Penulis : George Orwell
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun Terbit : 1945
Penerjemah: Prof. Bakdi Soemanto
Jumlah Halaman : 140 halaman
Seseorang barangkali mempunyai keinginan besar untuk menjadi pemimpin negara, menjadi seorang presiden. Membangun visi misi berupa rancangan untuk memperbaiki masa depan negara, dengan mensejahterakan warga negara agar menjadi lebih baik untuk kedepannya.
Namun, yang kerap luput, orang-orang boleh jadi naif bahwa seorang penguasa bisa saja mengkhianati rakyatnya jika ia mau. Seseorang tidak akan percaya jika kekuasaan ternyata begitu memabukkan hingga dirinya mengetahui sendiri saat gilirannya, diberi kesempatan untuk masuk di dalamnya dan kemudian tentu saja menikmatinya.
Melalui buku Animal Farm, George Orwell menunjukkan bahwa kekuasaan terbukti dapat melenakan yang kukuh, memabukkan yang teguh bagi siapapun yang menyandangnya. Karena para penguasa tentu menyadari, betul-betul mengerti jika dirinya sangat memungkinkan untuk melancarkan segala kehendaknya termasuk hawa nafsunya yang mungkin saja akan merugikan banyak orang.
Novel tipis ini cukup menjelaskan betapa mengerikannya sebuah tirani, betapa buruknya kleptokrasi apabila diterapkan dengan bebas oleh seorang penguasa. Siapa sangka, seseorang yang dahulu diagung-agungkan dan dibela sebagai pahlawan revolusi ternyata malah berbuat sewenang-wenang dengan kekuasaannya?
Orwell juga membuktikan melalui cerita dalam novel ini bahwa, tindakan dan perilaku seseorang dapat berubah saat diberi tali kekuasaan. Kekuasaan terbukti dapat mempengaruhi watak dan kepribadian seseorang. Siapa sangka, seseorang yang dipercayai mandat untuk menyejahterakan rakyatnya kini malah menjadi momok yang menakutkan?
Padahal, bukan seperti itu yang diinginkan dan dicita-citakan oleh para pejuang sebelumnya. Para pendukung yang dahulunya berupaya untuk mengangkatnya menjadi penguasa, tak pernah menyangka jika ia akan dikhianati. Lebih parahnya, mereka bahkan tidak sadar bahwa mereka telah, sedang, dan terus dikhianati. Maka, sungguh nestapa mereka yang telah dibodohi kemudian ditindas oleh pemimpinnya sendiri.
Novel ini juga membahas tentang fanatisme yang ternyata dapat melumpuhkan akal sehat. Karena penguasa jelas mempunyai segala kemampuan untuk melakukan segala cara, termasuk jika hendak mematikan fungsi akal sehat rakyatnya, yang semata-mata dilakukan demi melancarkan segala hasratnya yang akan membawa pada jurang petaka bagi rakyatnya sendiri.
Animal Farm adalah novel alegori politik yang diperankan oleh binatang ternak. Seseorang yang paham dengan perpolitikan, boleh jadi akan merasa cerita tersebut begitu relevan dengan kondisi saat ini dan tentu akan mengerti siapakah kiranya tokoh di dunia nyata yang berperan mirip seperti babi, kuda, dan kambing serta binatang lainnya yang diceritakan dalam novel tersebut.
Penulis: Muhammad Farhan
Editor: Kania Aulia Nazmah Nabilla