(Tulisan ini pernah dimuat di Pabelan Pos Edisi 46/Oktober 2000 dalam rubrik Obrolan Mahasiswa berjudul “Urgensitas Internet di Mata “Agent of Change” ”, ditulis oleh Rakhma dan ditulis ulang oleh Ashari Thahira)
Semakin berkembangnya zaman, teknologi juga semakin canggih, tak kecuali jaringan internet yang semakin luas. Mahasiswa dikenal dengan julukan agent of change atau sebagai kelompok yang selalu melakukan perubahan di masyarakat, sehingga mahasiswa dituntut untuk harus bisa beradaptasi dengan adanya perubahan yang cepat di dunia maya.
Selain dituntut untuk cepat menangkap informasi, juga dituntut untuk bisa membangun komunikasi di kalangan kaum intelektual. Lalu, sebenarnya apa peran dan fungsi internet di mata mahasiswa?
Dalam tulisan Agung Buanawan, yang saat itu merupakan salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Manajemen Industri Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung, yang berjudul Bisa Kerja Tanpa Harus ke Tempat Kerja, Agung mengatakan bahwa kecanggihan internet di dunia kampus akan semakin marak jika digunakan secara maksimal untuk keperluan akademis. Mahasiswa ataupun dosen pengajar tidak akan kesulitan lagi dalam berkomunikasi. Fasilitas e-mail atau program lain juga menjadi salah satu alternatif kecanggihan iptek bagi civitas kampus.
Dengan pola kerja yang serba komputer memungkinkan seseorang bisa bekerja tanpa harus datang ke tempat kerjanya. Namun, konsekuensinya adalah kurangnya rasa kekeluargaan dan hubungan emosional antar individu. Oleh karena itu, kita masih harus membuat pola lain yang tidak merugikan, baik kepandaian otak maupun relationship.
Bramada Winiar Putra, salah satu mahasiswa Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB), pada saat itu menyatakan pemahamannya tentang internet di kampus. Internet dengan semua informasi yang up to date, tentu menyuguhkan begitu banyak pengetahuan. Walaupun ada sisi positif dan negatif yang melekat erat di dalamnya. Untuk itu perlu adanya kontrol sebagai filter terhadap arus informasi yang masuk.
Menurutnya dalam berbagai komunitas mahasiswa khususnya di Bogor, banyak mahasiswa yang rata-rata interest terhadap dunia internet. Bagi rata-rata mahasiswa dalam mengakses informasi lewat internet kendalanya adalah masalah dana. Untuk itu pihak kampus bisa memfasilitasi adanya warung internet (warnet) kampus agar mahasiswa bisa lebih hemat dan mudah dalam mengakses informasi lewat internet.
Satriyo Pinandito, yang saat itu sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, menjelaskan bahwa ada dua keuntungan ketika mahasiswa akrab dengan internet. Pertama, secara organisasi bisa menjalin komunikasi dengan teman-teman dari berbagai universitas di Indonesia. Kedua, secara akademik sangat membantu dalam hal info-info buku yang menunjang mata kuliah yang diambil.
Namun, menurutnya tidak semua mahasiswa memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh internet. Kebanyakan dari mereka hanya menggunakan internet untuk chatting dan kirim e-mail, di mana itu tidak menambah pengetahuan. Selain itu, kala itu mahasiswa dan dosen belum bisa menggunakan internet secara optimal, masih jarang dosen yang memberikan tugas dengan referensi lewat internet.
Salah satu mahasiswa Ekonomi Manajemen Universitas Merdeka (Unmer) Malang kala itu yang bernama Nawal Shoimah Agustina, dalam tulisannya yang berjudul Perlu Stimulus Dosen, mengatakan bahwa untuk saat itu teknologi dan internet belum begitu mendesak keberadaanya. Khususnya dalam hal untuk mendalami dan menjadikan gaya hidup, hal itu karena penggunaannya masih hanya sebatas chatting. Meskipun di kampus-kampus lain, seperti Fakultas Ekonomi sering menggunakan jasa informasi internet, tetapi dalam hal itu hanya kebetulan saja ada kaitannya dengan masalah ekonomi.
Ia juga mengatakan bahwa sebagian besar dosen saat itu terutama di Unmer, kebanyakan malas “belajar” masalah iptek, khususnya yang berkaitan dengan internet. Kondisi demikian secara psikologis dapat mempengaruhi mahasiswa menjadi tidak tertarik untuk mencari data-data atau research dengan info internet. Hal ini menjadi salah satu faktor penghambat kemajuan pengetahuan tentang iptek di dunia kampus.
Peran dan fungsi internet sebenarnya sangat penting bagi mahasiswa. Hanya saja memang perlu mengontrol diri untuk menyaring informasi yang bermanfaat bagi mahasiswa. Selain itu, dosen juga harus bisa beradaptasi dengan kemajuan internet ini, sehingga tidak ada miskomunikasi antara dosen dan mahasiswa.
Editor: Anisa Fitri Rahmawati