Mahasiswa adalah seseorang yang sedang bertumbuh di lingkungan intelektual bernama Universitas. Kegiatan utama mahasiswa yaitu untuk memenuhi kebutuhan akademis dengan mengikuti sistem pembelajaran di kampus hingga menempuh wisuda kelulusan. Namun, banyak dari mereka yang mengisi waktu dengan mengasah skill melalui keikutsertaan dalam kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) bahkan bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan menambah uang saku.
Kegiatan tersebut membuat beberapa dari mereka kewalahan menghadapi deadline tugas kuliah yang menumpuk. Solusi praktis yang kerap mereka ambil adalah “joki” atau menggunakan jasa orang lain untuk mengerjakan tugas mereka.
Fenomena penggunaan joki tugas di kalangan mahasiswa ini memang sudah marak beberapa tahun belakangan. Kondisi pandemi yang memaksa perkuliahan daring juga makin mempermudah transaksi online antara mahasiswa sebagai konsumen joki dengan penyedia jasa joki itu sendiri. Pelanggan joki tugas terdiri dari berbagai tingkatan, mulai siswa SMP-SMA hingga mahasiswa dan pekerja kantoran.
Lantas apa sebenarnya alasan mahasiswa menggunakan jasa joki? Apakah karena memang kesulitan mengerjakan tugas ataukah hanya ingin mencari jalan pintas? Bagaimana cara kerja para joki tugas ini?
Untuk mengetahui lebih jauh, reporter pabelan-online.com mewawancarai seorang mahasiswa pengguna joki tugas dan seorang penyedia jasa joki tugas di kalangan mahasiswa. Berikut kesaksian menarik dari keduanya.
Mahasiswi UMS berinisal N dari Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi yang enggan disebutkan identitasnya mengaku sering memanfaatkan jasa joki karena hasilnya cukup memuaskan.
“Menurut saya, adanya penyedia jasa joki tugas menjadi salah satu alternatif yang sangat membantu dan memudahkan bagi siapapun. Tak sedikit garapan pejoki tugas sudah sangat handal dan mumpuni dalam menyelesaikan tugas yang diajukan oleh para konsumen,” ujarnya, Kamis (22/02/2024).
Ia memilih joki karena hasilnya bagus dan tidak banyak revisi. Dampak positifnya, ia menjadi dimudahkan menyelesaikan tugas berat dan bisa belajar dari hasil joki dengan mudah.
“Dampak negatifnya adalah para konsumen tidak tahu teknis dalam pencarian informasi, sehingga hal ini sangat terbatas bagi para konsumen. Selain itu, dapat melemahkan sistem nalar (daya pikir) dalam mencari gagasan baru,” imbuh mahasiswi tersebut.
Menurutnya, menggunakan joki tak selalu efektif. Perlu dilihat kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan si joki. Jika bagus, baru konsumen bisa merasa puas. Ia berharap para joki tetap semangat membantu orang lain mencari ilmu meski tanpa imbalan.
Sementara itu, mahasiswa berinisial F dari Prodi Perikanan Universitas Padjajaran yang tidak ingin disebutkan anamanya mengaku pada reporter pabelan-online.com alasannya menjadi joki karena butuh uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ia berasal dari keluarga tidak mampu, sehingga terpaksa menjadi joki demi penghasilan tambahan.
Fleksibilitas menjadi daya tarik pekerjaan ini. Ia mengaku bisa mengerjakan tugas kapan saja sesuai ketersediaan waktunya. Seperti sore hari setelah kuliah, ia mengerjakan tugas orderan pelanggan.
“Konsumen Joki Tugas yang pernah saya handel adalah siswa-siswi SMP dan SMA serta mahasiswa dan kalangan masyarakat umum yang sedang bekerja di perusahaan. Mayoritas mereka meminta saya mengerjakan tugas karena kurang paham dengan tugas yang diberikan,” jelasnya, Kamis (22/02/2024).
Menurut F, kebanyakan alasan konsumen memakai jasanya karena ingin tugas cepat selesai. Mereka tidak punya banyak waktu mengerjakan sendiri. Konsumen juga tidak terlalu mempermasalahkan harga mahal atau murah, tapi disesuaikan tingkat kesulitan tugas.
F mengaku persaingan bisnis joki cukup ketat. Mereka saling merebut konsumen dengan berbagai strategi pemasaran, bahkan rela menurunkan harga demi mendapatkan orderan. Hal ini membuat tarif joki jadi tidak stabil.
Ia berpendapat joki tugas sebenarnya berdampak positif jika tidak disalahgunakan. Namun faktanya, kebanyakan konsumen hanya ingin cepat selesai dan tidak mau tahu soal pembelajaran. Idealnya, joki membantu konsumen paham tugas yang diberikan.
“Waktu yang tepat jasa ini banyak digunakan adalah saat anak sekolah dan mahasiswa mulai masuk jadwal akademik. Ketika libur, konsumen berkurang bahkan tidak ada, sehingga saya harus mencari konsumen dari platform lain,” papar F.
Reporter: Ferisa Salwa Adhisti
Editor: Muhammad Farhan