Menjadi seorang mahasiswa pasti pernah mengalami perasaan homesick saat jauh dari keluarga. Homesick sendiri merupakan perasaan menderita akibat jauh dari hal-hal yang berkaitan dengan rumah. Nah sampai sini pasti banyak dari kalian mahasiswa yang relate akan hal ini.
Perasaan ini normal dialami oleh setiap manusia. Keadaan ini muncul kebutuhan naluriah seseorang akan rasa kasih sayang, perlindungan yang belum terpenuhi di lingkungan baru. Dimana sebagai mahasiswa masih butuh adaptasi dan penyesuaian di lingkungan baru.
Hal tersebut diibaratkan seperti cerita yang satu ini. Sebut saja N, akan berbagi pengalaman sebagai mahasiswa baru (maba) yang pernah mengalami homesick. N merupakan mahasiswa semester 5 di sebuah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Yogyakarta. N berdomisili di Kediri. N memilih indekos yang tidak jauh dari kampusnya.
Di awal semester, ia merasakan keadaan homesick paling parah. Setiap malam ia menangis dan memilih tidak makan karena rindunya yang luar biasa pada keluarga. Hingga di pertengahan semester, N jatuh sakit selama kurang lebih seminggu. Kemudian keluarganya memilih menjemput N untuk dibawa pulang selama proses penyembuhan.
Dari permasalahan cerita di atas, pasti ada dari kalian mahasiswa yang pernah mengalaminya. Dari kejadian hal tersebut untuk mengatasi perasaan homesick itu sendiri pertama berkomunikasi dengan orang-orang di rumah. Jika sedang merasakan rindu, kalian bisa langsung menghubungi keluarga. Kalian bisa berbagi cerita kepada mereka agar tidak merasa kesepian.
Kedua jadwalkan waktu untuk pulang ke rumah. Atur jadwal pulang agar perasaanmu lega dengan harapan akan bisa bertemu kembali dengan keluarga. Ketiga kenali kegiatan yang dapat mengurangi rasa homesick. Cobalah keluar dan jalan-jalan untuk mengenal kegiatan yang kamu sukai untuk mengalihkan perasaan homesick. Keempat minta bantuan orang terdekat. Jika kamu masih sering mengalami homesick, kamu bisa menghubungi orang-orang terdekat agar kamu tidak kesepian.
Sebagai calon mahasiswa baru (maba), tentunya harus mempersiapkan diri jika hendak memulai hidup jauh dari keluarga. Tentu perasaan homesick ini akan muncul dan bisa menganggu aktivitas keseharian mahasiswa. Gejala homesick sendiri diantaranya depresi, merasa sedih berlebihan, kesulitan beraktivitas, nafsu makan berkurang, sakit, dan sebagainya.
Menurut Ricks Warren, Profesor Psikiatri di Universitas Michigan, homesick sering dikaitkan dengan depresi dan kecemasan akibat sulit menghadapi lingkungan baru. Orang-orang yang mengalami homesick ini mereka akan cenderung mengalami insomnia, tidak nafsu makan, dan sulit berkonsentrasi. Hal ini tentunya akan melelahkan.
Saat homesick melanda, kita akan merasakan kecemasan berupa gugup, stres, dan tegang karena berada di tempat yang tak familiar. Ketika berpikir tentang rumah, kita akan merasa aman karena tidak ada bahaya yang mengintai di sana. Perasaan inilah yang membuat terkadang kita ingin merasakan pulang ke rumah.
Kenyamanan saat berada di rumah, memang menjadi sesuatu yang dirindukan terlebih sebagai seorang mahasiswa. Chansky, Klapow, dan Warren sepakat bahwa cara mengatasi homesick adalah dengan membiarkan perasaan tersebut terjadi.
Homesick merupakan dari sebuah proses naluriah alami yang kerap dirasakan seseorang. Dimana hadirnya perasaan tersebut membutuhkan penyesuaian dan memegang kendali atas rasa rindu tersebut. Jika kita terus beradaptasi dengan transisi, maka kita akan merasa lebih nyaman dan terhubung dengan tempat baru.
Untuk kawan-kawan yang akan merantau, persiapkan dengan baik mental maupun fisik kalian supaya bisa mengatasi homesick dengan baik. Biarkan perasaan homesick mengalir, tetapi jangan terlalu berlarut-larut. Segera cari cara mengatasi homesick agar tidak berpengaruh terhadap kesehatan kalian.
Penulis: Thoyibah
Mahasiswa Aktif Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Semarang
Editor:Shafy Garneta Maheswari