonesia.
Kegiatan yang berlangsung selama 36 hari ini dinilai masih memiliki kekurangan. Hal itu dibuktikan dengan adanya beberapa keluhan dari mahasiswa yang merasa panitia kurang mempersiapkan KKN MAs tersebut.
Kepada Pabelan-online.com, salah seorang peserta mahasiswa yang tidak ingin disebutkan namanya mengeluhkan perihal kurang matangnya persiapan dari panitia.
Berdasarkan penuturannya, beberapa hal masih berantakan dari segi kesiapan, seperti penempatan lokasi KKN MAs yang mendadak, atribut peserta mahasiswa yang tidak datang bersamaan, serta penempatan lokasi peserta mahasiswa yang dinilai kurang persiapan.
Ia berharap agar ke depannya panitia bisa melakukan persiapan dengan lebih matang, mengingat KKN MAs merupakan kegiatan nasional yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiah seluruh Indonesia.
“Semoga yang jadi tuan rumah ke depannya bisa lebih baik lagi dalam administrasi maupun masalah (pelaksanaan –red) KKN ini,” harapnya, Rabu (21/9/2022).
Menanggapi keluhan dari peserta, Idham Khalid selaku Ketua Bidang Pengabdian Masyarakat Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP3M) Universitas Muhammadiyah Makassar mengatakan, bahwa pemilihan lokasi yang dekat dari Makassar tidak perlu dijadikan sebagai keluhan.
Sementara mengenai atribut peserta mahasiswa yang tidak selesai di waktu yang bersamaan, ia menjelaskan kalau itu merupakan ranah panitia pusat, bukan urusan panitia lokal.
“Kasus itu cuma terjadi di satu desa, di Maros yang begitu. Kebetulan ada KKN lain. Jangan didramatisir. Anda semua yang jelek-jelek dievaluasi, yang baik diabaikan,” ungkapnya, Minggu (25/9/2022).
Klarifikasi ia berikan perihal keluhan peserta mahasiswa tentang fasilitas transit yang seadanya. Ia berpendapat jika hal seperti itu tidak mungkin terjadi, karena menurut Idham, panitia sudah mempersiapkan tempat yang layak.
“Tidak mungkin sudah disiapkan hotel, jadi disesuaikan dengan kondisi dan fasilitas yang ada. Kalau mau yang serba lux (mewah –red) dan menyenangkan, jangan programkan KKN Mas. Program ini agar mahasiswa lebih bisa beradaptasi dengan lingkungan yang ada,” tambahnya.
Idham berharap agar program KKN MAs ini mendapat dukungan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah secara maksimal.
Menurutnya, pembagian kerja untuk pantia pusat dan lokal perlu dipertegas kembali. Begitu pula dengan teknis, Idham menuturkan sebaiknya keputusannya ada di tingkat lokal.
Reporter : Dian Novitasari
Editor : Novali Panji Nugroho