UMS, pabelan-online.com – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Cenderawasih Papua menginginkan adanya ruang dialog dengan Joko Widodo (Jokowi) selaku Presiden Republik Indonesia (RI). Hal itu dilatarbelakangi oleh kedatangan Jokowi dalam peresmian Papua Youth Creative Hub yang membahas pembangunan, akan tetapi dinilai melupakan konflik yang terjadi di Papua.
BEM Uncen mengungkapkan pernyataan sikap berupa penolakan atas kedatangan Jokowi di Papua beberapa saat lalu. Adapun penolakan tersebut karena penduduk Papua sedang berduka akibat konflik yang ada dan mengalami pengungsian besar-besaran. Pemerintah dinilai belum memberikan solusi, namun malah datang dengan kepentingan pembangunan di Jayapura, Papua.
Dihubungi oleh tim reporter Pabelan-Online Ketua BEM Uncen, Salmon Wantik mengungkapkan saat ini BEM Uncen masih mendalami kunjungan dengan Jokowi, namun dinilai belum memberikan perubahan dengan kondisi keamanan di Papua itu sendiri.
Ia mengungkapkan, bahwa BEM Uncen menginginkan adanya dialog bersama Presiden Jokowi dengan mediasi dari pihak netral untuk membahas dan mencari solusi permasalahan kondisi di Papua.
Menurutnya, yang dibutuhkan di Papua selain adanya pembangunan suprastruktur, yaitu dengan penghilangan pendekatan pembangunan militeristik. Lanjutnya, perlu diciptakan rasa aman dalam membangun Papua dan menghentikan aktivitas militer serta migran ke Papua.
“Presiden harusnya tidak hanya bicara insfrastruktur, tapi bagaimana membangun Papua tanpa ada konflik senjata, penembakan masyarakat sipil, dan tanpa ada masyarakat Papua yang mengungsi,” tuturnya, Minggu (26/3/2023).
Yato Murib selaku mahasiswa Uncen mengungkapkan bahwa dirinya juga menolak tegas kedatangan Jokowi di tanah Papua.
“Karena selama Presiden datang ke tanah Papua, yang diperhatikan bukan manusianya, melainkan pembangunan infrastruktur dan sebagainya,” ungkap Yato, Minggu (26/3/2023)
Ia berharap agar presiden tidak hanya terfokus pada pembangunan, namun turut mengatasi konflik-konflik kemanusiaan yang marak terjadi di Papua.
“Nah, hal tersebut yang perlu menjadi perhatian lebih Presiden Republik Indonesia (RI). Kalau untuk pembagunan dan infrastruktur oke. Namun untuk kemanusiaan perlu dibangun juga, supaya kita semua bisa merasakan dari pembangunan tersebut,” tutupnya.
Reporter: Kholisa Nur Hidayah
Editor: Shafy Garneta Maheswari
Pabelan-online mantap. Selalu update isu baru.