UMS, pabelan-online.com – Untuk membantu mahasiswa dalam menyiapkan skripsi, Program Studi (Prodi) Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mewajibkan bagi mahasiswa semester tiga dan lima untuk menjadi peserta dalam seminar proposal.
Seminar proposal atau sering dikenal dengan sebutan sempro adalah bagian dari tahapan lanjutan untuk mempresentasikan rencana skripsi yang akan mahasiswa kerjakan. Seminar proposal di Program Studi (Prodi) Manajemen akan diikuti oleh mahasiswa yang mengambil skripsi pada semester ini yang akan mempresentasikan proposalnya sebagai pemateri (presenter). Terdapat pula mahasiswa yang akan menjadi peserta (auidence).
Seminar proposal akan diadakan dua kali, yang pertama telah dilaksanakan pada 25 Oktober, dan yang kedua akan dilaksanakan pada 18 November mendatang. Rini Kuswati, Selaku Kepala Program Studi (Kaprodi) Manajemen mengungkapkan bahwa seminar proposal ini awal mula didesain oleh prodi untuk membantu meningkatkan kualitas tulisan karya ilmiah mahasiswa. Selain itu, Sempro diharapkan dapat mempercepat proses studi mahasiswa dalam penyelesaian skripsi dengan penjadwalan yang ketat.
“Kita sebelumnya menemukan kualitas skripsi mahasiswa yang tidak terkontrol dengan baik, maka kita antisipasi dengan seminar proposal yang nantinya akan dievalusi oleh dosen. Sempro di setting untuk membantu mahasiswa, jika tidak diadakan sempro maka sangat sedikit mahasiwa yang mampu menyelesaikan skripsinya,” ungkapnya saat diwawancarai secara langsung, Senin (8/11/2021).
Ia menjelaskan bahwa sempro ini juga ditujukan bagi mahasiswa semester tiga dan lima yang bisa menjadi peserta. Dengan menjadi peserta maka akan memberikan gambaran awal dan diharapkan mahasiwa bisa lebih paham serta bisa menyiapkan lebih dini saat nanti menjadi pemateri.
Ketika sudah terdaftar sebagai peserta maka akan mendapatkan sertifikat, yang mana sertifikat tersebut akan digunakan sebagai salah satu syarat untuk menjadi pemateri. “Sertifikat yang selama ini diberikan berbentuk soft file, jika mahasiswa bisa hadir di kampus dan menginginkan hard file maka nantinya akan disediakan,” tutur Kaprodi Manajemen, Senin (8/11/2021).
Ia menambahkan bahwa perihal Sempro yang dipungut biaya akan ditinjau kembali. Selama ini sempro diadakan berbayar dikarenakan sebelumnya berjalan di era normal. Namun, mengingat sekarang dalam masa pandemi perlu diperhitungkan kembali. “Terkait adanya kebijakan sempro yang berbayar akan dievaluasi lagi, bahkan bisa jadi adanya dana-dana itu nanti bergeser,” ujarnya, Senin (8/11/2021).
Yessica Anindita, salah satu peserta seminar proposal mengatakan bahwa dengan mengikuti sempro mendapatkan tips dalam melakukan penyusunan proposal yang baik dan benar. Namun, terdapat kesulitan dalam mendapatkan informasi mengenai sempro tersebut.
Kesulitan yang dialami yakni dalam mendapatkan akses daftar pemateri, penguji, dan peserta yang jelas. “Baiknya dari TU prodi dapat membantu mengunggah daftar penguji, pemateri, dan peserta yang fix kemudian bisa diunggah pada web prodi dan juga diberikan link grub WhatsApp,” tuturnya, Rabu (27/10/2021).
Ia juga menyayangkan terkait tidak adanya presensi kehadiran saat acara berlangsung sampai akhir acara. Jika tidak ada presensi, maka mau menghadiri sempro atau tidaknya kembali kepada masing-masing mahasiswa. “Seharusnya diberikan presensi, kalau tidak demikian berarti kita hanya memberikan dana untuk sempro saja, menurut saya itu kurang benar, terlebih jika tujuan adanya sempro agar mahasiswa lebih siap lagi,” ungkapnya, Rabu (27/10/2021).
Reporter : Jannah Aruum Sari
Editor : Mulyani Adi Astutiatmaja