UMS, pabelan-online.com – Praktik Test of English Proficiency atau biasa disebut TOEP di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) diisukan disusupi oleh para jasa joki yang membantu peserta TOEP agar lulus dengan mendapat hasil maksimal.
Di UMS sendiri, praktik TOEP diselenggarakan oleh Lembaga Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Umum (LBIPU) UMS. Hasil kelulusan TOEP ini menjadi salah satu syarat yang harus ditempuh mahasiswa agar bisa lulus dari UMS.
Ketika pandemi kemarin, praktik TOEP dilakukan secara dalam jaringan (daring). Akibatnya timbul celah dalam pelaksanaannya, di mana beberapa mahasiswa memanfaatkan momen daring tersebut untuk menyewa jasa joki TOEP.
Kabar adanya pengguna jasa joki TOEP juga dibenarkan oleh Muhammad Thoyibi selaku Kepala LBIPU. Ia mengatakan, penggunaan joki dalam TOEP, terlebih saat daring sangat memungkinkan. Hal itu dikarenakan keterbatasan dalam pengawasan praktiknya.
LPM Pabelan melakukan riset kepada mahasiswa UMS sebanyak 113 responden perihal praktik TOEP yang disusupi oleh jasa joki. Riset ini menggunakan metode random sampling dengan jenis kuantitatif.
Diketahui sebanyak 84% mahasiswa UMS mengetahui adanya jasa joki TOEP, sedangkan sisanya sebanyak 16% tidak mengetahui soal jasa joki TOEP di UMS.
Sementara itu, berdasarkan hasil riset LPM Pabelan, sebanyak 81% mahasiswa UMS mengetahui adanya jasa joki dalam praktik TOEP dari lingkup pertemanan. Sedangkan yang mengetahui secara mandiri hanya sebesar 7%, dan 12% tahu dari berbagai sumber, seperti postingan di sosial media, grup kelas, dan sebagainya.
Dalam hasil yang sudah diolah oleh Manajer Penelitian LPM Pabelan, sebanyak 82% mahasiswa menggunakan jasa joki ketika pelaksanaan TOEP dilakukan secara daring. Sedangkan sisanya dilakukan ketika pelaksanaannya luring.
Menanggapi hal itu, Thoyibi menuturkan adanya penjoki dalam praktik TOEP ini dapat terjadi akibat kurangnya pengawasan yang optimal, terlebih ketika dilaksanakan secara daring.
Tak hanya itu, ia berpendapat jika adanya jasa joki pada TOEP ini merupakan ulah oknum yang menyalahgunakan kebingungan mahasiswa sebagai kesempatan untuk memperkaya diri sendiri.
Terkait keamanan pelaksanaan TOEP di UMS, sebanyak 69% responden mahasiswa UMS yang dipilih secara acak berpendapat, kalau sistem keamanan dari LBIPU dalam pelaksanaan TOEP ini mudah ditembus. Sementara itu sisanya mengatakan kalau sistem keamanan LBIPU menghadapi adanya joki TOEP ini tetap sulit untuk ditembus.
Selaku pihak penyelenggara, Thoyibi menegaskan jika LBIPU sudah mengupayakan keamanan TOEP dengan menggunakan Safe Exam Browser (SEB) untuk mencegah peserta tes membuka aplikasi dan perangkat lain. Tujuannya ialah untuk mendeteksi gerakan peserta jika terindikasi melakukan kecurangan.
“Sudah ada yang memberitahu melalui direct messages Instagram LBIPU bahwa ada peserta tes yang menggunakan jasa joki, tetapi kami belum bisa melakukan tindak lanjut karena tidak ada laporan resmi yang diserta bukti-bukti kuat dan saksi-saksi yang mendukung proses hukum,” jelas Thoyibi, Sabtu (1/10/2022).
Tindakan-tindakan yang telah dilakukan LBIPU untuk mengamankan praktik TOEP ini di antaranya, seperti meminimalisasi peluang pemalsuan sertifikat, meminimalisasi peluang pemalsuan nilai, memperbaharui set soal, serta mengembangkan sistem tes baru.
Soal perhatian khusus atau upaya yang dilakukan LBIPU selaku penyelenggara TOEP, mayoritas responden dalam penelitian ini mengatakan kalau pihak LBIPU kurang dalam memberikan perhatian khusus adanya fenomena penjoki di praktik TOEP. Sedangkan, 31% mahasiswa mengatakan kalau upaya yang dilakukan oleh LBIPU mengatasi persoalan ini masih kurang. Sisanya sebanyak 14% mahasiswa dari total responden berpendapat jika LBIPU sudah cukup dalam mengupayakan pelaksanaan TOEP tanpa adanya oknum penjoki.
