Belakangan ini, isu kesehatan mental yang dialami oleh mahasiswa kembali ramai diperbincangkan. Mulai dari kasus, hingga diskusi persoalan kesehatan mental banyak menghiasi lika-liku mahasiswa. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi kesehatan mental mahasiswa. Reporter Pabelan-online.com berkesempatan berbincang dengan Partini selaku Ketua Student Mental Health and Wellbeing Support (SMHWS) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) perihal kesehatan mental dan mahasiswa, Jumat (14/10/2022).
Seberapa penting kesehatan mental menurut pandangan Ibu?
“Tentu saja kesehatan mental sangat penting dan urgent, karena individu pada setiap kondisi psikologisnya harus bersifat dinamis, sehingga nantinya kedinamisan tersebut mengandung yang namanya kesanggupan, seperti sanggup menghadapi gangguan atau ancaman. Baik dalam maupun dari luar dirinya sendiri, nantinya kesanggupan yang ada dalam diri juga kemudian akan terbentuk sebuah proses kemampuan untuk bisa menghadapi gangguan dan ancaman tersebut. Misalnya, bunuh diri. Kasus bunuh diri merupakan bagian dari kasus-kasus distruktif, yaitu di mana seseorang melukai dirinya sendiri kemudian melakukan bunuh diri. Hal tersebut menunjukkan dinamisasi yang ada pada dalam diri mereka sudah mencapai titik di mana orang tersebut sudah tidak sanggup lagi, dan berpikir dengan mengakhiri hidup dengan bunuh diri akan menyelesaikan semua persoalan yang ada. Sehingga banyak terjadi kasus-kasus distruksi dalam diri seseorang hingga yang paling ekstrim yaitu bunuh diri.”
Bagaimana peran lingkungan guna menjamin kesehatan mental?
“Salah satunya faktor internal, yang lebih kepada membangun kekuatan mental personality. Pribadi yang tangguh ketika menghadapi gangguan dan ancaman mereka menempatkan hal tersebut menjadi sebuah tantangan. Berbeda dengan pribadi yang lemah, apabila menghadapi gangguan mereka tidak menjadikannya sebagai tantangan, melainkan ancaman untuk dirinya. Kemudian untuk faktor eksternal bisa dengan cara membuat pribadi seseorang yang tangguh dengan lingkungan sosial, seperti pola asuh orang tua, lingkungan keluarga, dan sekolah. Lingkungan fisik juga sangat berpengaruh, seperti kondisi lingkungan yang rentan terhadap bencana alam, kesesakan, dan kebisingan. Hal tersebut bisa mempengaruhi faktor psikologis seseorang. Dalam individu tertentu, kondisi lingkungan fisik seperti tadi bisa menjadikan sebuah ancaman dan tekanan dalam diri. Peran lingkungan sangat mempengaruhi ketahanan kepribadian seseorang. Ketahanan dalam diri seseorang merupakan sebuah keterampilan mengolah dan mengatur pikiran, perasaan, atau ilusi lalu melepaskannya secara konstruktif sehingga segala sesuatunya menjadi seimbang.”
Di SMHWS, persoalan apa yang banyak dikonsultasikan oleh mahasiswa?
“Melihat data di atas tampak jelas persoalan yang banyak dikonsultasikan yaitu masalah diri. Masalah diri berkaitan dengan masalah pengelolaan emosi, insecurity, overthinking, kurang percaya diri, serta manajemen diri. Kemudian persentase terbesar kedua yang dikonsultasikan oleh mahasiswa adalah masalah klinis. Masalah klinis terkait gejala-gejala yang mengarah ke diagnosis klinis seperti depresi, kecemasan, self injury, OCD, trauma, adiksi pornografi, bipolar, gangguan panik, serta kecenderungan gejala psikotik. Kemudian urutan ketiga, keluarga. Masalah keluarga berkaitan dengan masalah hubungan dengan orang tua, saudara, atau pasangan bagi yang sudah menikah. Selanjutnya, masalah akademik seperti menunda tugas atau skripsi, merasa sulit memahami materi kuliah, menentukan karir, masalah di organisasi, stres akademik, dan merasa tidak cocok dengan jurusan. Selain itu ada masalah hubungan sosial yang berkaitan dengan masalah pertemanan, masalah percintaan, serta adanya kesulitan menjalin hubungan sosial tetapi tidak sampai hingga gejala kecemasan sosial. Di urutan terakhir terdapat kedukaan. Kedukaan sendiri berkaitan dengan proses grieving karena adanya anggota keluarga atau orang terdekat yang meninggal. Hal ini lebih sering terjadi saat kasus Covid-19 masih tinggi.”
Apa faktor penyabab bunuh diri?
“Melihat dari kasus yang sudah ditangani oleh SMHWS, ketahanan mental sendiri lebih kepada kekuatan yang ada pada dalam diri, maka faktor penyebabnya adalah lemahnya ketahanan mental seseorang itu sendiri secara internal dan juga kurangnya dukungan sebagai faktor eksternal.”
Bagaimana pentingnya ketahanan mental seseorang, khususnya mahasiswa?
“Ketahanan mental itu sangat penting untuk survive karena setiap individu diberi energi psikologis berupa pikiran, emosi, rasa, dan tindakan. Sehingga, orang yang memiliki ketahanan mental yang kuat bukan berarti orang yang tidak memiliki masalah, karena masalah tersebut membuat hidup menjadi dinamis.”
Bagaimana penanganan kesehatan mental dalam ranah mahasiswa?
“Di setiap menghadapi kehidupan pertama, setiap individu pasti memiliki kekuatan. Maka dari itu pelajari kekuatan apa yang ada dalam diri, kemudian kembangkan kekuatan tersebut supaya optimal dan bisa bermanfaat.”
Bagaimana upaya dan solusi pencegahannya?
“Upaya preventif bisa dilakukan dengan cara mengenali kelemahan diri, kemudian mencari formula untuk kelemahan tersebut agar dapat berkurang sehingga tidak menimbulkan hal negative serta membuat orang tersebut menerima kekurangan yang ada dalam dirinya. Seseorang harus bergerak menuju kepada titik untuk membantunya lebih sehat, salah satunya pelajari promosi kesehatan yang ada di lingkungan universitas seperti SMHWS, optimalkan manfaatnya. Kesehatan mental yang terganggu pasti selalu ada solusinya, tentu saja cara penanganannya sangat bergantung terhadap kriteria atau kadar traumatik yang dialaminya.”
Reporter : Shafy Garneta Maheswari
Editor : Dina Suci Ramadani