Judul Buku : Gadis Kretek
Penulis : Ratih Kumala
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2012
Jumlah Halaman : 275
Gadis Kretek merupakan salah satu novel karangan Ratih Kumala. Novel ini juga telah diadaptasi menjadi sebuah serial di Netflix pada bulan November lalu. Sesuai namanya, Gadis Kretek, novel ini menceritakan seorang perempuan yang merupakan anak dari pemilik Pabrik Kretek yang biasa dipanggil dengan ‘Jeng Yah’.
Sebagai anak pemilik, Jeng Yah bukan hanya turut membantu proses produksi, tetapi juga menciptakan saus yang membuat kretek keluaran pabrik ayahnya terasa manis dan disenangi banyak orang.
Novel ini bukan hanya bercerita tentang Jeng Yah beserta perjuangan dan kisah cintanya. Namun, juga menyajikan kisah cinta kedua orangtuanya yang tidak luput dari segala cobaan.
Cerita Jeng Yah dapat terkulik setelah tiga bersaudara, anak Pak Raja- pemilik Perusahaan Kretek nomor satu di zaman ini, berpetualang mencari Jeng Yah karena titah ayahnya yang sedang sekarat.
Novel dengan 288 halaman ini memiliki alur campuran. Walaupun bahasa yang digunakan campuran, yakni bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Namun, masih dapat dengan mudah dipahami. Walaupun di awal-awal halaman saya merasa gaya berceritanya sedikit kaku atau canggung.
Cerita cinta antara Jeng Yah dengan Raja, juga Idroes Moeria dengan Roemaisa memang apik. Namun, rangkaian petualangan dengan misi mencari Jeng Yah oleh tiga bersaudara putra Pak Raja yang kerap berseteru juga tak kalah menarik.
Ada kutipan dalam buku ini yang saya sukai, begini bunyinya, “Idroes Moeria diam-diam merasa bangga dengan dirinya, ia telah menjadi juragan bagi dirinya sendiri. Tak lagi dia bekerja untuk orang lain”.
Kutipan ini berada di bab awal-awal yang menceritakan usaha Idroes dalam meniti karirnya di dunia kretek.
Kelebihan novel ini tentu berada pada bagaimana penulis mengemas cerita bukan hanya kretek, tetapi juga bagaimana proses produksi, serta printilan di dalamnya secara apik dan mudah dipahami oleh orang awam yang tidak berkecimpung di dunia perkretekan.
Selain itu, penggambaran setting tempatnya, yakni kota M membuat saya sebagai pembaca penasaran dan antusias untuk mengetahui di mana dan bagaimana tempat tersebut apabila dilihat secara langsung dengan mata.
Tidak banyak kekurangan pada novel Gadis Kretek. Namun, flashback atau alur mundurnya pada awal bab membuat bingung ke mana arah tokoh utama yang dimaksud oleh penulis.
Selain itu, saya merasa penulis terlalu banyak bercerita mengenai latar belakang kisah percintaan Roemaisa dan Idroes Moeria, dan kurang mendalamnya penceritaan kisah si Gadis Kretek.
Penulis: Viona Riana Sari
Mahasiswa Aktif Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Editor: Ashari Thahira