UMS, pabelan-online.com – Media sosial baru-baru ini dihebohkan oleh sebuah video pemalakan yang dilaporkan terjadi di Universitas Negeri Makassar (UNM), tepatnya di Fakultas Seni Desain (FSD) pada Rabu, 11 September 2024. Video tersebut menunjukkan seorang mahasiswa yang diduga diintimidasi dan dipaksa menyetorkan uang.
Tindakan dalam video yang beredar tersebut melibatkan mahasiswa senior terhadap mahasiswa baru di FSD. Video yang menunjukkan tindakan intimidasi tersebut memicu keprihatinan di kalangan mahasiswa dan pengguna media sosial.
Kehebohan ini dimulai setelah akun Instagram @mekdiunm mengunggah video tersebut, sehingga menimbulkan reaksi luas di media sosial. Dalam unggahan tersebut disebutkan bahwa, setelah mata kuliah selesai seorang mahasiswa tinggal di kelas untuk menyelesaikan tugas deadline. Beberapa senior memasuki kelas tersebut dan meminta uang dari mahasiswa tersebut.
“Pemalakan telah terjadi di FSD UNM. Senior norak yang diduga oknum Lembaga tertentu bersikap preman dan memalak maba demi uang 2000 atau 5000 rupiah,” ungkap keterangan pada unggahan Instagram tersebut.
Reporter pabelan-online.com mencoba menghubungi pihak kampus, namun belum ada respons hingga naskah ini diterbitkan. Kabar baiknya, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNM telah menanggapi isu tersebut, yang diwakili oleh Hasrul selaku Presiden BEM UNM dalam wawancara via WhatsApp.
Hasrul menyatakan bahwa ia pribadi memang pernah melihat unggahan video pada media sosial. Baik di feed Instagram maupun story yang telah diunggah pada akun @mekdiunm.
“Kalau mengenai itu (pemalakan – red) saya kurang tahu, saya belum melakukan validasi di internal FSD,” ungkap Hasrul, Selasa (01/10/2024).
Ia mengatakan bahwa, BEM Universitas akan melakukan koordinasi kepada mahasiswa FSD mengenai dugaan pemalakan tersebut. UNM juga memiliki komisi disiplin yang dapat memberikan sanksi sesuai dengan aturan akademik.
Ia mengungkapkan bahwa, saat ini belum ada laporan secara resmi dari mahasiswa sekaligus korban pemalakan. Sehingga isu tersebut perlu diinvestigasi dan dicari tahu kebenarannya. Ia juga menekankan bahwa, dalam bekerja di organisasi penting adanya jalur koordinasi dan tingkatan-tingkatan tupoksi kerja, serta peran lembaga kemahasiswaan di tingkat fakultas.
“Sebagai Lembaga kemahasiswaan tentu kita berharap agar tidak ada kejadian-kejadian seperti itu. Apalagi kejadian tersebut ada di lingkup akademis. Dari sudut pandang lembaga kemahasiswaan, tentunya semua menginginkan rasa kekeluargaan sesama mahasiswa,” harap Hasrul.
Reporter: Is’adia Sri Muti’ah
Editor: Ferisa Salwa Adhisti