Ada banyak perubahan dari gadis itu, sebenarnya. Rambut yang dulu menyentuh punggung, kini tersisa hanya sebahu. Ia juga tak lagi mengenakan topi baseball kebanggaannya. Sebagai
“Kenapa kabur?” tanpa ada pertimbangan dari otak, pertanyaanku itu lolos begitu saja. Karen lantas tertawa dalam dengus. “Kabur? Siapa yang kabur? Cuma nyari angin aja.”
Terakhir kali aku menghabiskan waktu bersama Karen adalah lima belas tahun yang lalu, saat ia menyeretku dengan paksa dalam rencana gilanya menyelinap di Planetarium Taman
Hingga di suatu hari di musim penghujan, ia datang lagi dan bilang bahwa ibu sedang sakit-sakitan. Badannya semakin kurus dan sudah tidak begitu kuat untuk
Pelukan ini mengingatkanku pada hari terakhir ketika aku tinggal bersamanya di gubuk tua tempat tinggal kami. Ini pelukan kami yang kedua, sama-sama ditemani oleh tangis,