Solo Menggugat, BEM SR Tuntut Kebijakan Pemerintah

LPM Pabelan

UMS, pabelan-online – Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Solo Raya (SR) melakukan aksi demonstrasi di depan Patung Slamet Riyadi, Surakarta, pada Kamis, 14 April 2022 kemarin. Mereka membawa tiga tuntutan yaitu kenaikan bahan pokok dan bahan bakar, serta pengkajian ulang terhadap undang-undang Ibu Kota Negara (IKN).

Satu minggu terakhir memang sedang maraknya aksi demonstrasi mahasiswa terkait beberapa isu yang  ramai disuarakan, kebanyakan tuntutan yang disuarakan adalah isu tiga periode yang dirasa menyalahi konstitusi. Selain itu, secara umum tuntutan lainnya adalah mengenai kenaikan harga bahan pokok, yaitu minyak goreng serta kenaikan bahan bakar, yang menurut mereka harus dikritisi. Mereka (para mahasiswa –red) juga menuntut pemerintah untuk mengkaji ulang terkait kebijakan tersebut.

Aksi ini dimulai pada pukul 14.40 WIB dengan orasi dari Widi Adi Nugraha selaku Koordinator Lapangan (Korlap) aksi. Ia mengatakan kepada massa bahwa aksi ini adalah aksi damai. Setelah itu, massa aksi mulai bergerak ke titik aksi di depan Patung Jenderal Slamet Riyadi.

Massa bergerak pukul 14.50 WIB dan sampai di titik kumpul sekitar pukul 15.10 WIB. Selama perjalanan, Korlap yang berdiri di mobil komando memimpin massa untuk menyanyikan lagu-lagu dan juga mengobarkan semangat massa aksi dengan yel-yel. Setelah sampai di titik aksi, massa mulai berkumpul di sekeliling mobil komando.

Setelah itu, Korlap mulai mengatur massa dan menjelaskan terkait agenda yang akan dilakukan. Perwakilan masing-masing kampus mulai naik ke mobil komando untuk sekadar berorasi atau berpuisi perihal tuntutan yang diajukan.

Reporter Pabelan-online.com berhasil mewawancarai Widi selaku Korlap dalam aksi tersebut. Ia mengungkapkan jika aksi ini berbeda dengan aksi 11 April yang banyak dilakukan aliansi lain di beberapa daerah. Katanya, aksi ini murni dari tuntutan Aliansi BEM SR. Ia juga menjelaskan bahwa tuntutan tiga periode dihilangkan karena memang dari presiden sendiri telah menetapkan tanggal pemilihan umum (pemilu) serta pembentukan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Adapun target dari aksi ini selain menyuarakan keresahan masyarakat adalah sebagai follow-up media dan memberikan kesan di masyarakat bahwa BEM SR masih hidup dan masih konsisten menyuarakan hak-hak masyarakat. Nantinya, kata Widi, press release dari aksi ini akan disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surakarta.

Widi juga menjelaskan bahwa aksi ini murni datang dari mahasiswa. Karena menurutnya jika aksi gabungan rawan disusupi oleh penyusup dan provokator.

“Karena sesuai konsolidasi kita yang kedua, aksi kita hanya internal. Kalau aksi gabungan dikhawatirkan ada hal-hal yang tidak kita inginkan seperti kaos (kacau balau –red),” ujarnya, Kamis (14/4/2022).

Menanggapi ada beberapa fakultas di UMS yang tidak ikut turun aksi, ia menjelaskan bahwa hal itu adalah karena kurangnya koordinasi. Menurutnya, jika mereka masih belum mau turun berarti mereka terlalu tertutup dan tidak terbuka terhadap aksi tersebut.

Orasi dan pembacaan puisi masih dilakukan sampai pukul 16.40 WIB. Setelah itu Widi mulai membacakan press release dari aksi tersebut kepada massa aksi, lalu massa aksi diarahkan untuk kembali ke titik kumpul. Massa mulai bergerak pada pukul 16.46 WIB dan sampai titik kumpul pada pukul 17.10 WIB. Massa mulai bubar dan mengosongkan titik kumpul.

Secara garis besar, aksi yang bertajuk Solo Menggugat ini tergolong damai, tidak ada tindakan represif dari aparat yang berjaga. Di titik kumpul Widi menjelaskan bahwa tidak menutup kemungkinan akan dilakukan aksi lanjutan jika tuntutan ini tidak dipenuhi.

“Saya meminta solidaritas mahasiswa untuk tetap turun dan menyuarakan keresahan masyarakat atas kebijakan pemerintah,” ujar Widi.

Dian Nugraha, selaku peserta aksi dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengatakan bahwa sudah kewajiban kita sebagai kaum intelektual untuk terus mengkritisi pemerintah dalam kebijakannya.  Harapannya semoga aksi kali ini dapat direspons dan dipenuhi oleh pemerintah.

“Semoga selama aksi ini semua bisa humanis, ya, agar dari pihak pemerintahnya pun proaktif terhadap tuntutan kita yang nantinya bisa positif terhadap apa yang kita tuntut,” harapnya, Kamis (14/4/2022).

Reporter         : Muhammad Iqbal

Editor             : Ashari Thahira

 

Also Read