Aksara
Dengan aksara kugambar indahmu
Kutuliskan manis tuturmu
Kuceritakan ayu matamu
Begitu indah senyummu
Izinkan kusimpan dirimu sebagai aksara
Di mana duniaku berada di dalamnya
Terukir indah bagai nirwana
Yang tak akan hilang begitu saja
Kusimpan dengan indah
Seindah lukisan membuat terpana
Seperti matahari yang mulai hilang
Dan digantikan dengan bulan
Pergimu begitu berat
Tapi kusadar harus kuat
Rindu memang berat
Kita hadapi dengan semangat
Cinta Pertama Sang Putri
Mata tajam bak harimau yang mencari mangsanya
Tegap seperti benteng yang tak gampang hancur oleh lawannya
Kerutan keras tergambar di keningnya
Rahang yang kuat menggambarkan tegasnya
Seperti singa yang tak mau diganggu tidurnya
Dia tak pandai merangkai kalimat apik
Dia tak pandai melakukan hal-hal manis
Gengsi yang tinggi tak bisa tertandingi
Keras seperti batu di kali
Perintahnya tuturan yang tak bisa dihindari
Diamnya seribu bahasa
Semua orang jadi serba salah
Diamnya memiliki banyak makna
Semua perasaan ada di diamnya
Dia lelah
Tapi tak mau terlihat lemah
Dia letih
Tapi tidak mau terlihat rapuh
Topeng dengan segala ekspresi datar dan bahagia sebagai barang yang selalu dipamerkan
Ditutup dengan rapat semua perasaannya
Berharap tidak ada yang tau apa yang dirasakannya
Dia memiliki caranya sendiri
Telinga yang selalu siap mendengar
Kalimat singkat yang membentuk
Matanya selalu memperhatikan
Tangan siap menangkap
Doa yang tak pernah putus
Tentu dia memiliki mimpi dan harap
Tapi ditahan agar tak berat
Tentu dia memiliki keinginan
Tapi ditahan agar tak menekan
Darinya rasa aman dan nyaman itu tumbuh
Darinya aku paham siapa pahlawanku
Darinya aku menemukan pria sempurna
Selalu ada di setiap susahku
Memeluk ketika ku belajar berjalan
Penguat ketika aku mulai lemah
Terima kasih pahlawanku
Cinta pertama bagi putri-putrimu
Penulis: Anisyahida Aulia Alvirra
Mahasiswa Aktif Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)
Editor: Ashari Thahira