Minggu, September 24, 2023
Pabelan Online
  • Warta
    • Ranah Mahasiswa
    • Liputan Khusus
  • Kilas Balik
  • Opini
  • Resensi
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Investigasi
  • Sanggar Foto
  • Sosok
  • Editorial
  • Wawancara
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
  • Warta
    • Ranah Mahasiswa
    • Liputan Khusus
  • Kilas Balik
  • Opini
  • Resensi
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Investigasi
  • Sanggar Foto
  • Sosok
  • Editorial
  • Wawancara
  • Gaya Hidup
No Result
View All Result
Pabelan Online
No Result
View All Result
Home Opini

Apa Yang Perlu Dibanggakan Masuk Universitas Ternama?

10/08/2023
in Opini
0
Apa Yang Perlu Dibanggakan Masuk Universitas Ternama?
0
SHARES
17
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Agustus memang identik dengan sorak-sorai perlombaan memperingati hari lahirnya bangsa ini. Tak terkecuali di kalangan mahasiswa, agustus justru identik dengan penerimaan mahasiswa baru (maba). Masing-masing kampus memiliki ciri khas dalam pelaksanaan acara penerimaan mahasiswa baru tersebut.

Belakangan viral di TikTok tentang kasus saling senggol antara Universitas Gajah Mada (UGM) dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Tentu hal ini memantik banyak respon dari netizen.

Pada mulanya konten tersebut dibuat oleh seorang mahasiswa baru dari UMS, dalam postingan TikTok tersebut menyindir UGM dengan prosesi acara ospek yang berpanas-panasan. Hal itu tentunya berbanding terbalik dengan maba UMS yang menjalani proses ospek di dalam gedung yang penuh  Air Conditioner (AC).

Ada yang berpandangan bahwa UMS terlalu percaya diri untuk “meledek” kampus nomor dua di Indonesia itu. Ada pula yang berpandangan bahwa hal itu lumrah saja dilakukan maba UMS mengingat biaya yang dikeluarkan sangatlah besar. Ada pula yang berpendapat bahwa itu hanyalah konten yang dijadikan sebagai strategi promosi kampus.

Terlepas dari berbagai kontroversi yang ada, saya mengajak pembaca sekalian untuk memahami perubahan sikap mahasiswa kini. Di lain sisi saya juga akan memaparkan pandangan saya mengenai pemeringkatan kampus-kampus yang ada di Indonesia.

Fenomena yang sedang ramai terjadi ini memberi kesan pada kita bahwa mahasiswa berupaya membanggakan almamaternya sendiri. Tanpa mereka sadari, mereka belum sekalipun memberikan sumbangsih terhadap almamaternya. Mereka berupaya memamerkan peringkat-peringkat itu, tanpa mereka sadari peringkat itu bukanlah hasil kerja keras mereka.

Pada hakikatnya ospek adalah masa pengenalan mahasiswa terhadap lingkungan akademik di kampus. Saya pun menyayangkan jika proses ospek ini hanya dimaknai sebagai acara seremonial. Lebih dari itu, kampus seharusnya mampu memperkenalkan iklim akademik yang ada di kampus, melakukan diskusi, saling bantah-membantah, penanaman karakter mahasiswa dan masih banyak lagi.

Perlu di garis bawahi bahwa tidak ada yang patut di banggakan dari pelaksanaan ospek. Begitu pula dengan peringkat yang ada. Saya kira kampus terlalu sakral kalau hanya untuk dijadikan alat memperoleh peringkat. Lebih jauh lagi kampus adalah cerminan dari masa depan bangsa.

Pemeringkatan ini sedikit banyak telah membawa kita pada pandangan bahwa kampus adalah komoditas jual yang menjanjikan. Peringkat 10 besar tentunya akan menjadi tempat paling banyak dicari peserta didik baru. Tujuan utama sebagai wadah pencerdasan bangsa kian lama semakin menghilang.

Sedangkan persoalan pelik dalam dunia pendidikan kita yang tak kunjung usai. Masalah kekerasan seksual di kampus, pembungkaman berekspresi, Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang mahal sampai saat ini masih menjadi isu paling banyak di bahas di lingkup Perguruan Tinggi (PT).  Jadi, saya kembali mempertanyakan untuk siapa peringkat ini dibuat?

