Kekurangan Dosen, Dekan FEB Khawatir akan Berakibat Fatal

LPM Pabelan

UMS, pabelan-online.com – Akibat dari peningkatan jumlah mahasiswa yang drastis, Program Studi (Prodi) Ekonomi Pembangunan (EP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kekurangan staf pengajar. Namun, hal ini tak membuat UMS menurunkan syarat seleksi dalam perekrutan staf pengajar baru.

Kekurangan tenaga pengajar di Prodi EP disebabkan jumlah mahasiswa yang semakin tahun semakin meningkat. Hal ini dikhawatirkan akan membawa dampak yang dapat berakibat fatal, karena ketika prodi EP tak mampu menambah kuota dosen,  nantinya akan berpengaruh pada kegiatan pembelajaran dan akreditasi. Hal tersebut diungkapkan oleh Syamsudin, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Rabu (26/2/2020).

Belum lagi tahun 2022 nanti akan terjadi permasalahan yang lebih rumit karena beberapa dosen akan pensiun dan dikhawatirkan berimbas pada padatnya jadwal yang harus ditanggung oleh dosen yang tersisa. Syamsudin menambahkan, bahwa bukan hanya prodi EP saja yang mengalami kekurangan dosen, tetapi hampir seluruh fakultas di UMS juga mengalami masalah serupa.

Baca JugaUMS Gelar Acara Gowes untuk Sambut Muktamar ke-48

Kini rasio dosen dengan mahasiswa bisa mencapai 1 banding 30 untuk prodi Manajemen dan Akutansi, sedangkan untuk prodi EP mencapai hingga 1 banding 115. “Pada saat akreditasi, jumlah rasio untuk studi pembangunan memang agak banyak,” terang Syamsudin. Ia menambahkan, jika sudah berusaha berkoordinasi dengan pihak universitas untuk kembali membuka perekrutan dosen baru di FEB.

Meski kekurangan dosen, hal ini tak lantas membuat pihak Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) UMS menurunkan syarat seleksi yang sangat ketat. Seleksi pengangkatan staf pengajar di UMS lebih ketat dan sulit dibandingkan seleksi pengangkatan staf pegajar di Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Hal ini dikarenakan UMS ingin mendapatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbaik.

Devi Mayang Sari, salah satu mahasiswi Prodi EP mengharapkan pihak universitas dapat segera menambah dosen pengajar untuk prodi EP dan prasyarat seleksi dapat sedikit dikurangi tingkat keketatannya. “Jangan terlalu perfectsionis karena dosen juga ada pashionnya sendiri-sendiri,” tutur Devi, Kamis (27/02/2020).

Reporter : Aprilia Ariani Dewi Kurniawati

Editor      : Lia Lesmawati

Also Read

Tinggalkan komentar