Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari. Namun, dibalik kemudahan dan kelebihannya, media sosial juga menyimpan beragam bahaya tersembunyi yang seringkali luput dari perhatian kita.
Salah satunya adalah fenomena Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO), yang menjadi mengancam keamanan privasi dan kenyamanan pengguna, terutama pada perempuan dan kelompok rentan lainnya.
KBGO mencakup berbagai bentuk kekerasan, seperti pelecehan seksual, ancaman kekerasan, penyebaran konten eksplisit tanpa persetujuan, cyberbullying dengan muatan gender, dan eksploitasi seksual secara daring.
Meski hanya terjadi di dunia maya, dampak KBGO tidak kalah nyata dan dapat menyebabkan trauma psikologis, rasa tidak aman, hingga membahayakan keselamatan korban.
Banyak kasus KBGO yang dilakukan secara diam-diam, terselubung di balik layar komputer atau gadget kita. Misalnya, seorang wanita muda yang menerima pesan-pesan tidak pantas dan ancaman dari seorang pria yang tidak dikenal. Atau seorang remaja laki-laki yang menjadi sasaran bully dan cemoohan karena dianggap tidak maskulin.
Lantas, apa yang menjadi faktor pendorong terjadinya KBGO?
Salah satu penyebab utamanya adalah adanya stereotip gender dan budaya patriarki yang masih melekat kuat pada masyarakat. Pandangan bahwa perempuan adalah objek seksual atau bahwa laki-laki harus selalu tampil maskulin dan kuat, sering kali menjadi pemicu terjadinya KBGO.
Selain itu, anonimitas nama pengguna media sosial juga membuat sebagian orang merasa lebih bebas untuk melakukan kekerasan tanpa harus menanggung konsekuensi.
Sebab terakhir KBGO yang kebanyakan terjadi yaitu pada hubungan pacaran. Pacaran seharusnya menjadi momen yang indah dan membahagiakan bagi sepasang kekasih.
Namun, terkadang ada hubungan pacaran yang menjadi toxic dan berujung pada tindakan kekerasan, termasuk KBGO. Salah satu bentuk KBGO yang kerap terjadi adalah penyebaran foto atau video eksplisit tanpa persetujuan, yang dapat menyebabkan trauma psikologis dan merusak reputasi korban.
Dalam hubungan pacaran yang toxic, seringkali ada pihak yang memaksa pasangannya untuk mengirimkan foto atau video nude sebagai bentuk kepercayaan atau cinta. Namun, tindakan ini sangat berisiko karena foto atau video tersebut dapat disalahgunakan dan disebarluaskan tanpa izin jika hubungan merenggang atau berakhir dengan buruk.
Kira-kira bagaimana cara mencegahnya?
- Kenali Tanda-tanda Toxic Relationship seperti adanya paksaan, manipulasi emosional, pengawasan berlebihan, atau ancaman.
- Pahami Batasan dan Harga Diri Sebagai individu. Jangan pernah merasa terpaksa atau tertekan untuk melakukan sesuatu yang tidak kamu inginkan, termasuk mengirimkan foto atau video eksplisit, hanya demi mempertahankan hubungan.
- Tingkatkan Literasi Digital tentang cara mengamankan perangkat dan akun media sosial dari penyalahgunaan. Jangan pernah membagikan informasi sensitif atau konten eksplisit melalui media yang tidak aman.
Lalu bagaimana cara mengatasinya ketika menjadi penyintas KBGO?
Jangan Menyalahkan Diri Sendiri
Mengalami KBGO bukan lah kesalahanmu. Tenangkan dirimu, dan jangan terpengaruh oleh intimidasi apapun.
Ketika terpengaruh, emosimu akan semakin dimanipulasi oleh pelaku, sehingga ia dapat membuatmu berada di bawah kendali dia. Perlu diingat bahwa kamu adalah korban, bukan penyebabnya.
Dokumentasikan Bukti
Kumpulkan semua bukti yang terkait dengan KBGO yang kamu alami, seperti tangkapan layar, pesan, atau konten yang dikirimkan pelaku. Bukti ini akan sangat membantu jika kamu memutuskan untuk melaporkan kasus tersebut secara pidana.
Blokir dan Batasi Akses Pelaku
Jika mendapat blackmail, kamu perlu blokir dan batasi akses kepada pelaku. Amankan juga seluruh media sosial kamu, agar pelaku tidak dapat mengaksesnya dan berbuat lebih untuk melakukan KBGO. Ini akan membantu mencegah pelaku terus memberikan tekanan padamu.
Cari Dukungan Emosional
KBGO dapat menimbulkan trauma psikologis yang mendalam. Jadi jangan ragu untuk mencari dukungan emosional dari orang-orang terdekat yang kamu percayai, seperti keluarga, teman, atau konselor profesional. Karena kamu membutuhkan satu orang yang rasional, agar bisa mengendalikan keadaan ketika kamu sedang lemah.
Laporkan kepada Pihak Berwenang
Jangan ragu untuk melaporkan kasus KBGO yang kamu alami kepada pihak berwenang, seperti kepolisian atau lembaga perlindungan terdekat. Mereka dapat membantu menindaklanjuti kasus dan memberikan perlindungan hukum.
Mencari Bantuan Advokasi
Dalam menghadapi kasus Kekerasan Berbasis Gender Online (KBGO), korban atau keluarga korban dapat meminta bantuan dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) atau organisasi yang menyediakan layanan pendampingan hukum. LBH akan membantu mengarahkan dan mendampingi korban dalam proses pelaporan dan penanganan kasusnya.
Setelah laporan diterima, pihak kepolisian akan melakukan penyidikan terhadap kasus tersebut. Selama proses penyidikan, perkembangan perkara harus dituangkan dalam Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyidikan (SP2HP) yang wajib diinformasikan kepada korban atau pelapor setidaknya satu bulan sekali. Informasi ini dapat diakses secara online melalui laman https://pusiknas.polri.go.id/sp2hp/sp2hponline
Kepada para penyintas KBGO, kalian harus lebih kuat daripada mereka yang berusaha menindas dan merasa superior. Kalian harus menjadi lebih tangguh dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi orang-orang yang mencoba berkuasa.
Memang terasa tidak adil, tetapi dunia tidak pernah berpihak kepada yang lemah. Jangan biarkan diri kamu diinjak-injak oleh waktu dan dunia, karena setiap dari kalian memiliki kesempatan untuk mendapatkan hak yang sama.
Penulis: Ferisa Salwa Adhisti
Editor: Muhammad Farhan