(Tulisan ini pernah dimuat di Pabelan Pos Edisi 56/ September 2002 dalam rubrik Realita berjudul “Mahasiswa Cenderung Lepas Kontrol”, ditulis oleh Soleh Amini Yahman dan ditulis ulang oleh Shafy Garneta Maheswari)
Kebanyakan mahasiswa lebih memilih untuk hidup mandiri dengan indekos. Hal ini dapat menimbulkan asumsi, sejauh mana aspek positif maupun aspek negatif yang tercermin pada perilaku mahasiswa sebagai imbas dari lingkungan indekos itu sendiri.
Berdasarkan suatu aspek kemandirian anak yang tinggal bersama keluarga dan indekos ternyata menunjukkan sebuah perbedaan yang sangat signifikan.
Melihat aspek negatif dari anak yang tinggal indekos dan jauh dari orang tua, sehingga mengakibatkan mereka ingin bebas dan lebih rawan terpengaruh oleh hal-hal negatif.
Apalagi jika tempat kos tersebut tidak dijaga oleh induk semang atau ibu dan bapak indekos yang mengawasi para penghuni kosnya.
Adapun sebagian mahasiswa berpendapat, indekos yang bebas lebih dapat mengembangkan kreativitas daripada indekos yang cenderung terlalu mengekang.
Namun, dalam hal ini mereka cenderung salah mengartikan. Hal ini karena kreativitas dan kebebasan adalah hal yang berbeda. Kebebasan itu bebas berbuat apa saja, sedangkan kreativitas merupakan perilaku yang orisinil dan menimbulkan kedisiplinan.
Jika menimbulkan suatu hal yang rusak, apakah hal tersebut dapat dikatakan hal yang kreatif?
Remaja sendiri berada dalam usia yang relatif memerlukan adanya bimbingan dan arahan orang dewasa, karena mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.
Terlebih lagi salah satu ciri remaja ialah high risk taking atau suka mengambil risiko dengan perilaku yang bersifat menantang.
Perilaku manusia sendiri tergantung pada mile atau lingkungan sekitar. Perilaku manusia yang pertama terbentuk dalam keluarga.
Kedua, perilaku manusia juga mulai mendapat pengaruh luar yaitu peer group (kelompok sebaya).
Ketiga, pendidikan di sekolah dan lingkungan sekitar. Jadi, tidak semua mahasiswa yang tinggal di indekos tanpa pengawasan bapak atau ibu indekos akan rusak perilakunya.
Berbagai kemungkinan tersebut kembali pada diri tiap orang. Jika pada dasarnya sudah kuat, maka tidak akan mudah terpengaruh.
Adapun indekos yang baik atau ideal itu harus memiliki konsep yang jelas. Syarat kekeluargaan bukanlah hal yang mutlak, walaupun sebenarnya hal tersebut cukup penting.
Namun, saat ini sudah jarang ada indekos yang bersifat kekeluargaan. Indekos juga harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat.
Dalam segi pengelolaannnya harus baik dengan adanya kepala rumah tangga ataupun manajernya.
Editor: Aliffia Khoirinnisa