UMS, pabelan-online.com – Universitas Gajah Mada (UGM) akan segera menerbitkan Peraturan Rektor tentang Rekognisi Kegiatan Ekstrakurikuler. Hal tersebut bertujuan untuk mengonversi kegiatan ekstrakurikuler ke dalam Satuan Kredit Semester (SKS) dan memberikan pilihan belajar bagi mahasiswa melalui organisasi.
Adapun bentuk kegiatan ekstrakurikuler diantaranya berupa kegiatan lomba, kompetisi, festival, kewirausahaan, pemberdayaan masyarakat atau komunitas, studi, riset, proyek mandiri, proyek sosial dan kemanusiaan, organisasi dan kepemimpinan, serta olahraga dan seni.
Melansir dari laman ugm.ac.id, Arie Sujito, selaku Wakil Rektor UGM Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni UGM, menjelaskan bahwa salah satu alasan penerbitan peraturan tersebut karena merosotnya minat mahasiswa dalam berorganisasi.
Ia berharap mahasiswa UGM dapat memanfaatkan lebih banyak ruang yang disediakan, termasuk kegiatan ekstrakurikuler sebagai bentuk penguatan relasi sosial.
Arie menjelaskan rekognisi ini diberikan kepada mahasiswa aktif yang telah menyelesaikan semester pertama dan memiliki bukti fisik kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti, dengan menggunggahnya melalui sistem informasi paling lambat satu tahun sejak kegiatan ekstrakurikuler selesai dilaksanakan.
“Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dilaksakanakan paling singkat selama satu semester kecuali lomba, kompetensi, atau festival yang menyesuaikan dengan durasi waktu dari penyelenggara,” ujarnya Senin, (8/5/23).
Dihubungi oleh tim reporter pabelan.online, Aulia Zahwa, selaku mahasiswa Fakultas Farmasi UGM mengungkapkan, sebagai mahasiswa yang memiliki minat dalam berorganisasi dirinya sangat mendukung rekognisi kegiatan mahasiswa yang nantinya bisa dikonversi dalam SKS.
Ia menambahkan, bahwa setiap orang bisa belajar darimana saja, salah satunya dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dan berorganisasi.
“Dari situ kita bisa mendapatkan softskill seperti leadership dan time management yang mungkin tidak didapatkan saat kita pembelajaran dikelas yang sifatnya pasif,” ungkapnya Rabu, (17/5/23).
Menurutnya dengan adanya program tersebut, mahasiswa yang waktu kuliahnya terpotong karena mengikuti lomba atau sedang ada urusan organisasi bisa lebih mendapat apresiasi atas pengabdiannya melalui konversi SKS tersebut.
Hal tersebut baginya juga bisa memicu para mahasiswa lain untuk berprestasi melalui bidang lomba atau mengasah skill melalui berorganisasi.
“Harapan saya program ini benar benar terealisasi dan memiliki sistem sosialisasi yang baik sehingga dapat diketahui oleh banyak civitas academica UGM,”harapnya.
Pada kesempatan lain, Yudha Aditya Ramadhani selaku mahasiswa Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) juga menyetujui rekognisi yang dibuat oleh UGM. Baginya hal tersebut dapat menumbuhkan keinginan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Adanya kegiatan ekstrakurikuler baginya dapat memberikan dampak positif bagi mahasiswa yaitu salah satunya adalah berpikir kritis.
Ia berharap bahwa mahasiswa dapat mengembangkan diri sesuai dengan minat dan bakat melalui kegiatan ekstrakuriler.
“Tidak hanya UGM, semoga kampus lain juga dapat menerapkan terobosan baru ini untuk menarik para mahasiswa mengikuti kegiatan yang disediakan karena juga memberikan banyak dampak positif,” tambahnya, Selasa (16/5/23).
Reporter : Wahyu Agustina Nur Cahyani
Editor : Tsania Laila Magfiroh