UMS, pabelan-online.com – Organisasi Mahasiswa Daerah (Ormada) terkadang mendapat stigma negatif akibat konflik yang terjadi antar mereka. Adanya permasalahan yang terjadi, dialami maupun disebabkan oleh konflik antar Ormada ini menunjukkan dua hal, solidaritas yang kuat antar anggota Ormada atau perpecahan antar daerah.
Beberapa kali Ormada mendapat stigma buruk akibat konflik yang terjadi antar mereka. Seperti pada kasus penganiayaan yang telah terjadi di Jawa Timur pada Minggu, 25 Juni 2023 lalu, yang memakan korban seorang mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang.
Adanya permasalahan yang terjadi, dialami maupun disebabkan oleh konflik antar ormada ini menunjukkan dua hal, solidaritas yang kuat antar anggota ormada atau perpecahan antar daerah.
Lusy Dahniar, salah satu mahasiswa yang tergabung dalam Ormada Banyumas, mengungkapkan bahwa pihaknya sangat menyayangkan atas aksi kriminalitas yang disebabkan oleh konflik antar ormada.
Menurutnya, berbagai penyelesaian dengan cara yang bijak seharusnya dapat dilakukan apabila terjadi konflik antar ormada. Salah satunya dengan mengadakan pertemuan dan mengajukan penengah sebagai pihak netral yang tidak memihak ke kelompok tertentu.
“Kita harus menjaga sikap dan emosi karena hal tersebut merupakan salah satu dasar sopan santun yang harus diterapkan agar tidak merugikan lingkungan sekitar,” tuturnya, Sabtu (8/7/2023).
Disisi lain Alwi Jayadi, salah satu mahasiswa anggota Ormada Makassar turut menanggapi kasus tersebut. Menurutnya, tindakan kriminalitas antar ormada tersebut sangat tidak dibenarkan apapun alasannya. Bagi Alwi, peran pemuda atau mahasiswa terhadap tindak kriminalitas yaitu mencari akar permasalahan dan solusi atas konflik yang terjadi.
“Ormada adalah salah satu organisasi yang memiliki solidaritas tinggi, apabila terjadi konflik di dalam atau antar ormada harus diselesaikan dengan kepala dingin,” tambahnya, Sabtu (8//7/2023).
Menurut Alwi, konflik yang diredam dengan baik dapat menjadi solusi penyatu untuk ormada yang satu dengan yang lainnya. Penyatuan tersebut yang nantinya cenderung lebih baik, karena dapat menjadi sebuah gambaran untuk menyelesaikan konflik serupa atau konflik lain yang akan terjadi ke depannya.
Di sisi lain, Naufal Bagas Wibowo, salah satu Mahasiswa Universitas Tidar (Untidar) Magelang, anggota Ormada Pekalongan mengungkapkan, bahwa kriminalitas yang disebabkan karena konflik antar orda termasuk hal yang berlebihan. Menurut Naufal, konflik antar ormada dapat disikapi dengan berunding bukan mencari siapa yang salah.
Tambahnya, untuk menemukan jalan tengah sebaik mungkin, masing -masing ormada harus menyadari bahwa konflik yang terjadi seharusnya dapat menjadi peluang bagi kelompok untuk mengukur kemampuan dalam menyelesaikan masalah. Terlebih jika masalah yang melibatkan pihak lain.
“Bagi organisasi daerah, jika ada konflik dapat diselesaikan di tempat yang seharusnya, jangan sampai ada kekerasan yang dapat merugikan atau berimbas ke masyarakat,” tutupnya, Sabtu (8/7/2023).
Reporter : Wahyu Agustina Nur Cahyani Editor: Aliffia Khoirinnisa