UMS, Pabelan-online.com – Sejumlah mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Kota Bandung, Jawa Barat. Aksi ini dilatarbelakangi oleh kesadaran mahasiswa akan berbagai permasalahan di Kota Bandung dan tingkat nasional.
Demonstrasi yang dilakukan oleh sejumlah mahasiswa Bandung Raya berlangsung sekitar satu setengah jam. Aksi ini berawal dari keresahan individu yang berkembang menjadi kesadaran kolektif terhadap isu-isu di Kota Bandung dan Indonesia.
Keresahan yang disampaikan oleh massa aksi tidak membuahkan hasil yang memuaskan. pemerintah tidak menganggap serius poin-poin yang disampaikan oleh massa aksi. Hal ini menyulut massa untuk melakukan konsolidasi ulang terkait langkah selanjutnya.
Saat dihubungi oleh reporter Pabelan-online.com, Presiden BEM UNISBA, Muhammad Ramdan Suliana, menyatakan kekecewaan terhadap respons pemerintah kota. Ia menyatakan bahwa mereka merasa tidak puas karena jawaban yang diberikan tidak menyentuh pokok tuntutan mereka.
“Meskipun ada perwakilan dari pemerintah kota yang menemui kami para demonstran, mereka hanya memberikan jawaban normatif. Tidak ada satu pun jawaban yang membahas inti tuntutan kami,” ujar Ramdan, Rabu (03/07/2024).
Ramdan menjelaskan, bahwa kesadaran tersebut berawal dari keresahan yang dirasakan oleh setiap kampus terhadap berbagai permasalahan yang terjadi di Kota Bandung dan di tingkat nasional.
Keresahan tersebut melahirkan kesadaran individu yang berkembang menjadi kesadaran kelompok. Dengan rencana tindak lanjut yang akan BEM UNISBA laksanakan, Ramdhan menjelaskan akan mengadakan konsolidasi lanjutan minggu depan.
Ia menekankan bahwa aksi tersebut nantinya masih akan berfokus pada masalah-masalah terkait Kota Bandung dan isu-isu nasional.
“Harapan kami, kami bisa mengagitasi seluruh kampus yang ada di kota bandung dan jawa barat,” harapnya, Rabu (03/07/2024).
Dihubungi pada kesempatan berbeda, Hafidz salah satu mahasiswa yang ikut dalam aksi tersebut menjabarkan lebih lanjut terkait isu yang diangkat pada aksi tersebut.
Isu-isu itu meliputi permasalahan sampah, transportasi publik, fasilitas publik, korupsi di Bandung, RUU Penyiaran, Tapera, RUU TNI POLRI, hingga masalah kebun sawit di Papua.
“Kami sebagai mahasiswa memiliki keresahan dan kesadaran atas fenomena yang terjadi saat ini. Aksi ini merupakan bentuk kepedulian kami terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat,” Rabu (09/07/2024).
Hafidz juga memvalidasi bahwa BEM UNISBA sedang menjalin komunikasi dengan kampus-kampus lainnya untuk menyampaikan aspirasi secara menyeluruh. Namun, rencana aksi lanjutan belum dapat dipastikan karena banyak kampus yang sedang menjalani masa Ujian Akhir Semester (UAS).
“Kami akan melakukan konsolidasi ulang setelah periode UAS selesai untuk menentukan langkah selanjutnya,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan keinginannya agar Bandung menjadi kota yang semakin berkembang dan terbebas dari korupsi. Ia juga menyoroti masalah judi online yang perlu segera diberantas, mengingat Jawa Barat memiliki banyak universitas.
“Masa kita tidak malu dengan maraknya judi online di provinsi yang memiliki begitu banyak perguruan tinggi?” tanyanya.
Mengenai masalah perkotaan, Hafidz menjelaskan bahwa para demonstran menuntut penyelesaian berbagai persoalan. dalam akhir wawancaranya, Ia turut memberikan harapannya dan menekankan pentingnya keterbukaan pemerintah terhadap kritik.
“Kami berharap permasalahan kesehatan, transportasi publik, penanggulangan sampah, dan fasilitas publik segera diatasi agar Kota Bandung nyaman untuk ditempati,” pungkasnya.
Reporter: Gladys Mayleny
Editor: Ferisa Salwa Adhisti