UMS, pabelan-online.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membuka program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) melalui skema Co-Funding. Program ini disambut antusias tinggi mahasiswa karena membuka lebih banyak peluang untuk studi ke luar negeri.
Melansir dari laman media tekno.tempo.co, program IISMA pada tahun ini akan menghadirkan skema pendanaan parsial antara mahasiswa dengan pemerintah atau skema pendanaan bersama (Co-Funding).
Adapun periode pendaftaran program IISMA pendanaan bersama (Co-Funding) ini sudah dimulai sejak tanggal 10 Juni 2023.
Nizam selaku Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, mengungkapkan, dengan terbukanya IISMA jalur skema Co-Funding ini akan membuka lebih banyak kesempatan bagi mahasiswa untuk menumbuhkan potensi diri.
“Pembukaan Program IISMA jalur Co-Funding ini sejalan dengan terus meningkatnya antusiasme dan animo yang tinggi baik dari mahasiswa, perguruan tinggi dalam negeri, dan berbagai institusi pendidikan terbaik di luar negeri,” ungkapnya, Senin (5/6/2023).
Dihubungi oleh tim reporter pabelan-online.com, Arif Pramuditya, seorang mahasiswa Politeknik Negeri Lhokseumawe Aceh yang pernah menerima progam IISMA memberikan tanggapan atas program IISMA skema Co – Funding ini. Menurutnya, program ini akan memberi lebih banyak peluang bagi para mahasiswa yang ingin memiliki pengalaman kuliah ke luar negeri.
“Mungkin Kemendikbud ingin memberikan pengalaman kepada lebih banyak mahasiswa untuk belajar hingga luar negeri, meskipun dengan dana dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang terbatas, “ ungkapnya, Rabu (14/6/2023).
Ia berharap supaya program IISMA Co-Funding ini kedepannya dapat berjalan dengan baik dan membuka lebih banyak kuota bagi para mahasiswa.
“Mungkin masih banyak mahasiswa yang dengan budget (biaya – Red) pas-pasan, tetapi ingin berkuliah di luar negeri ataupun mahasiswa yang tidak lolos program IISMA masih bisa mendapatkan kesempatan,” harapnya.
Dikesempatan lain, Khaafidhatul Kalaamiyah selaku mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) merasa senang dengan adanya program tersebut, karena memberikan banyak kesempatan kepada mahasiswa yang ingin merasakan studi di luar negeri.
Meski begitu, menurutnya program ini akan menjadi menjadi sebuah pertimbangan tersendiri bagi mahasiswa dari kalangan keluarga menengah kebawah.
“Biaya yang dikeluarkan tentu tidaklah sedikit, meskipun itu sudah dalam skema ‘patungan’. Akan tetapi, program tersebut sudah sangat membantu bagi mahasiswa yang ingin bercita-cita merasakan kuliah di luar negeri,” tutupnya (14/6/2023).
Reporter: Lilis Apriliyani
Editor: Nimas Ayu Sholehah