Sementara itu, kepada Pabelan-online.com, Thoyibi mengungkapkan jika LBIPU secara terus-menerus sudah mengupayakan keamanan pelaksanaan TOEP.
Thoyibi menambahkan, sanksi yang diberikan pada peserta yang diketahui memakai jasa joki adalah tidak diluluskan.
Sedangkan, hukuman yang akan diberikan kepada penjoki—jika mahasiswa—akan dilaporkan kepada dekan dan ditunda wisudanya selama tiga perode berturut-turut.
Namun, jika penjoki berasal dari pihak luar, Thoyibi mengatakan jika penjoki tersebut akan diusut dan dilaporkan kepada polisi untuk diproses secara hukum.
“Saya sebenarnya kasian kepada pengguna joki, karena sebenarnya hal tersebut seperti melakukan penipuan terhadap diri sendiri. Pengguna joki seharusnya tidak membiarkan dirinya menjadi korban dari oknum-oknum yang menyalahgunakan mereka. Pengguna joki seharusnya tetap menjaga idealisme generasi muda dan jangan terjebak pada pragmatisme yang dapat menghalangi proses pengembangan diri sendiri,” pesan Thoyibi.
Reporter Pabelan-online.com berkesempatan untuk melakukan wawancara dengan salah satu mahasiswa UMS yang pernah diminta jasanya untuk mengerjakan ujian TOEP.
Ia menjelaskan, dirinya hanya membantu teman dan juga sebagai salah satu media pembelajaran untuk melatih kemampuan bahasa Inggrisnya.
Narasumber yang tidak ingin disebutkan namanya ini bercerita, kalau dirinya tidak pernah menawarkan joki TOEP ini kepada orang lain lain karena dia merasa kurang percaya diri untuk mengerjakan milik orang lain selain temannya sendiri.
Untuk tarif pengerjaan TOEP sendiri, sebagai penjoki dia tidak meminta imbalan karena posisinya adalah membantu teman.
“Akan tetapi dari mereka sendiri memberikan imbalan seperti makanan atau hal-hal yang lain,” ujarnya, Jumat (30/9/2022).
Terkait teknis pengerjaannya saat pelaksanaan daring, ia menuturkan jika dirinya selaku penjoki berada dalam satu ruangan bersama dengan peserta TOEP yang memakai jasanya.
Ia mengatakan, hingga saat ini, aksinya sebagai penjoki TOEP belum pernah ketahuan oleh pihak panitia TOEP. Menurutnya, hal itu disebabkan panitia pelaksana TOEP yang gagal mendeteksi keberadaannya.
Salah satu mahasiswa UMS angkatan 2019, Mawar Melati (nama samaran –red) selaku mahasiswa yang pernah menggunakan jasa joki TOEP, mengakui jika memakai joki dalam ujian adalah hal yang negatif.
Akan tetapi, menurutnya keberadaan penjoki ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa yang membutuhkan. Dia sendiri menggunakan joki karena memanfaatkan peluang dari pelaksanaan daring di awal tahun 2022. Dirinya mengaku jika takut tidak lulus dari TOEP jika tidak memakai jasa joki.
Alasan dirinya berani menggunakan jasa joki, menurutnya, hal ini sudah terjamin akan kelulusan jika melihat dari pengalaman dan testimoni peserta yang lain.
Selain itu, beberapa kali mahasiswa UMS juga menggunakan jasa joki TOEP ini, sehingga ia tertarik untuk menggunakannya.
“Hasilnya memuaskan sesuai dengan nilai yang diminta,” jujurnya, Sabtu (24/9/2022).
Narasumber lain yang pernah memakai jasa joki TOEP juga sependapat, jika adanya momentum dari pelaksanaan TOEP secara daring kemarin, membuat dirinya berani menggunakan jasa joki TOEP.
Ia sendiri mengakui jika dari pengalamannya mengikuti ujian TOEP, dirinya mengalami kesulitan terhadap soal yang diujikan.
“Karena didasari kepepet dan juga jasa joki tersebut sudah berpengalaman dalam TOEP,” ujarnya ketika ditanyai alasan memakai jasa joki, Selasa (27/9/2022).
Untuk teknisnya, kebanyakan penjoki akan melakukan negosiasi kepada calon peserta TOEP yang ingin memakai jasa joki. Kemudian, melakukan transaksi pembayaran tergantung sistem yang diterapkan oleh para penjoki.
Dari pemaparan kedua narasumber yang pernah menggunakan jasa joki TOEP ketika pelaksanaan secara daring, penjoki meminta kode akses soal kepada peserta.
Sementara itu, peserta yang memakai jasa joki diminta untuk tetap bergabung ke dalam ruangan ujian daring agar tidak dicurigai panitia.
Reporter : Anisa Fitri Rahmawati, Ashari Thahira, dan Aisyah Fayi Ivana
Editor : Gardena Dika Muharomi