Hacker Retas Situs UGM, Singgung Jual Beli Konten Seksual Mahasiswa

LPM Pabelan

UMS, pabelan-online.com – Sejumlah situs resmi Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali  diretas oleh hacker. Hacker tersebut meninggalkan pesan berupa kalimat pemberitahuan mengenai adanya konten seksual, yang melibatkan mahasiswa Indonesia beserta atribut identitasnya pada salah satu situs resmi UGM.

Dilansir dari detik.com, kali ini situs yang terpantau diretas yakni milik Menara Ilmu Otomasi, Departemen Teknik Elektro dan Informatika, Sekolah Vokasi UGM. Hacker itu menuliskan isu jual beli konten seksual yang melibatkan mahasiswa.

Dalam wawancaranya bersama detik.com, Ova Emilia selaku Rektor UGM mengatakan, jika sudah ada ribuan kali percobaan peretasan yang dialami kampus.

“Ya, dari laporan Direktorat Sistem dan Sumber Daya Informasi (DSSDI), setiap harinya ada ribuan kali percobaan peretasan, ya,” kata Ova, Senin (24/10).

Di samping hal tersebut, Ova juga menegaskan bahwa kampus akan memberikan perlindungan kepada mahasiswa supaya bisa menghindari kejahatan kekerasan seksual di lingkungan kampus.

“Pasti. Karena kami juga sudah mempunyai aturan dalam Surat Keputusan (SK) khusus dan satuan tugas (satgas) juga untuk hal tersebut. Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sudah inplace dan itu diaplikasikan sampai ke level fakultas. Jadi, saya kira itu merupakan concern dari universitas,” tuturnya.

Dilansir dari radarjogja.jawapos.com, Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM, Dina Widyaputri Kariodimedjo mengungkapkan, penyebab adanya peretasan yaitu bobolnya akun dari pengelola web.

Sehingga ada celah keamanan dan menimbulkan beberapa web pada unit kerja UGM ikut terkena dampaknya.

“Kami informasikan bahwa salah satu akun pengelola web mengalami peretasan dan menyebabkan celah keamanan,” katanya, Rabu (26/10).

Saat dihubungi oleh Reporter Pabelan-online.com, Yanita Tianingtias dari Teknologi Survei dan Pemetaan Dasar UGM berpendapat, jika di era sekarang apa saja bisa diretas oleh orang yang sering dikenal dengan istilah hacker.

Peretasan hal seperti itu, menurutnya bisa dilakukan karena ada satu atau dua data bocor, yang kemudian data tersebut dibuat kunci hacking, entah itu melalui akun atau situs web.

“Tentang jual beli konten seksual itu sangat merugikan, ya, terutama untuk korban. Akan tetapi, dari pihak UGM juga sudah pasang badan untuk korban dan memastikan keamanan web dengan diberikan surat peringatan (untuk hacker yang bersangkutan -red). Itu sepertinya sudah cukup untuk bisa memberikan ultimatum ke hacker-nya,” ungkapnya, Sabtu (29/10).

Yanita menambahkan, jika peringatan tersebut tidak digubris oleh hacker, pihaknya akan membawa permasalahan tersebut ke ranah hukum.

Yanita menuturkan, bahwa pihaknya akan melapor ke pihak berwenang, seperti polisi atau badan penyelidik,  agar hacker tersebut mendapatkan sanksi yang sepadan.

“Semoga situs web yang dijalankan oleh badan-badan tertentu yang memuat data para anggotanya dapat diperketat lagi keamanannya, agar kejadian serupa tidak terulang. Serta teruntuk mahasiswa juga sebaiknya menjaga data diri dan identitas diri, tidak disebarkan, baik itu melalui media sosial ataupun orang lain,” harapnya di akhir sesi wawancara.

Reporter         : Shafy Garneta Maheswari

Editor             : Gardena Dika Muharomi

 

 

 

 

Also Read