Belum lagi banyak kampus yang berlomba-lomba membangun citra positif kampusnya masing-masing. Mereka berupaya melakukan apapun itu, sekalipun harus meredam suara-suara yang berupaya membongkar kebusukan yang ada pada kampus tersebut.

Kembali saya tegaskan pada mahasiswa baru, bahwa menjadi mahasiswa bukan hanya tentang melanjutkan jenjang pendidikan. Mahasiswa haruslah menjadi pioner dalam melakukan gerakan sosial, berupaya terus berpikir untuk masa depan bangsa. Pada akhirnya, kalian harus mampu memberikan sumbangan besar bagi kampus maupun masyarakat.  Agent of Change, Social Control, Iron Stock adalah kata yang seringkali kita dengar tapi minim realisasi.

Tak perlulah berbangga dengan gedung yang mewah dan peringkat top 10. Hal terpenting adalah bagaimana kita mampu menjadi mahasiswa yang mapan secara intelektual dan bisa membawa perubahan.

Akhir kata saya ucapkan selamat kepada kawan-kawan mahasiswa baru, selamat menempuh pendidikan di kampus pilihan kalian. Jangan lupa untuk terus membaca dan tidak apatis terhadap persoalan masayarakat.

 

Penulis: Muhammad Iqbal

Mahasiswa Aktif Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta

Editor: Kholisa Nur Hidayah

Tags: agent of changeiron stockmahasiswa baruMahasiswa UGMmahasiswa UMSopini mahasiswaPenerimaan Mahasiswa BaruSocial ControlTiktok
Previous Post

Tidak Ada Bantuan Operasional, Satgas PPKS UI Hentikan Laporan Kekerasan Seksual

Next Post

Rekor Muri dan Stuva Dibatalkan Rektorat, Panitia PKKMB UNS 2023 Mengundurkan Diri

Related Posts

Homesick, Perasaan Naluriah Mahasiswa
Opini

Homesick, Perasaan Naluriah Mahasiswa

by pabelan
19/09/2023
Gaya Hidup Frugal Living Penolong Mahasiswa
Opini

Gaya Hidup Frugal Living Penolong Mahasiswa

by pabelan
12/09/2023
Menjadi Mahasiswa Kupu-Kupu, Kunang-Kunang, Atau Kura-Kura?
Opini

Menjadi Mahasiswa Kupu-Kupu, Kunang-Kunang, Atau Kura-Kura?

by pabelan
04/09/2023
Pendidikan : Tujuan Negara Indonesia yang Masih Memprihatinkan
Opini

Pendidikan : Tujuan Negara Indonesia yang Masih Memprihatinkan

by pabelan
21/07/2023
Korban Pelecehan Seksual di Kampus: Sudah Jatuh, Tertimpa Tangga
Opini

Korban Pelecehan Seksual di Kampus: Sudah Jatuh, Tertimpa Tangga

by pabelan
24/06/2023
Next Post
Rekor Muri dan Stuva Dibatalkan Rektorat, Panitia PKKMB UNS 2023 Mengundurkan Diri

Rekor Muri dan Stuva Dibatalkan Rektorat, Panitia PKKMB UNS 2023 Mengundurkan Diri

Premium Content

e-paper Koran Pabelan edisi 06

e-paper Koran Pabelan edisi 06

29/03/2016
WR I : Demo Itu Biasa, Proses Pendewasaan Mahasiswa

WR I : Demo Itu Biasa, Proses Pendewasaan Mahasiswa

14/08/2015
Sebulan Sekali, Sobron Bakery Adakan Pelatihan Bikin Roti

Sebulan Sekali, Sobron Bakery Adakan Pelatihan Bikin Roti

04/11/2019
Pabelan Online

© Copyright - LPM Pabelan 2023

Profil LPM Pabelan.

Navigasi

  • Cara Mengirim Tulisan
  • Home
  • REDAKSI Pabelan-Online 2023
  • Struktur Pengurus LPM Pabelan Periode 2023
  • Warta
  • Tentang LPM Pabelan

Follow Us

No Result
View All Result
  • Headline
  • Warta
    • Liputan Khusus
    • ranah mahasiswa
  • Kilas Balik
  • Opini
  • Resensi
  • Sastra
    • Puisi
    • Cerpen
  • Sanggar Foto
  • Sosok
  • Editorial
  • Investigasi
  • Wawancara
  • Gaya Hidup
  • Cara Mengirim Tulisan

© Copyright - LPM Pabelan 2023

Profil LPM Pabelan.