Cinta Jaka Budug untuk Kembangsore Jaka Budug seperti punguk merindukan bulan Cinta semurni embun pagi tak dihiraukan Meski dengan semangat api yang menyala Belum
Budak Urban Gegap gembita menyambut peradaban Layaknya kehidupan dengan keabadian Benderang menyelimuti kelam Bagai atma ditabur kenikmatan Budak urban Memenuhi persimpangan, lorong-lorong, tepian kota
Menapaki Cerita Tak dapat lagi, Karena kita akan segera berpaling Dalam masing – masing ketidakberdayaan Dalam lautan kasih yang senantiasa menggema Dari cerita yang saling
Seribu Rayuan Aku bukan tak memiliki jawaban, Sayang Aku bahkan memiliki seribu rayuan melenakan Aku hanya mengikatnya erat, berusaha menahan Jadi jangan terlalu keras mengusahakan
Hasrat yang Berkabung Ke mana hilangnya tekad? Padahal pemujaan rutin dilakukan Doa adalah pengantar, keteguhan terkuat Melangkah ragu, keniscayaan binasa Izin dulu, siapa yang berkuasa?






