Pernahkah kamu terjebak dalam rasa rendah diri, sehingga menjadi tak berdaya?
Rasa ini dapat menyulitkan pemetaan rasa, sehingga kamu bingung terhadap dirimu. Dampak buruknya, kamu mudah terpengaruh oleh opini orang lain dan tidak punya kendali atas diri sendiri. Seringkali mungkin kamu akan meragukan diri sendiri sehingga muncul pertanyaan seperti, “Mengapa sulit sekali menerima diriku apa adanya?”
Pada titik ini kamu sulit membedakan mana yang baik dan mana yang buruk untuk dirimu sendiri.
Apa itu Self Image?
Dalam buku yang ditulis oleh Ghuffron dan Risnawati yang berjudul ‘Teori–teori Psikologi’ menjelaskan, self image atau citra diri adalah pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri yang terbentuk dari pengalaman dan interaksi dengan orang lain.
Self image positif ditandai dengan penerimaan diri, rasa percaya diri, dan keyakinan bisa mengatasi tantangan. Sebaliknya, self image negatif ditandai rasa tidak percaya diri, merasa tidak berharga, dan pesimistis.
Lantas, mengapa sulit membangun self image positif?
Beberapa kendala yang mungkin pernah kamu alami:
- Punya standar terlalu tinggi untuk diri sendiri padahal belum mampu mencapainya. Ini bisa memicu konflik batin dan rasa rendah yang kamu rasakan.
- Terlalu dipengaruhi oleh opini orang lain padahal pandangan tersebut belum tentu sesuai dengan persepsi kita sendiri.
- Cenderung ingin mengekspresikan diri secara unik, tapi juga ingin diterima oleh lingkungan.
- Pengalaman traumatis di masa lalu juga berpengaruh pada sulitnya dalam membangun self image positif. Untuk mengubah self image negatif akibat permasalahan ini akan membutuhkan lebih banyak upaya, karena rasa trauma seringkali meninggalkan dampak psikologis yang mendalam.
Trauma sering dikaitkan dengan gangguan kesehatan mental seperti Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD), depresi, atau kecemasan.
Gangguan ini akan menghambat seseorang dalam mengidentifikasi perasaan, menciptakaan rasa akan ketidakmampuan tentang diri sendiri sehingga menyulitkan pembentukan self image yang positif. Oleh karena itu, permasalahan ini perlu pendampingan profesional seperti psikolog.
Faktor lainnya seperti: takut gagal mencoba hal baru yang disebabkan oleh nilai-nilai diri yang bertentangan dengan lingkungan, kritikan berlebihan terhadap diri, dan merasa kalah dari orang lain. Semua ini membuat kita seolah terjebak dalam rasa rendah diri dan kurang percaya diri.
Bagaimana cara membangun self image positif?
- Menerima diri apa adanya. Proses ini bisa dimulai dengan menghargai keunikan dirimu. Bukan hanya soal kelebihan, melainkan juga kekurangan yang kamu punya.
- Melatih pola pikir positif. Cara ini memerlukan usaha yang besar karena menggunakan metode afirmasi–mentransformasikan pikiran negatif tentang diri sendiri kearah yang positif seperti “Aku layak bahagia” dan “Aku berhak didahulukan, daripada yang lain.”
- Keluar dari zona nyaman. Cobalah untuk memberikan challenge kepada dirimu sendiri dengan mencoba hal baru sebagai hal yang menyenangkan, bukan ancaman. Proses ini akan sangat membantumu dalam mengenali diri sendiri.
- Temukan teman-teman yang dapat menerimamu. Ini akan meningkatkan kepercayaan diri dan mengatasi ketakutanmu tentang tidak bisa diterima oleh orang lain. Karena kamu tidak sendirian, dan ada orang yang akan memihakmu sekaligus kamu percaya.
- Berbincang dengan diri sendiri. Sempatkan waktu di sela-sela kesibukanmu, untuk lebih memahami diri sendiri. Semakin kamu mengasah kepekaan terhadap dirimu sendiri, semakin kamu mengenal dirimu sendiri dan tahu apa yang kamu butuhkan. Sehingga kamu tidak lagi mengalami krisis self image yang membuatmu terguncang akan rasa rendah diri.
Langkah – langkah tersebut merupakan sebagian kecil yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi krisis tidak mengenal diri sendiri. Kunci keberhasilan dari setiap upaya adalah konsisten dan tekun.
Jangan takut akan perubahan, dengan begitu kamu akan siap menghadapi apa saja yang datang. Termasuk, mengubah pandangan tentang diri sendiri menjadi lebih positif.
Jangan membatasi diri kamu. Beri kesempatan dirimu untuk berkembang dengan memanfaatkan kelebihan serta terus belajar dari kekurangan.
Namun, jangan sampai kamu memaksakan diri sendiri, sehingga kamu akan mengalami keterpurukan akibat perfeksionisme yang mengekang. Lakukan sesuai dengan kemampuanmu, tanpa menyakiti diri sendiri.
Tidak perlu takut untuk percaya diri, dan menunjukan sisi kelebihanmu. Selalu ada yang pertama kali dalam setiap hal. Termasuk manusia yang akan selalu meraba – raba sepanjang proses perjalanan hidupnya karena baru pertama kali dilahirkan. Yang pertama memang selalu membuat gugup, namun terasa mendebarkan ketika kamu berhasil melewatinya.
“Bagaimana nanti pandangan orang lain terhadap diriku?”
You can be complete tanpa perlu validasi dari orang lain, maka berdamailah dengan dirimu sendiri.
Penulis: Ferisa Salwa Adhisti
Editor: Muhammad Farhan