Mahasiswa Ilmu Komunikasi Keluhkan Nilai UAS Nihil Transparansi

LPM Pabelan

Ilustrasi: Pabelan Online/Syahda Ekayaniputri Anwarawati

Pabelan-online.com, UMS – Sejumlah mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi mengeluhkan hasil Ujian Akhir Semester (UAS) genap tahun ajaran 2024/2025 mata kuliah Sosiologi Komunikasi dan Teori Komunikasi yang dinilai nihil transparansi. Pihak Prodi Ilmu Komunikasi berencana menindaklanjuti persoalan ini di rapat struktural semester gasal.

Mahasiswa semester 4 Prodi Ilmu Komunikasi kelas D, Zaki Aryasuta Rasendria mengeluhkan kekecewaannya mengenai hasil UAS mata kuliah Sosiologi Komunikasi. Ia menyebut, masalah bermula ketika soal ujian yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah itu, Joko Sutarso, merujuk pada tugas akhir yang tidak pernah ditugaskan kepada kelas mereka.

“Kami sekelas kaget karena soalnya mengenai tugas akhir, padahal kami tidak pernah diberi tugas akhir. Jadi kita kayak bingung mau nulis apa,” ujarnya lewat WhatsApp, Rabu (16/07/2025). 

Saat nilai mata kuliah tersebut keluar, beberapa dari mahasiswa mendapatkan nilai yang kurang memuaskan, yakni rata-rata 75 atau AB oleh dosen yang bersangkutan. Ia mengaku sudah memprotes kebijakan yang dianggap merugikan itu melalui grup WhatsApp. 

“Menurut kami, kayaknya itu tidak adil. Ada yang B, ada yang AB, yang di mana nilainya harusnya bisa lebih tinggi daripada itu,” kata Zaki.

Sebab, menurutnya, hal itu merupakan murni kesalahan dosen yang bersangkutan lantaran kurangnya komunikasi dan interaksi dengan mahasiswanya. Ia pun mengkritik agar dosen yang bersangkutan lebih mawas diri dan tidak memaksakan mengajar jika sudah tidak mampu.

“Jadi kita sebagai manusia juga, kalau misalnya kita udah nggak bisa, yaudah,” harap Zaki di akhir wawancara.

Keluhan serupa juga datang dari teman sekelas Zaki yang tak ingin disebutkan namanya. Ia membenarkan bahwa Joko Sutarso sangat jarang hadir di kelas sepanjang kuliahnya semester 4. 

“Hanya beberapa kali masuk, bahkan bisa dihitung jari. Seringkali info tidak ada kelas datangnya telat, yang mana merugikan mahasiswa yang sudah sampai di kelas,” ungkapnya via WhatsApp pada Kamis, (17/07/2025).

Ia juga mengonfirmasi bahwa sang dosen tidak pernah sekalipun memberikan tugas, termasuk tugas akhir. Saat di kelas, dosennya hanya menyuruh mahasiswanya membaca materi satu per satu secara bergantian, lalu beliau memberi sedikit kesimpulan. “Setelah itu, kelas selesai. Ini membuat kami kesulitan memahami materi,” ujarnya.

Ia menyayangkan karena hal itu, dirinya menjadi tak bisa mengerjakan soal ujian dengan baik. Padahal, ia sudah belajar, bahkan menghafal semua kisi-kisi tersebut.

“Pak Joko hanya mengatakan, ‘Nilai UAS karena materi dan kisi-kisi tidak ada, semua nilainya 75’. Saya merasa dirugikan. Jika soalnya sesuai kisi-kisi, saya bisa dapat lebih dari 75,” kata mahasiswa semester 4 itu.

Di akhir wawancara, ia mengharapkan adanya perbaikan dari cara mengajar dosen agar lebih serius seperti dosen pada umumnya dan tidak ada lagi mahasiswa yang dirugikan di semester-semester mendatang. “Harus lebih rajin lagi untuk berangkat dan lebih aktif juga dalam mengajar, dan juga yang terpenting harus adil,” harapnya.

Senada dengan persoalan itu, Akhmad Fathiyakan Sunaryo, mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi semester 2 juga mengeluhkan tidak adanya transparansi nilai mata kuliah Teori Komunikasi yang diampu oleh Agus Triyono. Ia dan rekan sekelasnya sudah berusaha untuk menghubungi dosen terkait untuk meminta transparansi nilai, tetapi sampai saat ini Agus belum memberikan transparansi nilai karena masih berada di luar kota.

“Kita cuma perlu transparansi nilai yang jelas saja, baru nanti kita negosiasi ini maunya seperti apa. Tapi dari pak Agus sendiri seperti menutup,” ungkapnya pada Senin, (21/07/2025).

Ia menjelaskan, soal UAS yang diberikan adalah soal analisis sehingga setiap mahasiswa menjawab dengan mengandalkan argumennya. Menurutnya, dosen terkait seharusnya meninjau secara ekstra dalam penilaian. 

Selain itu, kelas D juga tidak pernah diberi tugas oleh Agus, kecuali tugas setelah UAS untuk penambahan nilai. Sebab, kata Akhmad, banyak dari mahasiswa kelas D semester 2 yang mendapat nilai BC, C, D bahkan E, tetapi tidak diberitahu komponen-komponen nilai yang Agus berikan. “Menurutku itu salah satu yang tidak masuk akal di kasus ini,” tambahnya.

Dosen mata kuliah Sosiologi Komunikasi, Joko Sutarso sudah dihubungi pada Kamis, (17/07/2025) juga Dosen mata kuliah Teori Komunikasi, Agus Triyono untuk dimintai keterangan pada Minggu, (20/07/2025). Namun, hingga berita ini diterbitkan, mereka kompak tidak memberikan respons.

Kepala Program Studi Ilmu Komunikasi UMS Sidiq Setyawan menyebut, telah menerima agenda rutin Aspirasi Mahasiswa Komunikasi (ASMAKOM) yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Komunikasi (Himakom). Saat itu, ia membenarkan adanya keluhan soal dosen yang jarang masuk kelas.

“Sayangnya, pada laporan ASMAKOM tidak merujuk pada nama spesifik dosen,” ujarnya pada Senin, (21/7/2025).

Ia menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan monitoring dan evaluasi pada awal, tengah, dan akhir semester untuk memantau pertemuan dosen dengan mahasiswa. Puncaknya, ia mendapati keluhan mahasiswa yang kesulitan mengerjakan soal karena minimnya materi.

Sidiq juga telah melakukan konfirmasi pada dosen terkait tentang mekanisme pembelajaran selama satu semester ini dan mendapati pertemuan kuliah serta penyampaian materi yang belum maksimal. “Kepada beliau sudah kami ingatkan dan ke depan akan dilakukan monitoring lebih ketat,” kata Sidiq.

Mengenai keluhan terhadap dosen mata kuliah Teori Komunikasi, Agus Triyono, Sidiq berencana akan bertabayun kepada dosen terkait lebih dulu. “Saya izin melakukan tabayun dulu ke beliau besok,” pesannya.

Di akhir wawancara, ia memastikan akan membawa kasus ini ke dalam rapat struktural di persiapan semester gasal nanti untuk menentukan tindakan/sanksi yang relevan bagi dosen terkait.

Reporter: Aqnan Syandi Syahsena & Muhammad Farhan

Editor: Tsabita Inas Fathina Rahma 

Also Read

Tinggalkan komentar