Keramaianku, mencabik sepi Dengan ribuan narasi yang membuatku mengerutkan dahi Melepas genggaman tawa Menyisakan datar merana di ujung mata ...
Telepon itu berdering lagi untuk kesekian kalinya. Setelah kuabaikan sejak deringan pertama itu berbunyi, akhirnya aku tidak tahan dan memutuskan untuk melihat siapa oknum di
Rona Asmara Tahukah kau, Saat mataku terpana akan pesona Tiada henti bayangmu hinggap di bola mataku Bisakah kita merapat Tuk mengenal lebih dekat, Bisakah rasa