Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) menjadi forum perkumpulan para rektor PTMA di seluruh Indonesia. Forum yang dibentuk pada Jumat, 8 September 2023 itu menjadi awal perkumpulan rektor diseluruh PTMA untuk dapat membahas isu-isu terkini yang menjadi permasalahan penting, terutama pendidikan.
Melansir dari laman suaramuhammadiyah.id, adanya forum tersebut difungsikan untuk membantu kerja-kerja Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah, serta melakukan penguatan dan percepatan dalam memajukan PTMA sebanyak 173. Pada forum rektor itu ditegaskan untuk bisa menjadi penguat dan pemanfaatan untuk melakukan kerja-kerja kemaslahatan, termasuk dalam menyikapi banyak hal.
Kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan serius di kalangan civitas academica juga dibahas dalam forum rektor, meski bukan dalam bentuk pembahasan secara formal.
Berkenaan dengan Forum Rektor PTMA tersebut, reporter Pabelan-online.com berkesempatan mewawancarai Anam Sutopo, selaku Sekretaris Biro Rektorat Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) pada Senin, 3 Juni 2024.
Apa saja yang menjadi pembahasan dari forum rektor ini?
“Forum rektor itu menjadi media bagi bapak-bapak kita untuk saling berkomunikasi termasuk membahas isu-isu strategis dalam rangka pengembangan kelembagaan Perguruan Tinggi Muhammadiyah.
Jadi, forum rektor ini merupakan asosiasinya Pimpinan Muhammadiyah PTMA se-Indonesia, tapi dia berada di bawahnya majelis Dikti Litbang PP.”
Terkait kenaikan UKT yang terjadi di beberapa kampus PTN, bagaimana forum rektorat merespon hal ini?
“Kalau secara prinsip, belum. Kalau formal, iya. Tetapi, saya kira, di PTMA ini tidak seperti di Negeri, ya, yang pusatnya pemerintah. Kalau PTMA mainnya otonomi.
Sehingga, UKT yang disebut UKT di PTMA itu variabelnya bisa Biaya Pengembangan Institusi (BPI) yang mungkin sering kita sebut di beberapa tempat itu uang pengembangan, kemudian ada SPP, dan ada SKS. Kalau kita kebetulan pakai SKS. Tapi, ya, kalau di PTMA lain bisa jadi SPP.
Sejauh ini, terkait pembahasan kenaikan UKT tersebut belum menjadi perbincangan di forum rektor PTMA.”
Apa yang menjadi pembeda terkait UKT di PTMA dan PTN?
“Kalau di PTMA itu punya otonomi sendiri masing-masing kampus, tapi kalau untuk PTN itu ditentukan oleh negara jadi kalau kenaikannya luar biasa, ya negara berhak untuk mengintervensi. Karena, PTN itu kan disubsidi oleh negara, jadi mahasiswa di PTN itu sudah disubsidi sama negara, sedangkan di PTM tidak.
Kecuali, negeri yang sudah PTN-BH itu berbadan hukum dan mempunyai otonomi, tetapi negara tetap bisa intervensi. Kalau kita yang mengintervensi ya Muhammadiyah.”
Apakah sistem manajerial biaya administrasi di PTMA akan sama semua?
“Karena di PTMA ini untuk perguruan tingginya macam-macam ya, ada yang Universitas, Sekolah Tinggi, Institut, bahkan akademik. Jadi, kalau untuk kedepan, ya, mungkin forum rektor bisa menginisiasi.
Tapi, sejauh ini masih menjadi otonomi kampus masing-masing. Maka, biaya kuliah di UMY, UMS, dan UMSU itu bisa berlainan. Karena kita variabel untuk menentukan biaya itu, kan bisa karena akreditasi, kualitas yang dimiliki (Sarpras – red), bisa juga karena beban operasional termasuk animo dari masyarakat.
Semakin tinggi peminatnya, kita bisa membuat SPP yang berbeda, tapi kalau di UMS parameternya adalah akreditasi.”
Terkait biaya perkuliahan di PTMA sendiri terkhusus UMS apakah setiap tahunnya terus ada peningkatan?
“Kalau di UMS ada yang naik, ada yang tidak. Jadi, setiap tahun ajaran baru itu pimpinan mengadakan rapat kemudian menentukan kira-kira penyesuaian biayanya untuk tahun ajaran baru berapa.
Jadi bukan naik untuk yang lama, melainkan jadi beban untuk yang baru. Kalau yang lama, kan sudah di SK, ya, sampai lulus bebannya tidak berubah kalau yang berubah itu untuk mahasiswa baru. Kalau baru, biasanya terpaut 5% paling.”
Terkait UKT yang sedang naik di PTN, apakah ini akan dimanfaatkan untuk branding kampus Muhammadiyah?
“Jadi sebenarnya UKT itu peluang bagi PTMA untuk mem-branding kita, karena kita lebih murah.
Kedua, sebagai kesempatan kita untuk merayu atau untuk membuka mahasiswa dengan jalur khusus sehingga mahalnya di Negeri itu menguntungkan swasta termasuk PTMA.”
Apa harapan dari bapak dengan adanya Forum Rektor PTMA ini?
“Forum rektor ini menjadi momentum yang sangat tepat, strategis untuk membawa PTMA yang kecil dan masih butuh bimbingan menjadi lebih mapan bisa mencontohkan PTM yang sudah besar.
Karena, dalam forum rektor ini terjadi perkumpulan antara pimpinan yang bagus perguruan tingginya dengan pimpinan baru lahir. Bahkan, pimpinan PTMA yang kurang sehat. Sehingga, ajang ta’awun itu lah bisa benar-benar terwujud.
Minimal transformasi leadership, sehingga, memberikan ilmunya kepada para pengelola atau saling sharing kendala-kendala di lapangan kemudian termasuk bagaimana mencari mahasiswa dan mengelola perguruan tinggi, mengelola akreditas dan dinamika-dinamika inilah yang menjadi materi pokok dalam sebuah perguruan sehingga harus mempunyai leadership yang bagus.
Di Muhammadiyah itu rektornya harus tahan banting, suka tantangan, agresif, sinergi. Sehingga mampu mengelola PTMA menjadi lebih baik.”
Reporter: Nurrahman Assa’adah
Editor: Muhammad Farhan