UMS, Pabelan-Online.com – Rektor UMS, Sofyan Anief mencanangkan program peningkatan jumlah guru besar secara signifikan melalui fasilitas asistensi sebagai pendamping. Selain itu, dalam peningkatan akademik juga diimbangi dengan revitalisasi kurikulum serta peningkatan sarana dan prasarana seperti laboratorium yang berbasis modern, penelitian, dan simposium.
Sekretaris Rektor, Anam Sutopo menyatakan UMS telah menjadi perguruan tinggi Muhammadiyah yang besar, bahkan menjadi perguruan tinggi swasta terbaik di Indonesia. Untuk menghadirkan layanan pendidikan yang berkualitas, UMS melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya.
Hal tersebut membuat UMS menargetkan jumlah guru besar yang signifikan. Jumlah guru besar yang dimiliki UMS saat ini sebanyak 22 orang. Anam mengakui bahwa jumlah tersebut tergolong banyak, karena sangat jarang universitas swasta yang memiliki jumlah guru besar lebih dari 22.
Jumlah tersebut didominasi oleh Fakultas Hukum (FH), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). Meskipun begitu, ada beberapa fakultas yang belum memiliki guru besar, seperti Fakultas Agama Islam (FAI), Fakultas Farmasi (FF), Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK).
“Untuk jumlah prosentase peningkatan, memang kami belum ada. Tetapi progresnya, tiap fakultas memiliki guru besar,” papar Anam, Jumat (25/5/2018).
Dalam hal peningkatan layanan pendidikan yang berkualitas, UMS memberikan voucher senilai Rp 100.000 bagi mahasiswa semester I hingga VII. Penukaran yang biasa dilakukan di UMS Bookstore ini ditujukan untuk peningkatan akademik mahasiswa.
“Semua hal tersebut diarahkan untuk peningkatan akademik. Karena itu prioritas kita dan juga tanggung jawab kami kepada stake holder, termasuk wali mahasiswa” tutur Anam.
Watiah, salah satu mahasiswi Fakultas Hukum, menyatakan bahwa program kerja kenaikan jumlah guru besar tidak masalah, tetapi harus diimbangi dengan kualitas dan kelayakan yang memenuhi prasyarat. Menurutnya, peningkatan akademik tidak harus berkonsentrasi pada banyaknya jumlah guru besar, tetapi lebih ke peningkatan mutu tenaga pendidik.
“Lebih ke pengalaman saja ya, dosen punya banyak metode yang berbeda, terkadang ada yang sampai bikin ngantuk sehingga terkesan monoton, sehingga mahasiswa kurang terpacu,” tegasnya, Jumat (25/5/2018).
Reporter : Lia Lesmawati
Editor : Anisa Cintya Putri