Kisah Tanah Urban dan Kepahitannya

LPM Pabelan

Budak Urban

Gegap gembita menyambut peradaban

Layaknya kehidupan dengan keabadian

Benderang menyelimuti kelam

Bagai atma ditabur kenikmatan

 

Budak urban

Memenuhi persimpangan, lorong-lorong, tepian kota

Bersolek keranjingan menjual diri

“Demi hidup yang sentosa dan sejahtera,” katanya

 

Budak lacur

Bergandeng dengan para pesakitan

Wangi tanah, wangi kenistaan, wangi jahanam

Menyatu dalam melodi kematian

 

Uang dengan semerbak kekuasaan

Dijilati penjilat takkan luntur nan busuk

Berkubang di kubangan babi

Diperebutkan hingga mati tanpa harga diri

 

Gramatik politik

Fanatik dramatik

Saling tuduh saling tuding melirik

Beradu ludah bercampur lidah berakrobatik

 

Berdiri sendiri independensi

Bermuka serigala berjubah agamawi

Pecandu mengaku anti duniawi

Alergi-alegori amalgamasi ereksi

 

Sandiwara jenuh penuh keluh

Fakta realitas semesta mencipta primata juwita

Sudah cukup berbakti dan berbudi

Ini budak duniawi tak lagi mengerti

 

Legiun Peniru

Rima-rima yang cantik

Menari dalam nada bernoda bengis

Prosa-prosa yang menarik

Menjelma delusi melankolis iblis

 

Ku telah lama memperkosa pustaka

Memperdaya pusaka tak lagi perjaka

Hampir binasa terhimpit duka

Ragaku kini tak lagi berharga

 

Meredam amukan jiwa-jiwa peniru

Kubiarkan legiun setan berjalan

Satu baitku diperebutkan

Dua pusakaku dipertontonkan

 

Kisah hidup teramat indah

Caci maki menjadi saksi sah

Tenggelam dalam resah

Hasrat dengan gundah telah pasrah

 

Aku dan kau

Terkepung ambigu

Terjerat ragu

Laju tuju melayu

 

Hamba pendosa hamba penista

Memaku kaki agar tak ikut hanyut punah

Akan kutahan perih sampai kau kembali pulang

Dalam dekapan bunda yang ada di surga sana

 

Penulis : Bagas Pangestu

Mahasiswa Aktif Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Surakarta

 

Editor : Kholisa Nur Hidayah

Also Read