UMS, Pabelan-online.com — Ketua BEM Saizu Purwokerto baru-baru ini memperoleh tuduhan menghamili perempuan dan melakukan korupsi. Hingga kini, pihak kampus belum memberi kejelasan mengenai kasus tersebut.
Melansir dari Serayunews.com, media sosial tengah dihebohkan dengan tuduhan serius yang dialamatkan kepada Ketua BEM UIN Saizu Purwokerto. Tuduhan ini pertama kali mencuat melalui unggahan akun TikTok @polcation.id pada Selasa lalu.
Dalam beberapa slide pada unggahan tersebut menerangkan, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Negeri (UIN) Saizu Purwokerto dituduh telah menghamili seorang wanita dan tidak bertanggung jawab atas kehamilan tersebut. Tidak hanya itu, Ketua BEM tersebut juga diduga terlibat dalam kasus korupsi.
“Ketua BEM Aktif UIN Saizu Purwokerto hamili Wanita tanpa tanggung jawab dan dugaan Korupsi,” ungkap keterangan dalam unggahan TikTok tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, pihak kampus UIN Saizu Purwokerto belum memberikan pernyataan resmi terkait tuduhan yang mengarah kepada Ketua BEM mereka.
Menanggapi isu tersebut, salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi)Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fajry Annur, turut memberikan tanggapannya. Dalam wawancaranya, Fajry menekankan bahwa kasus seperti ini harus ditangani dengan serius.
Ia juga menyoroti pentingnya menciptakan lingkungan kampus yang aman bagi mahasiswa. Menurutnya, pemimpin seharusnya tidak hanya bertanggung jawab untuk membentuk mahasiswa yang cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak yang baik.
“Banyak orang cerdas di Indonesia, tetapi kita kekurangan pemimpin yang baik akhlaknya. Sebagai Ketua BEM, dia memegang amanah yang sangat sakral dari teman-teman mahasiswa.” ujar Fajry, Sabtu(21/9/2024).
Fajry juga berpesan agar kasus serupa tidak terulang kembali. Hal itu harus dicegah demi nama baik ormawa dan integritas pada pemimpin. Sebagai seorang mahasiswa yang memiliki jabatan di kampus, sudah seharusnya kepercayaan itu bisa diemban dengan baik.
“Jangan sampai kasus seperti ini mencoreng nama baik organisasi mahasiswa dan meruntuhkan kepercayaan mahasiswa kepada pemimpinnya,” tambah Fajry.
Di akhir wawancara, Fajry mengungkapkan harapannya bahwa isu tersebut harus ditangani dan ditindaklanjuti secara baik oleh pihak kampus beserta pihak kepolisian. Tak lupa ia menyampaikan pesannya kepada seluruh mahasiswa untuk bersolidaritas dan mendampingi korban atau penyintas.
“Sebagai perempuan saya hanya ingin mengingatkan agar kita sama-sama menjaga diri dan semoga Allah Swt melindungi kita semua,” pungkasnya.
Reporter: Ferisa Salwa Adhisti
Editor: Muhammad Farhan