Berdamai Dengan Diri Sendiri: Quarter Life Crisis

LPM Pabelan

Judul Buku : Berdamai Dengan Diri Sendiri Seni Menerima Diri Apa Adanya

Penulis : Muthia Sayekti

Penerbit : Psikologi Corner Yogyakarta

Tahun Terbit : 2017

Jumlah Halaman : 213

Berdamai dengan Diri Sendiri merupakan salah satu buku dari seri berdamai karya Muthia Sayekti. Buku ini memperlihatkan kepada pembaca tentang motivasi pengembangan diri yang membahas mengenai quarter life crisis yang banyak dialami oleh orang-orang yang mulai beranjak dewasa pada masa kini. Tak hanya perempuan, laki-laki pun akan mengalami masa-masa sulit yang sama ketika menuju usia matang dan produktif.

Buku ini juga membahas bagaimana kita pembaca dapat memahami dan berdamai dengan diri sendiri. Berdamai disini maksudnya adalah menerima semua kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri kita. Selain menerima diri apa adanya, juga mengubah cara kita melihat dunia dengan cara yang lebih baik lagi.

Buku ini berisi enam bab dengan 18 sub bab. Pada keenam bab diceritakan bagaimana kita sebagai manusia memiliki rasa ketidakpercayaan pada dirinya. Padahal, setiap manusia diciptakan dengan kelebihan dan keunikannya masing-masing, juga dengan kekurangan yang setiap individu satu dengan yang lainnya berbeda. Dalam bab selanjutnya, berisi bagaimana cara kita sebagai manusia dalam menerima kelebihan serta kekurangan yang ada.

Kutipan yang terdapat di dalam buku ini bahwa, tameng yang bisa digunakan dalam proses pertahanan diri diantaranya adalah kemampuan mengenali kapasitas diri, berdamai dalam menerima kekurangan diri, dan berhenti membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Dalam menjalankan semua itu kita perlunya membentuk pola pikir atau mindset dalam diri kita dalam menjalani kehidupan ini.

Kemudian pada bab empat dengan judul Cara Memandang Potensi Orang lain, ada kalanya kita membandingkan pencapaian diri sendiri dengan pencapaian orang lain. Yang lebih menyakitkan lagi adalah, kita dibandingkan-bandingkan oleh orang lain. Di bab ini Muthia juga menuliskan bahwa visi dan misi setiap orang berbeda-beda. Goals setiap orang baik jangka pendek maupun jangka panjangpun berberda-beda. Dan yang tidak kalah penting adalah, kemampuan setiap individu dengan lainnya tak sama. Paulo Coelho pernah berkata bahwa, “hidup ini tidaklah untuk membuktikan apapun kepada siapapun.”

Muthia menuliskan juga, hidup ini memang tentang pilihan. Tidak perlu kita membandingkan diri sendiri dengan orang lain kemudian merasa minder, karna itu justru akan menimbulkan masalah baru di hidup kita. Jangan pernah merasa gagal juga dalam meraih suatu keberhasilan, karena berhasil atau tidaknya ditentukan dari bagaimana kita berusaha meraihnya.

Kita harus menumbuhkan pemikiran positif, akan tapi sewajarnya jangan sampai terlalu percaya diri kemudian menjadikan diri kita terlalu ambisius dalam meraih suatu pencapaian. Kembali lagi pada pembahasan awal tadi bahwa, sangat penting untuk mengetahui kapasitas diri ini dan membangun pola pikir yang dewasa dalam menjalani hidup ini.

Banyak pelajaran mengenai pengembangan diri sendiri pada buku ini. Pada masa sekarang banyak remaja-remaja yang beranjak dewasa mengalami quarter life crisis lalu saling membandingkan pencapaian diri sendiri dengan orang lain.

Buku ini dapat dibaca bagi kita yang sedang bingung arah kehidupan ini mau dibawa kemana, juga untuk kita yang belum merasa cukup dengan diri sendiri. Siapapun yang masih merasa insecure dan merasa bahwa diri kita lebih banyak kekurangan daripada kelebihan yang ada, buku ini sangat bagus dengan segala pembelajaran yang ada didalamnya. Juga ditambah dengan kutipan-kutipan dari tokoh terkenalnya.

Penulis : Aisyah Fayi Ivana

Mahasiswa Aktif Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Editor: Ridhwan Nabawi

Also Read

Tinggalkan komentar